Chapter 32 : End Of Debate

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Kau bisa memegang perkataanku, Lea." Jawab Elliot penuh keseriusan.

"Aku akan memaafkanmu tapi aku memiliki syarat." Ucap Leandra kemudian, tentu saja hanya membual karena sedari awal ia telah memaafkan Elliot.

Elliot menegakkan punggungnya, ia berharap syarat Leandra tidak aneh-aneh. "Apa?" Elliot bertanya pada Leandra tentang syarat tersebut.

Leandra lantas menceritakan kejadian yang menimpa Nora serta ancaman dari Dion secara terperinci. Elliot pun mendengarkannya seksama.

"Jadi syaratnya hanya meminta bantuanku menjaga temanmu? Dan mencari bukti tentang penabrakan temanmu itu?" Elliot mengulang kembali apa yang Leandra sampaikan.

Leandra mengangguk untuk mengiyakan.

Dalam hati Elliot tertawa, ia pikir Leandra meminta syarat yang akan memberatkannya seperti tidak ingin bertegur sapa dengannya selama beberapa hari atau yang lainnya. Jika hanya syarat tersebut, Elliot tentu akan melakukannya dengan sukarela tanpa Leandra memohon.

"Akan aku lakukan." Elliot akan mewujudkan syarat kecil tersebut.

Senyum Leandra mengembang, "Terima kasih." Ia senang Elliot mau membantunya.

"Lea, kedepannya jangan bertindak impulsif seperti itu lagi. Jangan pernah datang jika Dion yang memintanya." Peringat Elliot pada Leandra, ia tidak ingin karena kegegabahan Leandra membuat Leandra lengah dan membuat Dion semakin bertindak nekat.

"Aku kesana untuk menegaskan pada Dion, supaya Dion tidak mengancamku atau melakukan perbuatan yang membuat orang lain terkena imbasnya." Cicit Leandra menjelaskannya pada Elliot.

"Ini yang selalu menggangguku, kau memang pintar dalam akademik dan hal lain kecuali satu, kau tidak pernah berpikir panjang dan terlalu menggampangkan sesuatu." Elliot memberikan pengertian pada Leandra.

"Segala sesuatu yang menurutmu tidak mungkin serta jauh dari pemikiranmu, akan menjadi sebuah kemungkinan jika kau tidak berpikir panjang sebelum bertindak." Elliot melanjutkan perkataannya.

Elliot menatap lekat wajah cantik istrinya, "Bagaimana jika Dion menculikmu? Atau melakukan hal lain padamu? Sekali pun itu di tempat umum, jika orang itu sudah nekat maka tidak menutup kemungkinan orang itu akan melakukan segala cara demi memuluskan rencananya." Elliot terus memberikan serentetan nasehat pada Leandra.

Leandra mengangguk, mengiyakan semua nasehat yang di berikan oleh Elliot. "Iya, aku salah. Lain kali tidak akan aku ulangi." Jawabnya kemudian.

"Jika ada masalah ceritakan padaku, minta saran padaku. Sebagai suamimu, kau adalah tanggung jawabku. Masalahmu masalahku juga. Mengerti Lea?" Tidak bosan Elliot menekankan posisinya pada Leandra.

"Aku juga berniat memberitahumu setelah kau pulang. Kau, kenapa tidak bilang jika pergi ke pesta itu?" Leandra bertanya dengan mata menyipit, Elliot selalu menyuruhnya meminta ijin jika bepergian tapi Elliot sendiri tidak melakukannya.

"Bukankah pelayan sudah memberitahumu?" Ujar Elliot menanggapi.

"Pelayan hanya bilang kau akan pulang terlambat. Tidak bilang kau pergi ke pesta." Ketus Leandra.

Sudut bibir Elliot tertarik melihat kekesalan Leandra, "Kemarilah, duduk di sampingku."

Leandra tidak menghiraukan, ia justru membuang muka ke arah lain.

"Lea, kau tidak menuruti perin...,"

"Ya, ya. Nanti aku durhaka jika melawan perintah suamiku." Leandra beranjak dari tempatnya sembari menggerutu. Ia lantas duduk di dekat Elliot, "Kenapa?"

Elliot meraih untaian rambut Leandra kemudian memilinnya, ia melakukannya dengan mata terus tertuju pada wajah cantik Leandra.

Leandra melirik Elliot yang sedang memainkan rambut panjangnya, seperti mendapatkan mainan baru, begitulah tanggapan Leandra mendapati tingkah Elliot saat ini.

Elliot berdehem sebelum bertanya perihal lain, "Lea, bagaimana perasaanmu padaku? Apa kau sudah mencintaiku?" Tiba-tiba Elliot ingin mengetahui sebatas mana perasaan Leandra kepadanya.

Leandra terdiam, menggulirkan matanya ke arah lain karena tidak berani menatap Elliot. "Apa aku sudah mencintai Elliot?" Leandra bertanya pada dirinya sendiri.

"Kenapa diam?" Tanya Elliot melihat keterdiaman Leandra.

Leandra menatap lekat wajah Elliot, "Kau sendiri bagaimana, apa kau sudah mencintaiku?"

"Aku akan menjawabnya setelah kau menjawabnya terlebih dahulu." Tentu saja Elliot tidak mengaku jika ia mencintai Leandra sejak dulu.

Cinta? Leandra masih ingin menggali perasaannya lebih dalam. Kedekatannya dengan Elliot masih terbilang sebentar. Wajah datar, sorot mata tajam, dan jarang tersenyum, tapi kepribadian Elliot tidak seseram seperti yang terlihat dari luar.

Sejauh Leandra mengenal Elliot, suaminya tidak pernah menyakiti hati apalagi fisiknya. Elliot memang selalu berbicara tegas dan lugas, setiap berkata membuat lawan bicaranya segan tapi tidak sekalipun Elliot membentak atau memarahinya. Tidak perlu berkata manis penuh tipu daya, serta bersikap lembut tapi memiliki niat buruk. Leandra berharap, Elliot akan selalu apa adanya seperti demikian.

"Aku nyaman di dekatmu. Aku juga sudah menganggapmu menjadi orang terdekatku." Ucap Leandra pada Elliot. "Untung saja kebohonganmu tidak menghilangkan kepercayaanku padamu. Aku sudah memakluminya, aku pun juga bukan orang yang sempurna, aku pernah menjelaskan alasanku menikah denganmu bukan?" Leandra menambahkan perkataannya.

Tangan Elliot terulur mengusap puncak kepala Leandra, "Aku tidak mempermasalahkan alasanmu. Yang terpenting untukku, kau mau serius membina rumah tangga denganku."

"Tentu saja. Walau memiliki suami tukang ancam sepertimu, selalu menyalahgunakan statusmu untuk memaksaku." Sindir Leandra karena Elliot selalu melakukannya, membuat dirinya tidak bisa menolak perintah Elliot.

Seketika Elliot tersenyum, "Aku bersyukur memiliki istri penurut sepertimu." Jujur Elliot, suami mana yang tidak beruntung memiliki istri yang menghargai suaminya dan selalu mematuhi perintah suaminya. "Kedepannya jangan pernah berubah." Gumaman Elliot begitu penuh harap.

Senyum Elliot menular pada Leandra, "Sudah menjadi kewajibanku untuk menurutimu, selama perintahmu adalah kebaikan untukku."

Walau Leandra belum mencintainya, Elliot memaklumi hal itu karena pernikahannya dengan Leandra belum genap satu bulan. Ia akan bersabar menunggu saat dimana Leandra meletakkan seluruh hati dan jiwa raga untuknya, mencintainya dengan tulus tanpa paksaan sedikitpun.

Tanpa disadari Leandra, ia telah terbiasa dengan sentuhan-sentuhan kecil yang Elliot berikan. Tubuhnya sudah memberikan respon baik, tidak menunjukkan kegugupan seperti biasanya.

Terus ikuti kelanjutan cerita "It's My Destiny"

Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri, biar penulis makin encer mikirnya jangan lupa berikan dukungannya. Kalau malas coment, vote saja cukup.

Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit bukan??? jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya....

Terima kasih. Sehat dan bahagia selalu untuk kalian.... 😉

It's My DestinyNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ