Parents Line |1| Baby

4.7K 418 12
                                    

Semua member terdiam ketika melihat bayi itu terus menangis, meminta susu yang mereka tidak tahu bagaimana cara membuatnya atau bagimana cara memberikannya. Kedelapan pria yang berstatus belum menikah itu saling menatap satu-sama lain.

"Ia haus bukan?" tanya Chan entah pada siapa. Keenam adiknya mengangguk, selain Lee know yang seperti tidak peduli.

"Terus bukankah kita harus memberikan susu di botol itu padanya," ujar Chan dan Seungmin mengangguk.

"Cuman, kita tidak ada yang paham bagaimana cara mengasuh bayi," jawab Seungmin dibalas anggukan setuju oleh Felix.

"Kak Lee know bukankah waktu acara di Jepang kemarin, kakak pintar mengasuh bayi?" tanya Hyunjin dan Lee know menggelengkan kepalanya.

"Itu hanya tidak sengaja," jawab Lee know datar.

Bangchan menghampiri Lee know yang berdiri cukup jauh dari sofa, meminta lelaki yang beda satu tahun tersebut untuk membantunya kali ini. "Lee know, bisakah kau membantunya kali ini saja," pinta Bangchan.

"Kak, seharusnya kau tidak membawanya masuk. Harusnya kau menghubungi polisi atau manager untuk membicarakan masalah ini. Bagaimana bila dia anak dari jual beli yang dilakukan di internet atau bagaimana bila dia anak hasil penculikan?" ujar Lee Know.

"Tidak ada anak jual beli diberikan sebotol susu yang masih hangat, atau bahkan sepucuk surat di dalamnya dengan nada memohon untuk menjaga dan memberikan kasih sayang padanya, Min." sahut Chan.

"Dan tidakkah kau merasa kasihan padanya? Kemungkinan ia sudah beberapa jam di luar sana dengan keadaan cuaca yang cukup dingin, bahkan orang dewasa yang berdiam diri di luar sana bisa terkena hipotermia, bagaimana dengannya yang masih kecil?" sambung Chan.

Lee know mendadak pusing, tadi ia pikir hari ini merupakan waktu yang cukup untuknya bersantai ria. Bebas dari hambatan apapun yang akan mengganggunya atau jadwal yang tiba-tiba mendadak memintanya untuk datang ke agensi.

Tapi, sepertinya itu hanya angan-angan saja, karena buktinya mendadak gumpalan daging berbentu manusia yang lucu hadir dan akan merusuh hari ini.

Lee know bahkan hampir mengerang kesal, namun kapan lagi melihat kakak tertua mereka yang berwibawa ini menatapnya sambil memohon-mohon, ini merupakan hal yang sangat langkah dan bila perlu Lee know ingin mengabadikannya sampai tua nanti.

Dengan langkah gusar, Lee know menghampiri bayi yang masih menangis. Jujur saja, ia juga tidak tau bagaimana mengurus bayi tapi berbekal akal sehat dan ilmu pengetahuan seadanya.

Lee know yakin Ia bisa melakukan hal tersebut. Yang pertama Lee know lakukan adalah merapatkan selimut bayi itu agar menghangatkan tubuhnya yang cukup dingin.

Semua member memperhatikan kakak tertua kedua mereka, yang mengapa begitu telaten sekali mengurus anak. Berbeda dengan mereka, seperti laki-laki tidak bermanfaat di dunia.

"Susunya sudah dingin, aku takut memberika susu ini padanya. Kakak tadi bilang kemungkinan ia sudah berjam-jam di luar, anak bayi tidak boleh diberikan susu lebih dari 1 jam," ujar Lee know ketika ia sudah memangku bayi kecil yang mulai tenang, tapi tetap menangis.

Chan menatap Lee know dengan panik. "Jadi, ia nggak minum susu?" tanya Chan membuat Lee know menggelengkan kepalanya, tidak tahu.

Chan meraih botol susu itu, tentu saja untuk ia coba. Apakah susu itu sudah basi atau belum. Chan itu pencinta susu, ia tau bagaimana rasa susu basi atau tidak.

"Belum basi, masih bisa diminum olehnya. Kemungkinan susunya belum ditinggal terlalu lama, masih bisa dipanaskan ke microwave sebentar agar hangat," ujar Chan cepat dan berlari ke arah dapur.

Han serta Changbin yang sedari tadi diam, kini memperhatikan Chan di dapur. Pria itu terlihat begitu panik dan gelisah ketika berdiri di depan mesin serbaguna tersebut.

"Bukankah ia terlihat jadi bodoh hanya karena anak bayi?" tanya Han pada Changbin.

Hyunjin yang mendengar itu hampir saja menyemburkan tawanya, kalo tidak mengingat ini bukan sekmen atau waktu yang tepat untuk tertawa.

Lee know sendiri sedang fokus untuk menenangkan bayi kecil yang masih menangis. Ia sengaja mengoyangkan kakinya ke kiri dan kanan dengan pelan, agar tubuh bayi itu merasa diayun-ayun.

Suara dari mesin microwave membuat Chan tersentak dan dengan terburu-buru mengambil botol tersebut, ia bahkan hampiri melemparkan botol itu karena panas. Hyunjin yang sudah tidak tahan untuk tertawa, memilih untuk menyembunyikan wajahnya pada punggung Seungmin.

"Awas panas," ujar Chan pad Lee know sambil memberikan botol susu tersebut.

"Bodoh," ucap Lee know pelan, tapi didengar oleh Han yang kebetulan berada didekatnya.

Han bahkan sudah menutup mulutnya, dan membuang wajahnya karena menahan tawa. Lee know mengambil botol tersebut, membuka tutupnya kembali dan menghembusnya dengan pelan-pelan, sambil mengoyangkan botol itu agar hawa panas setidaknya berkurang.

Cukup lama Lee know melakukan itu, karena susunya terlalu panas dibuat oleh Chan. Membuat suara tangis dari bayi yang ada di pangguannya semakin kuat dan membuat Chan panik setengah mati.

"Min dia udah haus, berikan saja padanya." ujar Chan membuat Lee know mendelik tajam.

"Jika kakak mau membunuhnya, kenapa tidak biarkan saja ia di luar tadi? ini masih terlalu panas untuk anak bayi!" pekik Lee know kesal, karena ikutan panik akibat ulah Chan.

Setelah Lee know rasa susu itu sudah hangat, ia memberikannya dengan pelan pada bayi yang sudah lapar itu. Han menutup mulutnya dengan wajah berbinar, melihat bagaimana lahapnya bayi itu mengisap dot miliknya.

"Bukankah dia mirip denganmu, kak?" tanya Han sambil menatap Changbin.

Membuat pria bermarga Seo itu tersenyum sangat manis, tentu saja ia senang dibilang mirip dengan sosok imut dan lucu yang sedang ada di depan mereka.

"Sama-sama rakus, aku setuju." sahut Seungmin membuat tawa Hyunjin lepas. Tawa yang terlalu kuat itu, membuat bayi terkejut dan hampir tersedak.

Lee know memberikan tatapan tajamnya pada mereka semua, terutama Hyunjin yang langsung membungku meminta maaf.

"Jika dia mati karena tersedak, kau ingin masuk penjara, hah?!" sungut Lee know membuat Hyunjin menggelengkan dengan cepat.

Chan saat ini hanya peduli dengan bagaiamana bayi itu membuka matanya dan memperhatikan mereka. Tetap dengan bibir yang fokus mengisap dotnya , seakan hari esok tidak ada.

Tangannya terulur menyentuh pipi gembul itu dan tersenyum, "Hei aku tidak akan merebut susumu, jadi minumlah dengan pelan." ujarnya pelan membuat Lee know menatap Chan dengan heran dan sedikit kaku.

"Kak, kau terlihat sangat aneh. Kau bukan pedofil kan?" tanya Lee know dan tentu saja tangan Chan tidak tinggal diam, karena ia memberikan pukulan pelan pada bahunya.

"Kak bagiamana jika ia tersedak karena kau memukul bahuku dan dotnya terdorong!" teriak Lee know kuat, membuat raut wajah bayi itu mulai berubah sedikit takut.

Lee know yang melihat itu, kembali melakukan gerakan kecil pada kakinya. Membujuk si kecil untuk tidak menangis karena suaranya terlalu kuat.

"Sekarang, kakak telpon manager untuk membicarakan masalah ini," ujar Lee know.

"Tidak bisakah ia kita rawat bersama, kita berdelapan." ucap Chan yang langsung diberikan tatapan mendelik tajam oleh Lee know, dan terkejut oleh adik-adiknya.

"Jangan gila," sahut Lee know yang saat ini meletakan botol dot kosong dan mulai berdiri sambil mengendong si kecil dengan perlahan.

"Apa kakak bisa berubah jadi wanita, agar aku bisa menikah denganmu?" ucap Han sambil menatap Lee know. Sedangkan yang ditatap ingin memberikan pukulan kuat di kepalanya.

Parents Line || Banginho ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora