welcome to the new home

953 154 23
                                    

Pagi hari mereka sudah pergi meninggalkan villa menuju rumah baru mereka. Karena jarak villa dan rumah baru mereka cukup jauh, mereka melanjutkan tidur sebentar di mobil. Pasti mereka juga masih lelah karena acara seharian kemarin.

Jeno dan Yeji tampak tenang memejamkan mata mereka masing-masing. Sang supir pun melajukan mobilnya dengan hati-hati agar mereka tetap terlelap kembali mengisi energi mereka.

Hingga 2 jam perjalanan, akhirnya mereka sudah sampai di lokasi. Jeno yang merasakan mobil yang ia tumpangi berhenti akhirnya terbangun.

"Apakah sudah sampai?" tanya Jeno pada sang supir.

Sang supir mengiyakan pertanyaan Jeno.

Lalu dia menoleh ke samping, istrinya masih tertidur.

Dia menjulurkan tangannya menepuk dan mengelus pelan pundak istrinya, Hwang Yeji.

"Yeji, Hwang Yeji... Bangun, kita sudah sampai."

Tak ada pergerakan, Jeno menggoyangkan badan istrinya itu yang belum bangun juga.

"Sayang, bangun.."

"Yeobo.."

Suara lenguhan keluar dari bibir cantik milik Yeji. Matanya mengerjap menetralkan pandangannya.

"Sudah sampai??"

Jeno mengangguk dengan tersenyum lembut dan Yeji membalasnya dengan tersenyum juga. Raut wajah bahagia tampak pada raut wajah mereka di hari pertama setelah pernikahan mereka.

Mereka mengeluarkan koper mereka masing-masing. Dilihatnya rumah baru mereka seakan-akan telah siap menyambut kedatangan pengantin baru itu. Rumah minimalis yang memiliki pekarangan tak begitu luas tapi tetap nampak indah dipandang.

Rumah mereka berada pada pinggiran kota, jadi masih terasa sejuk dan asri dibandingkan di kota.

Mereka membungkukkan badan seraya berterima kasih kepada supir yang telah mengantarkan mereka. Setelahnya, mereka didatangi manajer mereka masing-masing yang membuntuti perjalanan mereka tadi di belakang.

"Sekarang kau harus menjaga istrimu seperti kau menjaga dirimu sendiri. Ingat juga tanggung jawab seorang suami di dalam rumah tangga. Aku harap kau melakukannya dengan baik dan bahagia lah selalu," ucap sang manajer NCT DREAM.

"Terima kasih, hyung."

Kemudian manajer NCT DREAM itupun memeluk Jeno layaknya seorang anak atau mungkin adiknya sendiri.

Sedangkan Yeji membungkukkan badannya pada sang manajer, "terima kasih, manajer-nim, aku akan berusaha menjadi istri yang bisa membimbing suami dengan baik."

Setelah berpamitan, akhirnya mereka berjalan beriringan menuju rumah mereka. Mereka berhenti sejenak menatap keseluruhan bangunan yang akan mereka tempati nantinya.

"Aku menyukainya," gumam Yeji kagum pada rumah yang ada didepannya.

"Aku juga," sahut Jeno.

"Kajja, kita masuk."

Jeno menyeret kopernya sembali merangkul sang istri memasuki pekarangan dan membuka pintu rumah tersebut.

Pandangan pertama mereka tertuju pada ruang tamu dan ruang tengah yang berada di samping agak belakang dari ruang tamu. Sekali lagi mereka terkagum, sangat minimalis dan mereka merasa cocok dengan corak yang natural.

Mereka sama-sama mengitari kedua ruangan tersebut. Terdapat foto pernikahan mereka di rak yang berada di ruang tamu, melihat itu membuat mereka terkekeh dan sedikit tak menyangka dengan apa yang mereka terima. Dalam hati, mereka sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyiapkan ini.

WE GOT MARRIED || YEJENOOnde histórias criam vida. Descubra agora