🍁CHAPTER 21-A🍁

134 8 0
                                    

Ke dua puluh: Bagaimana waktu menelanku dalam diam

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Ke dua puluh: Bagaimana waktu menelanku dalam diam

- Jatuh dan Musim Gugur -

🍁

Sudah kesekian kalinya Ji Eun melihat ke arah kalender yang duduk di atas meja belajarnya. Ini adalah hari itu. Hari dimana tragedi itu dimulai.

“Masih mau melamun disitu?”

Suara Daniel membuyarkan lamunan Ji Eun meski kebingungannya masih belum berakhir. Ia kini sudah memakai seragam dan siap untuk berangkat ke sekolah bersama Daniel, seperti hari itu. Ji Eun melihat ke arah jaket cokelat dengan gambar daun maple miliknya, jaket yang tergantung di dekat pintu. Matanya juga melihat ke arah jaket abu-abu yang dikenakan Daniel. Jaket yang dalam ingatannya akan dilumuri warna merah yang pekat.

“Hei, berhenti menjadi patung dan ayo berangkat.” sekali lagi Daniel menariknya kembali dari lamunan, namun kali ini laki-laki itu melangkah mendekat kemudian meraih jaket cokelat daun maple itu dan melemparkannya ke arah Ji Eun, “Pakai itu. Di luar dingin.”

Ji Eun menatap punggung Daniel yang tengah berjalan keluar. Pikirannya benar-benar dipenuhi oleh ratusan pertanyaan yang membuat kepalanya seperti berputar. Satu hal yang benar-benar ingin ia tahu adalah apakah ini adalah satu-satunya kesempatan yang ia miliki?

Setelah menghela napas, Ji Eun memutuskan untuk melemparkan jaket itu ke atas tempat tidur dan berjalan menyusul Daniel.

“Niel-ah.” Ji Eun menahan langkah Daniel dengan menggenggam lengan laki-laki itu, “Ayo kita bolos. Hari ini saja.”

Mendengar itu, Daniel mengerutkan kening, “Sebenarnya ada apa denganmu hari ini?” tanyanya sesaat sebelum ia menyadari bahwa Ji Eun tak mengenakan jaket disaat angin dingin musim gugur terus bertiup, “Kenapa juga kau tidak memakai jaket? Kulitmu terbuat dari api?”

Ji Eun terdiam sebentar. Ia nampak memikirkan sesuatu hingga akhirnya ia tersenyum lebar, “Kita ke sekolahmu saja. Aku mau ke sekolahmu.”

“Apa?”

Ji Eun masih tersenyum dan menarik lengan Daniel untuk mengikuti langkahnya sementara laki-laki itu benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya sedang Ji Eun coba lakukan. Di tengah ketidaktahuan itu, Daniel menghentikan langkahnya dan melepaskan tangan Ji Eun dari lengannya.

“Katakan padaku, sebenarnya ada apa?” kali ini Daniel bertanya dengan wajah yang serius. Ia mencoba membaca ekspresi wajah Ji Eun, namun jawaban itu masih belum mampu ia temukan. Seolah ada terlalu banyak emosi yang terpancar dari wajah cantik gadis itu.

Kedua sorot mata Ji Eun meredup, kepalanya tertunduk, “Kali ini saja. Apa kau tidak bisa menurutiku hari ini saja? Hm? Kumohon.”

Daniel bisa mendengar suara Ji Eun bergetar. Seperti menahan tangis dan rasa putus asa, gadis itu masih tertunduk seolah mencoba menyembunyikan raut sedih yang alasannya tak bisa diketahui oleh Daniel. Membuat laki-laki itu benar-benar frustrasi.

FALLحيث تعيش القصص. اكتشف الآن