bagian 20.

339 53 27
                                    

Gaeun tidak bisa menghentikan rotasi matanya saat menerima pesan dari mantan suaminya itu yang meminta untuk bertemu. Bagaimana pun mereka sudah berpisah, meski belum 1 bulan berlalu, tetapi justru di sana seharusnya mereka tidak lagi saling bertemu di luar konteks mengurus Hoon saja.

Namun Kyuhyun memaksanya datang, dan wajah lelaki itu tidak dalam kondisi tenang. Jelas tercetak amarah di alisnya yang menukik di dekat batang hidung. Gaeun jelas masih ingat begitu tindak-tanduk mantan suaminya ini.

"Kenapa memintaku kemari? Ada masalah dengan Hoon?"

"Ini bukan masalah Hoon, ini masalah kita."

Gaeun tidak paham.

Kyuhyun memejamkan mata, menahan emosi yang hampir meledak dari kepalanya. "Kau selingkuh dengan suami orang?"

Tanpa tedeng-aling Kyuhyun menusuknya lewat satu kalimat. Gaeun berdecak kagum.

"Kau masih mengurus soal itu?"

"Jawab aku, Yu Gaeun!"

Gaeun mendengus. "Iya, aku mencintai suami orang. Kenapa? Dimana letak kesalahanku?"

Kyuhyun memandang tak percaya. "Kau tahu betul letak kesalahanmu, Gaeun. Kenapa kau lakukan ini?"

"Kyuhyun, hubungan kita sudah berakhir. Kau tahu hal ini tidak akan mengubah apa pun. Aku tidak akan kembali padamu."

"Bukan soal itu, Gaeun."

"Lalu, apa? Apa yang mau kau katakan?"

Kyuhyun merasa kepalanya berdenyut sakit. Sejak dia tahu kalau suami Juhyun adalah lelaki yang sama, yang dia pergoki mencium istrinya di Sungai Han, Kyuhyun sudah hampir kehilangan akal. Entah perasaan apa yang kini membelot hatinya.

"Aku tegaskan padamu, Kyu. Masalahku, biar aku yang urus. Kau urus saja masalahmu sendiri. Kita sudah berakhir."

Kyuhyun tatap kepergian Gaeun yang menjauhinya, ada sumpah serapah pelan di sana. Dada Kyuhyun panas setiap ingat bagaimana Juhyun di atas ranjang, bertatapan dengan lelaki brengsek itu. Mereka ternyata suami istri.

Dan Kyuhyun tidak bisa terima kenyataan ini.

[{}]

Juhyun tidak bisa terima begitu saja ucapan suaminya, datang hanya untuk menceramahinya, tidak, itu bukan sekadar ceramah. Itu sudah terasa seperti penentuan yang hakim katakan di pengadilan. Suara Junghwan terngiang di telinganya, meski tidak sekeras saat di rumah, tapi di ranjang rumah sakit ini, Juhyun bisa lihat ketegasannya di sana.

"Aku tidak akan mundur."

Junghwan membelak, terkejut. "Kau—bilang apa barusan? Seo Juhyun, kau tidak tahu kondisimu saat ini?"

"Dokter bilang aku hanya perlu minum air, vitamin, dan menjaga makananku saja. Dokter tidak memintaku untuk menghentikan pekerjaanku."

"Tapi, kau harus istirahat."

Juhyun meremas selimut di dadanya, kepalanya kembali berdenyut, padahal demamnya sudah turun, dan kantung infus tersisa seperempat lagi. Tubuhnya sudah lebih baik, namun sejak kedatangan suaminya, semua berubah.

"Kau ingin aku istirahat atau aku berhenti berkarir?"

"Sejak awal kau memang sudah berhenti berkarir, Juhyun, kenapa harus memulai lagi?"

Juhyun lirik bagian IGD tempatnya menginap beberapa jam tadi, ramai dan penuh orang. Dia segera bangun dan mencabut selang infusnya. Junghwan terkejut.

Janji Suci - ENDWhere stories live. Discover now