bagian 12.

200 41 17
                                    

Telah lahir anak sulung keluarga Lee.

"Wah, pasti anaknya akan setampan ayahnya."

"Dia akan secerdas ibunya."

"Enaknya terlahir dari keluarga yang kaya, dia tidak perlu berpikir harus makan apa esok hari. Hidupnya sudah pasti terjamin."

"Bahkan ayahnya sudah membuat tabungan untuk kuliah dan pernikahannya, benar-benar orang kaya raya."

"Mereka konglomerat."

Sejak kecil hidup Junghwan memang sudah bergelimang harta. Bahkan Ibunya yang masa itu harus merasakan sakitnya operasi hingga mengalami masa kritis, berhasil diselamatkan setelah Ayahnya mengeluarkan semua uang untuk menyembuhkan istrinya. Dokter dari Jepang diterbangkan malam itu juga demi membantu penyembuhan istrinya pasca operasi hingga kritis. Dirinya yang masuk NICU bahkan mendapatkan banyak perawatan mewah, ditatap dengan banyak mata agar dirinya tidak terluka.

Terus berlanjut hingga dia menjadi dewasa. Junghwan bukan tidak pernah merasakan yang namanya berusaha, tentu saja dia berusaha. Sekaya apa pun dia, nilainya di sekolah tidak bisa dibuat-buat karena Ayahnya kenal dengan pemilik yayasan. Dia harus berjuang setidaknya dalam berbagai lomba agar saat Ayah dan Ibunya mengenalkan dia pada keluarga besar, dia tidak akan malu.

Sebab dirinya adalah

"Anak sulung keluarga Lee."

Dia anak pertama dari Lee Sungho sekaligus cucu pertama di keluarga ini. Dialah yang menjadi pilar, contoh untuk adik, hingga sepupunya. Beban yang dia tanggung memang berbeda.

Dia tidak menanggung beban dalam bekerja, mencari uang, mendapatkan penghargaan. Justru dia menanggung beban membawa nama besar keluarganya. Marga Lee yang dia sandang seakan bumerang baginya di depan mata. Dia tak bisa bergerak bebas untuk menentukan apa yang dia suka dan mau. Semua diatur dalam jadwal harian yang dibuat Mirae, ibu kandungnya.

Dulu dia pernah menangis karena tidak mau ikut les piano dan hanya mau bermain dengan temannya karena itu musim panas. Tetapi Mirae akan menatapnya dengan tajam dan dingin.

"Kau adalah anak sulung keluarga Lee. Kiblat bagi adik-adikmu. Bagaimana mereka akan membuat bangga kalau kakaknya tidak bisa melakukan hal serupa? Itu hanya akan buat malu saja."

Maka, Junghwan bersusah payah mendapatkan semua pengakuan jika dia berhasil menaklukan kehidupan. Dari mulai menjadi peringkat kelas, sekolah. Mampu membawa pulang medali emas sebagai catatan baik untuk dipamerkan. Bertubuh tegap dan tampan, pandai main alat musik dan memanah.

Dia nyaris sempurna.

Mungkin.

Kalau saja, Junghwan tidak bertemu wanita itu. Di tempat yang tak terduga dalam situasi yang paling tidak dia sangka.

Dia akan jatuh cinta untuk yang kedua kali dengan seorang wanita yang sudah bersuami. Yu Gaeun, dia nyaris begitu indah. Aromanya manis dan punya intrik mistik dari pandangannya. Dia bukan orang yang mudah menyerah, ada ambisi besar yang Junghwan lihat di matanya sewaktu pertemuan pertama. Ditambah, Gaeun sekilas mirip dirinya.

Wanita itu terjebak dalam kehidupan yang tidak sempurna, tidak bahagia. Dirinya pun sama. Sejak dulu, Junghwan hanya menurut dan ikut semua perintah orang tuanya. Bahkan saat orang-orang bergunjing  jika pernikahannya akan membawa petaka, dia perlahan percaya.

Junghwan tidak pernah membuat suatu keputusan sendiri. Well, pernah sekali. Saat menikahi Seo Juhyun, keputusan itu Junghwan ambil tanpa persetujuan dari Ayah dan Ibunya. Meski dia mencintai Juhyun, tetapi belakangan semua berubah.

Janji Suci - ENDWhere stories live. Discover now