"Nay, pergi...."

"Tapi lo luka Gra...!"

Seperti tak punya insting untuk melindungi diri sendiri, Naya kembali melangkah. Kini jaraknya hanya setengah meter dengan Raya dan Algra.

"NAYANIKA, GUE BILANG PERGI, YA PERGI!!!" pekik Algra saat lengannya terasa tak mampu lagi menahan Raya yang semakin kuat meronta.

Disaat-saat begini, Algra hanya berharap satu, Naya harus pergi menjauh agar tidak menjadi sasaran Raya. Selain itu, ia juga berharap ada perawat ataupun orang lain yang sesegera mungkin menyuntikkan obat penenang pada kakaknya itu.

"NAYANIKA ZAQUEENA DYA!" teriak Algra sekali lagi ketika Raya berhasil lepas dari tahanannya. Untuk kali ini ia bisa bernapas lega karena Naya mau menurut apa yang ia katakan.

Sambil menahan sakit, Algra kembali menahan Raya agar tidak menjangkau Naya yang sedang berlari.

"Kak, cukup kak...."

"Dia sudah buat kamu luka, Al! Kakak nggak akan biarin dia selamat!"

"Kak?!"

"Dia juga pernah ngaku-ngaku kalau kamu punyanya dia, Al!" ucap Raya mengingat pertemuannya dengan Naya di kamar bawah waktu itu.

Algra menggeleng tak mampu menjawab apa yang dilontarkan kakaknya.

"Kamu itu punya kakak kan Al?"

"Gadis tadi bukan siapa-siapanya kamu kan?"

"Dia cuma ngaku-ngaku, iya kan Al?"

Lontaran kata-kata dari Raya semakin membuat kepalanya berputar. Akibat darah yang cukup banyak keluar, ia merasa pening. Dimensinya seperti sedang gempa bumi, pijakan kakinya yang tak mampu menyeimbangkan tubuh membuatnya oleng dan akhirnya jatuh terduduk di lantai.

"Al, Al...."

Bertepatan dengan itu, untungnya beberapa perawat datang atas pemberitahuan Naya. Perawat itu langsung menyuntikkan obat penenang ketika Raya hendak menyerang Naya yang kembali datang. Akhirnya efek obat penenang bekerja, perawat segera membawanya ke kamar.

"Algra, kita harus ke rumah sakit." Ketika semuanya terkondisi, Naya mendekat ke Algra dan berlutut didepannya.

"Nggak perlu Nay, ini cuma luka kecil kok," respon Algra. Masih bisa dia memberi senyum saat jelas-jelas sedang kesakitan begitu.

"Lukanya parah, lo harus ke rumah sakit." Naya mulai panik, ia celingukan mencari pertolongan. Sayangnya tidak ada orang di sana, dua perawat yang tadi sedang sibuk mengurusi Raya. Untuk menjangkau keberadaan orang pun cukup jauh jaraknya. 

"TOLONG."

"TOLONGIN SUAMI SAYA!"

"SIAPAPUN TOLONG!"

Dari posisinya, Algra tertawa kecil. "Nay nggak usah teriak-teriak lagi, disebelah lo ada telepon kantor."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ALGRAFIWhere stories live. Discover now