39. Kubangan Berdarah

Mulai dari awal
                                    

"Aku merindukan Yeo Kyung dan Ye Hwa, bagaimana kabar mereka ya? Apakah mereka hidup bahagia sekarang?"

"Jangan khawatir Hwangja-nim, saya yakin para tuan putri telah menikahi pria yang tepat."

"Tepat ya, tapi Baek Min Ho itu sangat ketus, aku sudah berulang kali memarahinya untuk tidak berlaku dingin pada adikku! Lain kali, aku akan menghajarnya jika dia melakukan itu lagi, sungguh!"

"Haha, saya pikir Pangeran Baek Min Ho hanya sedikit malu."

"Min Ho dan Fei Yu sama saja, mereka pria kaku dan tidak ahli dalam menangani wanita."

"Lalu bagaimana dengan anda? Memangnya anda ahli dalam hal wanita?"

"Iya dong!"

"Yang benar?"

"Iya! Iya! Hanya saja aku belum menemukan wanita yang tepat sampai sekarang, doakan aku agar segera bertemu jodohku hahaha!"

Lagi dan lagi. Kenangan demi kenangan berputar di kepala Jae Hyun seiring dia terus berjalan mengikuti aliran sungai kecil. Beberapa kelinci liar bermata merah yang lewat bahkan tak ia gubris sedikit pun.

Lalu sejenak, langkahnya langsung terhenti. Dia berhenti di bawah sebuah batang pohon yang cukup besar, merasa kakinya tiba-tiba menjadi sedikit lemas, tangannya kemudian berpegangan pada batang pohon tersebut.

Dadanya terasa sangat sesak.

"Bisakah... kau memberikan surat ini kepada hyung-nim, Jae Hyun?"

"Hwangja-nim..."

"Dia... aman bersama Nona Oh Seong So, kan?"

"Mhm."

"Aku tidak akan menunggu balasan darinya," Sang putra Wang kedua nampak tersenyum, terlihat lebih teduh dan lembut, tidak berbinar dan ceria seperti biasanya. "Apapun reaksinya nanti, tolong jangan beritahu aku— jika bisa, kau pun jangan hadir. Tidak perlu, tidak perlu melihat aku mati, itu tidak penting, haha..."

"Hwangja-nim, anda— apakah... anda yakin?"

"Yakin tentang apa?" Jin memandangnya lagi, "yakin untuk memberontak dan melarikan diri? Lalu adik-adikku akan menjadi target pelampiasan atas pemberontakanku?"

Jae Hyun langsung bungkam seribu bahasa.

Pangeran Wang kedua menggeleng, "Jae Hyun, tidak akan ada lagi jalan keluar. Lagipula... semua ini berawal dariku, kan? Semuanya salahku, apa yang ku tanam, itulah yang akan ku tuai."

"Aku akan berbicara dengan Yang Mulia Raja, aku akan berusaha untuk meyakinkannya—"

"Meyakinkan apa? Wang Jae benar, aku membuat Yeol hyung dikeluarkan dari keluarga kerajaan, dan aku juga telah melakukan pemberontakan secara terang-terangan, mengibarkan bendera perang dengan keluarga kerajaan. Jae Hyun, aku bahkan menyesal melakukan itu."

"Tidak, Hwangja-nim. Inilah yang sebenarnya diinginkan Yeol Wangseja, dia tidak ingin terikat dengan kerajaan, dia hanya ingin hidup damai dan bahagia dengan kekasihnya, dan dia ingin... anda yang memimpin Goryeo."

Jin tertawa kecil, "pada akhirnya Wang Jae yang mendapatkan tahta itu, aku sungguh tidak menyangka abeoji menunjuknya sebagai pewaris tahta— yah, bukan berarti aku tidak suka sih, aku tidak sebenci itu jika Wang Jae jadi Raja, hanya saja... Jae Hyun, apa yang sudah ku lakukan kepada Jae, ya? Kenapa... dia setega itu untuk menjatuhiku hukuman mati? Apakah dia tidak pernah menganggapku sebagai saudaranya?"

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang