35. Sang Tokoh Utama

29 7 5
                                    

"Aku ucapkan terimakasih pada cinta yang membawaku pada kebahagiaan yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku ucapkan terimakasih pada cinta yang membawaku pada kebahagiaan yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya"


-Zian untuk Semestanya-

Song Recommended
Selamanya Cinta - Bunga Citra Lestari

______________

Zian POV

Membaringkan tubuhku di atas kasur. Sesekali memejamkan mata, berusaha untuk menetralkan perasaanku sendiri. Karena tidak akan ada yang paham aku selain diriku sendiri.

Setiap jengkal bayangan tentang Dipta masih terputar diotakku. Seperti sebuah kaset yang diputar berulang kali tanpa jeda. Rasanya masih tetap tidak percaya jika kini, aku berdiri sendirian. Tidak ada lagi tawa dan senyumannya, yang tersisa hanya kenangan yang masih berusaha aku simpan baik-baik.

Menyesali semuanya rasanya akan sangat percuma. Mungkin benar kata Dipta, bahwa selagi masih ada waktu tugas kita hanya jalanin waktu itu sebaik mungkin, berhenti menyesal dan terus tatap masa depan. Aku mengatakannya sangat mudah, tapi percaya ataupun tidak prosesnya akan sangat-sangat melelahkan.


_

_

Sorot mataku masih menatap lurus laki-laki yang sudah satu jam terduduk disalah satu kursi tempat aku bekerja. Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu alasan Dipta terus duduk di sana, seolah sedang menungguku untuk segera datang.

Pergantian sift sudah tiba. Dengan gerakan cepat aku melangkah mendekati Dipta yang masih duduk diam sembari terus memainkan ponselnya. Hari ini kafe lumayan ramai, jadi untuk bisa menemui laki-laki itu aku harus menunggu sampai jam kerjaku selesai.

"Kenapa ke sini?" tanyaku lalu duduk di depannya.

Dipta tersenyum, "Nungguin kamu."

Aku sedikit bingung dengan sikapnya, "Tumben? biasanya juga ketemu dipemakaman kan."

"Lama nunggu tanggal lima. Lagian nggak bosen apa Zi ketemu di kuburan mulu, cari suasana beda dong," ujarnya.

"Ada yang mau diomongin ya?"

Laki-laki itu mengangguk, "Sangattt penting sampe aku nggak bisa nunggu lama-lama."

Aku berusaha menyamankan posisi dudukku, karena aku sendiri merasa apa yang akan Dipta ucapkan sangat serius dan penting.

"Soal kita!"

Deg. Bohong jika aku terlihat biasa saja, rasa bingung juga kaget berpadu menjadi satu.

Zian [END]Where stories live. Discover now