Chapter 50 : Trying To Save

Depuis le début
                                    

Pandangan Leandra tertuju pada luar jendela, Dion menyekapnya di tempat yang terpencil yang jauh dari kota. Melewati perbukitan yang cukup curam dengan jalan yang berkelok-kelok tajam.

Sosok di sebelah Leandra sedang berbicara melalui ponsel, ia yakin yang menjadi lawan bicaranya adalah Dion. Ia sedikit mencuri dengar pembicaran mereka.

Setelah mendapatkan buku nikahnya, ia yakin Dion bisa mempercepat perceraiannya. Bisa Leandra tebak jika setelah ini dirinya akan di paksa menandatangani surat perceraian. Sebelum hal tersebut terjadi, ia harus bisa meloloskan diri dari genggaman Dion.

Leandra akan berusaha mempertahankan pernikahannya, mempertahankan cintanya, mempertahankan harta dan Perusahaan kakeknya. Tentu saja tanpa mempertaruhkan keselamatan seseorang, dalam situasi ini tentu saja sahabatnya.

Orang yang mengemudikan kendaraan yang Leandra tumpangi, berbicara melalu handsfree yang terpasang di telinganya.

"Bos, ada yang mengikuti kita." Pengemudi yang berada di depan melirik spion tengah.

Kini Leandra tau jika orang yang berada di sampingnya adalah Bos mereka. Pantas saja pria ini terlihat lebih bengis dan kejam dari lainnya.

Leandra ikut menoleh ke belakang, mobil yang mereka maksud adalah mobil Elliot. 

"El, kenapa mengikutiku?" Leandra mendesah dalam hati. Seharusnya Elliot tidak mengikutinya sendirian karena para penjahat ini bukan orang yang bisa di anggap remeh. Ia takut Elliot kenapa-kenapa karena mereka.

"Kenapa pria itu mengikuti kita? Apa kau mengatakan sesuatu tadi?" Desis pria di samping Leandra.

"Mungkin karena aku orang penting untuknya." Leandra menjawabnya dengan santai tanpa menatap lawan bicaranya.

"Bukan waktunya bercanda! Apa yang kau katakan pada suamimu!?" Bentak pria di samping Leandra.

"Kau juga mendengar pembicaraanku dengan suamiku tadi, kenapa masih bertanya!" Ketus Leandra. Walau pria ini terlihat menyeramkan dan nada yang di keluarkan terdengar horor, ia sama sekali tidak takut atau merasa terintimidasi.

Jika saja ia di bolehkan memukul target yang kini berada di sampingnya, ia akan melakukannya sedari tadi. Mulut wanita di sampingnya ini membuatnya naik pitam. Seharusnya suami wanita ini sakit hati karena akan di ceraikan tapi sekarang pria itu mengikuti mereka.

"Andai saja orang yang membayarku tidak melarangku menyentuhmu. Sudah aku tiduri kau dari kemarin, setelah aku puas akan kusuruh anak buahku menggilirmu." Pria itu menakut-nakuti Leandra.

Leandra sedikit tercengang mendengarnya tapi secepat mungkin ia menguasai dirinya. Ia tahu jika pria ini hanya ingin menghancurkan mental dan keberaniannya.

"Teruslah berandai-andai!" Leandra menjawabnya dengan ketus. Merasa takut hanya akan membuat pria di sampingnya merasa senang dan menang.

Pria tersebut cukup kagum dengan keberanian wanita di sampingnya, karena biasanya wanita yang berada di posisi ini hanya bisa menangis dan memohon.

"Suruh mereka membereskan mobil yang mengikuti kita." Pria itu memberi perintah pada anak buahnya yang berada di depannya.

"Baik, Bos."

"Jika perlu bunuh saja orang itu." Pria itu melirik Leandra ketika mengucapkannya.

Seketika Leandra bereaksi, "Apa kalian gila?!" Tentu Leandra tercengang, perkataan bunuh-membunuh begitu mudah di ucapakan oleh pria di sampingnya. Seolah tidak takut dosa apalagi takut pada hukum.

Leandra berharap, Elliot bisa melawan mereka dan segera menyelamatkannya.

"Tambah lagi kecepatan kita." Perintah pria itu pada anak buahnya yang tidak menghiraukan perkataan Leandra.

Elliot berdecak karena mobil di depannya tiba-tiba mengerem, otomatis mobil yang ia kendarai terhenti karena menabrak mobil mereka. Ia keluar dari mobilnya, ternyata keberadaannya sudah di sadari oleh mereka, terbukti perbuatan mereka yang  kini sedang menghadang mobilnya.

Tiga orang pria mendekat ke arah Elliot, sepertinya ia harus melawan mereka jika ingin melanjutkan perjalanan untuk menyelamatkan istrinya.

"Putar arah sekarang!" Salah satu dari tiga orang tersebut bersuara, menyuruh Elliot untuk tidak mengikuti mereka.

"Jika tidak?" Perkataan Elliot seakan menantang mereka.

"Maka kami akan melenyapkanmu!" Sahut salah satu dari mereka.

"Kalau begitu cobalah." Elliot akan mencoba melawan mereka, ia menggulung kemejanya hingga ke siku dengan mata menatap ketiganya secara bergantian.

Satu orang maju terlebih dahulu menyerang Elliot. Dengan gerakan gesit dan lincah, Elliot menendang dan memberikan pukulan ke arah pria itu, pria itu terhuyung mundur sambil memegangi bagian tubuh yang terkena serangan Elliot.

Dua pria sisanya maju menyerang Elliot dengan gerakan brutal tidak terarah. yang ada di pikiran mereka saat ini bagaimana caranya melumpuhkan Elliot secepatnya. Hal itu memudahkan Elliot untuk menghadapi dua pria yang kehilangan kendali tersebut.

Elliot terlihat lincah ketika menangkis serangan lawannya. Ia melompat kemudian melakukan serangan balik dengan membagi pukulan serta tendangan ke tubuh lawannya yang tentunya dengan ketepatan dan keahlian yang ia kuasai.

Elliot cukup menguasai ilmu bela diri, apalagi kekuatan mereka berada jauh di bawahnya. "Hanya segini kemampuan kalian?" Cemooh Elliot sembari membagi pandangannya ke tiga pria yang sekarang terlihat kelelahan dan kesakitan.

Ketiganya merangsek maju menerjang Elliot. Satu orang melawan tiga orang sekaligus, bahkan salah satu di antaranya membawa pisau lipat. Elliot sebisa mungkin menghalau pisau tersebut supaya tidak melukai tubuhnya.

Setelah beradu kekuatan beberapa puluh menit akhirnya Elliot menumbangkan mereka. Ia menatap ketiganya yang sedang tidak sadarkan diri. Elliot sendiri mendapatkan beberapa luka goresan akibat pisau yang di gunakan lawannya saat perkelahian.

Elliot kembali masuk ke dalam mobil, melanjutkan perjalanannya untuk menyelamatkan Leandra. Tidak lupa Elliot memberitahukan keberadaannya pada Ken, untuk membantu mendapatkan posisi orang yang menculik Leandra. Walau di yakini ia sudah tertinggal jauh dari mobil yang membawa Leandra, ia akan tetap berusaha menemukan keberadaan Leandra.

Terus ikuti kelanjutan cerita "It's My Destiny"

Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri, biar penulis makin encer mikirnya jangan lupa berikan dukungannya. Kalau malas coment, vote saja cukup.

Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya 😚

Terima kasih. Sehat dan bahagia selalu untuk kalian.... 😉

It's My DestinyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant