15. Lagu dan segala makna di baliknya.

2.8K 332 41
                                    

Kalau untuk sebuah lagu, Hanan begitu menyukai musik dan oleh karena itu Hanan memilih jurusan yang berhubungan dengan hal itu. Bahkan orang bilang suaranya ini unik, Hanan sendiri tidak tahu keunikan warna suaranya itu memang ada atau tidak, tapi Hanan cukup mensyukuri akan hal itu.

Sore ini Hanan sedang memikirkan tentang lagu apa yang akan ia bawakan untuk acara kampus yang di adakan lusa. Waktu memang tidak terasa  berjalan begitu cepat, sudah hampir satu Minggu sejak kejadian ia juga Marselio pulang bersama dengan Catherine waktu itu, tidak ada juga yang bisa Hanan lakukan atas saran yang Reka berikan. Hubungan percintaannya tetap begitu-begitu saja, tidak ada yang berubah.

Hanan bingung, ia ingin menyudahi ini semua, namun ia juga bingung bagaimana caranya. Hanan juga Marselio saat ini sedang tidak mempunyai masalah untuk dijadikan alasan mereka berpisah. Marselio tetap Marselio yang biasanya, tapi bedanya Marselio sekarang jarang sekali mempunyai waktu untuk bertemu dengannya. Hanan tidak mempermasalahkan akan hal itu, ia tahu bahwa kekasihnya itu sedang sibuk untuk kegiatan magangnya di awal semester nanti.

Lamunannya terhenti ketika suara seseorang yang amat sangat ia kenal memasuki gendang telinganya, siapa lagi kalau bukan seseorang yang tengah ia pikirkan. Seorang Marselio ternyata benar-benar hadir di hadapannya. Hanan masih diam, mencerna baik-baik apa yang terjadi saat ini.

"Kak Lio?!"

Marselio jelas terkekeh, ia menggusak gemas pucuk kepala Hanan. "Kenapa kamu? Kok kek kaget gitu sih ada aku di sini?" Tanya Marselio padanya. Hanan sontak menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia juga memasang senyum ceria setelahnya. Melupakan bahwa sebelumnya ia sedang memikirkan banyak hal tentang pemuda bernama Marselio yang kini tepat berada di hadapannya.

"Kamu sendirian di rumah?" Tanya Marselio, sebab ia tidak melihat tanda-tanda seseorang berada di dalam rumah kekasihnya ini.

Hanan mengangguk, "Ayah sama Bunda pergi, kerumah temen katanya, gak tau deh kemana." Lalu Hanan mengajak Marselio untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Tumben kak main kesini? Gak ngabarin dulu juga." Tanya Hanan, mereka sudah duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

"Emangnya gak boleh ya? Kamu gak kangen sama aku emang?" Tanya Marselio dengan wajah memberut miliknya, merajuk.

Hanan menggelengkan kepalanya, lantas tersenyum lembut, "bukannya gitu, kan aku tau nya kakak sibuk, teleponan aja kita jarang sekarang."

Marselio mengangguk, ia mendekat ke arah Hanan untuk meminta sebuah pelukan, "ini lagi gak sibuk makanya mau kesini, aku kangen sama kamu soalnya." Kata pemuda Vernando itu, ia menghadapkan wajahnya pada perpotongan leher Hanan, menghirup aroma khas dari Hanan yang jujur Marselio sendiri sukai.

Hanan tak bereaksi apapun karena, di dalam otaknya sedang bertanya apakah benar seolah Marselio benar-benar merindukan dirinya? Sedang Hanan tahu pemuda itu memiliki Catherine kembali di hari-harinya belakangan ini.

Karena tak ingin Marselio heran dirinya diam saja, Hanan kembali membuka suara. "Kakak udah makan?"

Marselio menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari apa yang Hanan tanyakan. Selanjutnya Hanan melepaskan pelukan itu, "makan yuk, tapi aku masak dulu. Mau gak?"

"Mie ada gak, Nan? Mau makan mie aja, boleh?" Tanya Marselio dengan raut polos miliknya. Yang mana Hanan tanggapi dengan sebuah kekehan gemas.

"Boleh dong, masa engga. Ya udah aku masak mie nya dulu, mau mie apa?"

"Adanya?"

Hanan nampak berpikir, ia tengah mengingat ada stok mie apa saja yang bunda miliki di dapurnya. "Apa ya.. lupa deh, ikut aja sebentar yuk ke dapur, liat sendiri." Ajak Hanan, ia mengulurkan tangannya untuk menyambut Marselio dari duduknya. Marselio menurut, ia berjalan menyambut uluran tangan tersebut lalu mengikuti Hanan berjalan menuju dapur rumah ini.

[END] It's Okay, Kak.. Where stories live. Discover now