Chapter 18 : Dazzle

Start from the beginning
                                    

Vivi tidak gentar, "Sekarang kau menyalahkanku gara-gara ambisi konyolmu menginginkan kekayaan Lea?" Sarkas Vivi pada Dion. Dion bercerita padanya jika alasannya menjalin hubungan dengan Lea, tidak lain karena harta semata.

"Ambisi konyol katamu?" Dion mengetatkan rahangnya ketika mengulang perkataan Vivi. Vivi tidak tau apapun tentang persaingan bisnis dan perusahaannya yang hampir pailit, ia cukup geram mendengarnya.

Dion mendorong Vivi, membuat punggung Vivi menghantam mobil lain.

"Akh...," Pekik Vivi akibat perlakuan Dion padanya.

"Jangan pernah berbicara omong kosong! Perhatikan batasanmu ketika berbicara! Jangan pernah mengurusi urusanku!!" Ujar Dion dengan gigi bergemeletuk menahan amarah.

Mobil yang Leandra kemudikan memasuki gerbang kampus. Semua mata berdecak kagum melihat mobil berharga fantastis tersebut. Semua penasaran dengan pengemudinya, mobil sport berwarna coklat matte tersebut baru sekali ini terlihat memasuki kampus mereka.

Leandra membuka pintu, keluar dari mobil dengan penuh percaya diri.

Penghuni kampus yang menunggu sang pengemudi keluar sedari tadi, kini melihat sosok Leandra. Mereka terkejut, terkesima, dan terpesona secara bersamaan.

"Bukankah itu Leandra Llyod?"

"Mana mungkin Lea? Bukankah biasanya dia berpenampilan tomboy?"

"Dia drifter wanita itu kan?"

"Iya itu Lea. Cantik sekali."

"Dion pasti menyesal sudah menyelingkuhi Lea demi Vivi."

"Bagaimana ekspresi Vivi...kemarin menghina Lea di depan banyak orang, sekarang yang di hina justru lebih cantik dari dia."

"Kebanyakan wanita akan berubah menjadi cantik setelah di selingkuhi kekasihnya."

"Kaya, pintar, cantik. Sudah jelas seleranya bukan pria seperti kita-kita."

Penghuni kampus bergosip, membicarakan perubahan penampilan Leandra hari ini.

Setiap langkah kakinya terlihat anggun dan Elegan. Leandra juga terlihat percaya diri, tidak menghiraukan bisikan-bisikan mahasiswa yang kini tengah membicarakannya.

Leandra melambaikan tangan di depan wajah Nora, "Apa kau kesurupan?" Celetuk Leandra karena Nora menatapnya dengan mulut setengah terbuka dan mata melotot.

Mata Nora mengerjap setelah mendengar suara Leandra, "Jadi benar ini kau?" Setelah mendengar suara Leandra, ia yakin bahwa di hadapannya sekarang adalah Leandra.

Leandra mengerutkan kening, "Siapa lagi kalau bukan aku?"

Nora mencengkeram pelan dagu Leandra, memiringkan wajah Leandra ke kanan dan ke kiri. Setelah itu, Nora mengitari tubuh Leandra sambil menatapnya dari atas hingga bawah. "Kenapa kau tidak jadi artis saja." Pekik Nora dengan suara melengkingnya.

"Apa aku terlihat beda sekali?" Leandra bertanya kepada sahabatnya.

"Tentu saja. Lihat mereka semua," Nora menyuruh Leandra untuk melihat ke sekitar. "Tidak hanya aku yang hampir tidak mengenalimu, kau sudah mengguncang seisi kampus ini dengan perubahanmu." Nora berceloteh ria tentang penampilan Leandra hari ini.

"Kau berlebihan." Sahut Leandra menanggapi.

"Seharusnya aku menyuruh Vivi untuk menghinamu sedari dulu, supaya kau merubah penampilanmu." Celetuk Nora karena ia yakin jika kemarin tidak beradu mulut dengan Vivi, Leandra tidak akan berubah cantik seperti sekarang.

"Dasar konyol." Leandra tertawa kecil mendengar ucapan Nora.

Nora mengapit lengan Leandra menuju ruang dosen. Keduanya berjalan sambil berbincang.

Tidak jauh dari keberadaan Leandra dan Nora, Vivi terus menatap Leandra dengan seksama. Antara terkejut, tidak percaya, marah dan tentu saja iri. Vivi merasa harga dirinya di pertaruhkan sekarang, tentu saja ia tidak terima atas perubahan Leandra karena kemarin ia sudah mempermalukan Leandra, sekarang Leandra justru membalas dengan perubahan penampilannya hari ini.

Vivi pikir, ancaman Leandra padanya hanya bualan semata. Setelah ini, kekalahannya pasti akan menjadi buah bibir satu kampus. Vivi melirik Dion, pria itu sekarang sedang menatap Leandra tanpa berkedip. "Jika seperti ini, Dion akan semakin menjauhiku." Vivi bergumam dalam hati.

Tidak hanya kecantikan, Vivi tidak menyangka jika tubuh Leandra seideal ini. Hal sepele seperti kaki saja, kaki Leandra sangat bersih dan mulus tanpa ada setitik luka pun. Vivi kalah dari segi manapun dengan Leandra.

"Dion?" Vivi memanggil Dion untuk mengalihkan perhatian Dion dari Leandra.

"Dion!" Vivi sedikit meninggikan suaranya sambil menyentuh lengan Dion.

Dion melirik tangan Vivi yang sekarang menyentuhnya. Ia menaikkan satu alisnya, "Apa?"

"Kita kembali ke pembahasan kita! Aku ingin hubungan kita kembali seperti biasanya." Vivi menarik atensi Dion dari yang sebelumnya menatap Leandra.

Dion tersenyum remeh, "Hubungan? Hubungan apa yang kau maksud? Apa kita sepasang kekasih? Tidak kan??" Dion menanggapi perkataan Vivi.

Vivi cukup terhenyak mendengar ucapan Dion barusan, "Lalu kau anggap apa hubungan kita selama ini?!"

"Kau yang merayuku, melemparkan tubuhmu secara sukarela. Hubungan kita hanya rekan bersenang-senang selama di ranjang." Setelah mengucapkan hal tersebut, Dion melangkah pergi dari hadapan Vivi untuk menemui Leandra.

Vivi mengejar Dion, "Setelah bersenang-senang denganku, kini kau membuangku begitu saja?" Vivi mencekal lengan Dion agar Dion menghentikan langkahnya.

"Aku tidak pernah memaksamu dari awal. Kau sendiri yang datang padaku!" Dion menghempas tangan Vivi yang menyentuhnya. "Aku harus bekerja keras merayu Lea, akan semakin sulit jika kau terus menggangguku! Jangan mengacaukan rencanaku atau kau akan menyesal!" Raut wajah Dion berubah, tidak ada kelembutan yang terlihat dari wajahnya ketika memperingatkan Vivi. Setelah itu Dion melanjutkan langkahnya kembali untuk mencari Leandra.

Vivi diam tidak berkutik, ia tidak lagi mengejar Dion. Raut Dion barusan terlihat menakutkan untuknya. Lebih baik ia mengalah kali ini. Semua sudah terlanjur, ia sudah tergila-gila pada Dion, meletakkan sepenuh hatinya pada Dion. Namun, Dion tidak pernah mencintainya, pria tersebut justru memilih Leandra demi mewujudkan ambisi serta rencananya.

Terluka? Jelas itu dirasakan oleh Vivi. Ia hanya wanita biasa yang berharap Dion membalas cintanya serta menjalin komitmen serius dengannya.

"Lea!! Kenapa harus ada kau di tengah-tengah hubunganku dengan Dion!?" Vivi tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan berjuang untuk mengambil hati Dion, berusaha membuat Dion mencintainya serta melupakan ambisinya pada Leandra.

Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri, biar penulis makin encer mikirnya jangan lupa berikan dukungannya. Kalau malas coment, vote saja cukup.

Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit bukan??? jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya....

Terima kasih. Sehat selalu untuk kalian.... 😉

It's My DestinyWhere stories live. Discover now