33 : Realita vs Mimpi

Start from the beginning
                                    

Singkatnya Nita telah menghabiskan makannya. Sedikit berbincang dengan Sivia.

"Aunty, tadi Mas telpon Via, katanya minta do'a aunty, In Syaa Allah Mas mau naik pangkat" ujar Sivia.

(Sultan juga TNI)

"Pasti aunty do'akan Via"

Tiba-tiba memori Nita memutar Sivia, Sultan, Nathalla, dan Afiar yang tengah bermain kejar-kejaran di halaman rumah Nita yang rindang.

"Adek kayanya dulu masih kecil, masih main sama kamu, Sultan dan Abang, Abang juga kayanya baru kemaren lulus SMP, kok udah pulang aja" ujar Nita tiba-tiba.

"Ty...."

"Aunty ikhlas Via, tapi se-ikhlas-ikhlasnya aunty dengan semua yang sudah terjadi, apa nggak boleh aunty inget tawa mereka dulu?"

"Aunty.... Nathalla pasti bahagia kalau tau aunty stop kerja buat Nathalla"

"Ty... Jangan lupa minum obat ya ty... Nanti dokter Zhafi bakal dateng buat terapi aunty" sambung Sivia.

"Iya Vi... Nanti kamu balik aja jam 11"

For your information, setelah Nathalla KOMA, Nita mengalami stres berat sampe harus terapi ke psikiater. Dan psikiater itu namanya Zhafi.

Singkatnya pukul 11 tiba.

"Via... Sudah sana kamu pulang... Bunda mau ke Aceh kan? Di bantuin packing dulu gih... Aunty nitip pesen sama Bunda, maaf nggak bisa bantu packing... Jagain Nathalla" ujar Nita.

"Iya nty, Via pulang sekarang... Aunty baik-baik ya.. Nanti makannya ke kantin ya ty, atau nanti Via telfonin mbok... Bentar lagi Dokter Zhafi datang" pamit Sivia seraya mencium punggung tangan Nita.

"Gampang itu mah Vi, kamu hati-hati jangan ngebut" peringat Nita pada Sivia yang sudah keluar dari ruangan Nathalla.

Tak lama kemudian Dokter Zhafi datang.

"Assalamu'alaikum Bu Nita" salam Dokter Zhafi.

"Wa'alaikumsalam" jawab Nita yang belum melepas fokusnya pada Nathalla.

Nita menoleh ke arah Dokter Zhafi.

"MasyaAllah Dokter, tambah cantik sajaa" puji Nita.

"Ah Bu Nita bisa saja"

"Memang betul Dok" seru Nita.

Dokter Zhafi terkekeh. "Kita mulai ya Bu" Nita mengangguk.

🚫di sini aku bikin pemeriksaan sesuai khayalanku saja, mungkin kalau ada kurang (seperti pemeriksaan pada umumnya) aku minta maaf karna ini murni khayalanku terimakasih🚫

"Apa yang Ibu Nita rasakan setelah terapi kemarin? Semakin baik atau ada hal-hal yang membuat keadaan mental Ibu terpuruk?" tanya Dokter Zhafi.

"Masih sama seperti yang sebelumnya Dok, terkadang rasanya sedih dan putus asa" jawab Nita.

Dokter Zhafi mengusap-usap pundak Nita. "Ibu, ibu orang hebat bisa lalui ini semua, Ibu bisa lawan itu! Obat berfungsi hanya untuk meredakan ya Bu, bukan sebagai pertolongan mental yang utama, jadi kesimpulannya Ibu harus bangun mental dan mineside ibu sendiri"

Nita tersenyum. "Saya akan terus berusaha mencapai mental yang sehat dok".

1 jam berlalu, terapi itu pun telah usai, rasa kantuk mendatangi Nita yang baru saja selesai terapi.

Ia tertidur di sofa dengan tangan kanan yang masih tergantung tasbih.

_____________________

KOMA [ON GOING]Where stories live. Discover now