choose one

1.3K 218 33
                                    

Hari ini Jeno dan Yeji bertemu kembali untuk menghabiskan waktu bersama dan membeli pakaian pernikahan mereka nanti. Kini mereka dalam satu mobil yang sama, duduk di tengah bersandingan.

Rencana mereka pertama adalah pergi ke beberapa butik untuk melihat-lihat gaun dan jas yang akan dipakai sepasang calon pengantin ini nantinya.

Telah sampai di butik pertama yang mereka kunjungi, mereka berjalan masuk bersama ke dalam butik tersebut. Yeji yang melihat gaun-gaun yang di pajang langsung terpana, rasa bahagia dan terharu tiba-tiba muncul di dirinya. Secepat ini kah Yeji akan menikah?

"Woah, sangat cantik sekali..." Gumamnya.

Sangking terpana melihat gaun-gaun itu ia tidak mendengar dan tidak tahu jika Jeno memanggilnya. Yeji langsung saja berlari kecil sambil menyengir. Mereka berdua sudah sampai di depan pelayan butik yang akan membantu mereka memilih gaun dan jas.

"Selamat datang. Ada yang bisa kami bantu?"

"Kita akan melaksanakan pernikahan beberapa hari lagi, adakah gaun yang cocok untuk calon istriku yang cantik ini?" ucap Jeno sambil menunjuk Yeji di sampingnya. Dan Yeji sedikit tersipu mendengar perkataan Jeno.

Pelayan tadi melihat Yeji dari bawah sampai atas. Dalam hati, pelayan itu membenarkan perkataan Jeno, Yeji memang sangat cantik!

"Nona ingin gaun seperti apa?" tanya pelayan itu pada Yeji.

Yeji menggaruk kepalanya, "bisakah aku melihat beberapa rekomendasi gaun?"

"Mari sini."

Mereka berdua dibawa ke sisi lain. Pelayan tersebut membuka tirai yang menampilkan beberapa gaun yang sangat mengagumkan berjejer di etalase yang begitu besar.

Pelayan itu menunjuk salah satu gaun yang ada disana. "Ini gaun cocok untuk Nona yang cantik dan tinggi. Yang mengkilap pada bagian lengan ini adalah serbuk berlian asli."

Pelayan menunjukkan gaun di sebelahnya lagi, "gaun ini juga cocok untuk Nona, postur tubuh Anda akan terlihat, ini tidak menyesakkan karena dibuat dengan bahan yang ringan."

Dan pelayan tadi terus menjelaskan beberapa gaun yang lain.

Kadang mereka berdua tidak mendengarnya karena mereka sedang berbisik-bisik tentang ini juga.

"Jadi, gaun seperti apa yang Anda inginkan? Memiliki lengan atau tidak? Mungkin calon suaminya juga bisa memilihkan."

"Kau mau yang mana?" tanya Yeji sedikit pelan pada Jeno, karena entah kenapa ia sedikit malu-malu disini.

"Ini untuk pesta pernikahan di siang hari kan?" Yeji pun mengangguk.

"Pilih yang nyaman dipakai karena kita mungkin akan berjalan-jalan," ucap Jeno.

Pelayan menunjukkan etalase raksasa di sebelahnya dan gaun disitu terlihat lebih simpel.

"Terlihat lebih nyaman dan tidak terlalu besar disini, Tuan Nona," ucap pelayan lain yang membantu pelayan tadi.

Yeji juga setuju dengan perkataan Jeno tadi. Dia langsung tertuju pada gaun yang memiliki bentuk pita di bagian tubuh depan atas.

Melihat arah pandang Yeji pelayan pun berkata, "gaun ini baru dirancang beberapa bulan yang lalu, bahannya ringan dan lembut, dan lekuk tubuh Anda akan terlihat."

"Boleh kah aku mencobanya?" tanya Yeji.

"Tentu boleh."

Yeji digiring menuju ruang ganti baju dengan beberapa pelayan yang membawa gaun pilihan Yeji tadi. Sedangkan Jeno duduk di salah satu kursi dan menunggu Yeji mengganti baju. Jeno juga berbincang tentang bajunya nanti dengan pelayan lainnya.

WE GOT MARRIED || YEJENOWhere stories live. Discover now