Parents line |38| patience

2.3K 203 13
                                    

Lee know terbangun karena sedikit terkejut setelah mendengar suara tangis Ino dari dalam box. Ia segera menghampiri putra pertamanya dan menggendong Ino, untuk diberi ketenangan.

Pandangannya tertuju pada langit yang ternyata sudah sangat gelap, membuatnya segera menutup gorden kamar. Mungkin Ino takut dengan suasana yang tiba-tiba berubah, tadinya cerah menjadi lebih gelap.

Suara gemuruh dan petir di campur angin juga terdengar sangat lebat, tidak lama hujan turun membuat suasana dingin dan sedikit seram terasa.

Lee know keluar dari kamar, menutup setiap gorden apartemen yang memang setiap pagi ia buka. Melihat petir yang saling menyambar di atas langit dengan keras juga membuatnya agak takut.

Berjalan ke arah kulkas untuk mengambil dot susu Ino dan memanaskannya di dalam microwave. Selama ia mengandung anak kedua, Lee know sering memeras asinya dan menyimpan di dalam botol susu untuk Ino.

Karena ia sudah sulit untuk menemani putra pertamanya. Posisi tidurnya bahkan harus terlentang selama beberapa bulan.

Lagian Ino juga udah satu tahun lebih, wajar ia mulai kembali dibiasakan untuk minum susu dengan botolnya.

"Jangan nangis lagi, hm. Kan udah sama papa," bisik Lee know lembut.

Sementara bayi kecilnya, masih menangis dengan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang papa.

Tidak lama susu sudah bisa dikonsumsi adek Ino, tidak terlalu panas dan dingin, suhunya pas untuk adek minum susu.


*****

"Minho, sayang! Kamu di mana?" suara Chan memangil dari arah pintu masuk dengan panik.

"Kak, aku di ruang tamu. Kenapa pulang, masih sore ini kan belum jam pulang kakak?" tanya Lee know bingung.

"Kakak tadi udah pulang, cuman keluar sebentar beli buah-buahan. Badainya ngeri, beruntung mini market ngga terlalu jauh dari apartemen," jawab Chan.

"Loh adek jadi ke bangun? Maaf ya sayang, buat istirahat kamu juga ke ganggu. Kakak nekat pergi ke mini market karena adek tidur tadi, dan ngga kepikiran bakalan hujan." ujar Chan.

Lee know tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "Aku yang makasih banget sama kakak, apa yang aku pengen selalu dibelikan. Makasih ya kak, maaf ngerepotin terus."

Chan tersenyum dan mengecup pipi Lee know, izin untuk ke dapur agar menyiapkan buah-buahan.

"Aku cek kamar anak-anak dulu ya kak, sebentar" ujar Lee know saat melihat Chan sudah siap dengan urusan dapurnya dan menghampirinya.

Chan menemani si kecil yang sedang menyusu, sesekali memakan apel yang baru saja ia potong. Sedangkan Lee know menghampiri kamar adik-adiknya, untuk melihat gorden kamar mereka.

"Felix, tidur?" tanya Lee know khawatir ketika melihat Felix menutupi dirinya dengan selimut.

"Kak Minho, itu petirnya serem. Felix agak takut, jadi sembunyi." jawabnya sambil memeluk Lee know.

"Kakak tutup dulu ya gordennya, cuacanya emang agak ngga bersahabat sekarang suka berubah. Kamu kalo mau tidur, langsung tutup aja gordennya mana tau kalau hujan lagi nanti, jadi nyaman ngga takut." ujar Lee know.

Felix menganggukkan kepalanya, "Aku ikut kakak keluar kamar ya, ngga ngantuk lagi."

"Yaudah, ayo. Kak Chan bawa buah itu, sekalian makan. Seungmin tidur dia, ayen juga tidur" balas Lee know dan Felix mengikutinya dari belakang.

Semenjak kemarin Chan mengungkapkan perasaannya pada Lee know dengan cukup kecewa, Lee know mulai berubah sikap egoisnya. Ia sudah jarang latihan, sesekali ikut menari untuk selingan olahraga.

Parents Line || Banginho ✔Where stories live. Discover now