bagian 5.

253 45 8
                                    

Juhyun sebenarnya punya kebiasaan bangun siang, semasa masih sekolah, hingga saat kuliah semua berubah. Kuliah fashion design membuatnya lebih sering terjaga, dibanding bertemu kasur yang empuk. Itu karena tugas kuliah yang tidak kenal waktu, belum lagi ujian prakteknya yang membuat kepala berdenyut. Terlebih ketika akhirnya terjun ke dunia kerja, dimana pesanan baju, belum lagi memasang target penjualan, kian handal Juhyun untuk bergadang.

Hingga membuatnya terkena insomnia, yang berlanjut terus hingga kini dia menikah dengan Lee Junghwan 8 tahun yang lalu. Itulah yang membuat perang pertama antara dirinya dengan Han Mirae, sang ibu mertua. Kebiasaanya tidur pagi buta, dan bangun terkadang setelah sang suami, membuat dirinya mendapatkan cukup tatapan tajam dari Mirae.

Mungkin, Mirae ingin jika seorang wanita lebih siap bangun pagi, menyiapkan sarapan untuk sang suami, dan memberikan ciuman sebelum pergi bekerja. Nyatanya, Juhyun perlu waktu untuk bisa melakukan kegiatan itu semua. Tidak ada yang serba instan. Well, bagi pemikiran Mirae mungkin berbeda.

Seorang wanita harus jadi istri yang sempurna.

Pagi ini, mendadak dia dapat inspeksi darurat. Mirae datang berkunjung entah karena apa, membuatnya gelagapan. Mandi secepat yang dia bisa, memakai pakaian paling mewah bahkan di pagi pukul 8, juga merias wajah setidaknya jangan terlihat pucat dan bangun tidur. Junghwan sendiri sudah lebih dulu berolahraga pagi dengan lari atau gym di ruang olahraga.

Dan Juhyun dibuat sibuk di dapur membantu para pelayan menyiapkan sarapan agar si cabai Cheongyang tidak meletus dan biji cabainya ke mana-mana. Itu lelucon antar pelayan yang Juhyun dengar.

Tepat ketika pukul setengah 9 pagi, seseorang masuk ke rumah dalam kondisi sudah begitu rapi dan nampak terlihat ingin berkunjung ke suatu acara formal yang dibuat oleh Blue House. Mirae memakai rok span selutut warna pink fuschia, dan sebuah baju lengan panjang v neck warna hitam yang cukup ketat. Meski usianya sudah menuju 55 tahun, tapi Juhyun akui wajah Mirae masih nampak cantik. Tak heran Ayah mertuanya menyukai wanit itu.

Mirae berjalan dengan pongkah diikuti Juhyun di belakang.

"Ibu tumben sepagi ini main kemari. Ada apa?"

"Tidak ada. Ibu mau menemani Soo Ji melihat gaun untuk acara makan malam sekaligus pertunangan mereka. Jadi sekalian mampir kemari."

Juhyun mengangguk khidmat saja. Sepatu heels hitam berbentur lantai marmer yang indah, ketika dia memilih belok ke arah dapur yang menyatu dengan ruang makan, hanya disekat sebuah papan indah berlatarnya ukiran pohon sakura.

"Sarapan apa pagi ini?"

"Omelet isi ham, sup jagung, dan jus jeruk, Ibu," jawab Juhyun cepat.

Mirae mengangguk-angguk, matanya tajam bagai hiena melihat para pelayan berkumpul rapi di sana, lalu menatap ke arah atas meja makan. Makanan sederhana itu cukup menarik mata, kembali Juhyun lihat ada anggukkan di sana. Tandanya berhasil.

"Dimana Junghwan? Ibu mau bertemu."

"Sedang lari pagi, Bu."

"Oh? Kalau begitu siapkan susu juga."

Juhyun mengejar Mirae yang berjalan menuju dapur. "Tapi Junghwan tidak bisa menerima susu kalau pagi, Bu."

"Itu kalau susu sapi biasa, berikan susu yang fresh dari peternakan. Ibu pernah kirim alamatnya, bukan?"

"Iya," jawabnya ragu.

Mirae mengangkat alis kirinya. "Kau tidak pernah menghubunginya? Juhyun, Junghwan itu sangat suka susu sapi. Harusnya rumah ini menyiapkan susu untuknya, dia itu bekerja keras di kantor, dan butuh asupan yang cukup juga sehat."

Janji Suci - ENDWhere stories live. Discover now