3. Akrab?

3.2K 389 84
                                    

Jee lagii baikk hehe..

Selamat membacaa yaaa~

.
.

Disinilah Hanan juga Marselio berada, kedai Mang Ali dengan sepiring batagor yang menemani.

"Enak gak? Batagor baru kemarin ada menu nya loh."

Hanan mengangguk dengan ceria, tentu saja enak, Hanan paling suka, apalagi siomay jangan ditanya lagi deh pokoknya, 2 mangkok juga bontas sama Hanan sendiri.

"Kemarin cuma ada siomay ya kak."

Marselio mengangguk, membenarkan perkataannya Hanan tersebut. Tak lama Marselio tertawa, lucu dengan tingkah Hanan ketika bocah itu makan.

"Makannya pelan-pelan, Nan. Belepotan tuh."

Hanan terdiam, ia memberhentikan kunyahannya, malu dia. Biasalah namanya juga Hanan, makannya masih suka belepotan, masih ada jiwa anak kecil yang terperangkap di tubuh pemuda Giovanni ini.

Melihat itu Marselio lantas tertawa, mengulurkan tangan untuk mengelap sudut bibir Hanan yang terdapat sisa bumbu kacang di sana. Dan hal itu lagi-lagi mampu membuat Marselio terkekeh gemas.

"Gemesin banget sih, Nan."

Hanan menunduk, wajahnya memanas, dipikirkannya kenapa ya tiba-tiba seorang Marselio Vernando bisa tahu dirinya? Dan ia juga baru tahu bahwa Marselio semanis ini dengan dirinya. Bahkan semua orang yang menjadi mangsanya, Hanan.. dan kamu salah satunya.

"Hanan, denger-denger kamu suka sama aku ya?"

Hanan kaget, tentu saja. Bagaimana Marselio tahu bahwa Hanan diam-diam menyukai pemuda tampan di hadapannya ini? Bahkan Hanan baru saja menceritakan perasaannya itu kemarin pada kedua sahabatnya. Tidak mungkin dua sahabatnya itu kan yang memberitahukan hal tersebut kepada Marselio, tahu sendiri bagaimana tidak setujunya Reka juga Agrena kemarin.

"Ka-kakak tau dari mana?"

Marselio tersenyum tampan, iya itu menurut Hanan, bahkan kalau Hanan bisa meleleh sekarang juga, mungkin sudah dari tadi Hanan meleleh karena senyum tampan yang Marselio tunjukkan.

"Gak penting kalo itu mah, jadi.. bener atau engga?"

Entah untuk yang keberapa kali Hanan tersipu hari ini, yang ia tahu dirinya hanya bahagia luar biasa saat ini, siapa yang tidak bahagia bertemu dengan pujaan hati?

"Be-bener kak."

"Gemes banget sih, jangan gemes-gemes ah, jadi pengen gigitkan aku nya."

"Jangan dong kak! Sakit dong kalo digigit." Tanpa sadar! Iya.. tanpa sadar Hanan menyuarakan protesannya pada Marselio. Hal yang mampu membuat Marselio tertawa, lagi dan lagi hari ini.

"Iya iya engga, udah berapa lama nih suka?"

"Satu tahun lebih kayaknya."

Jujur saja Marselio terkejut mendengarnya, satu tahun? Lama juga ternyata anak ini menyimpan rasa untuknya.

"Lama juga tuh."

Hanan tersenyum bangga, "iya dong, siapa dulu, Hanan! Tapi.. pengecut banget, ya kak?"

"Kok pengecut?"

"Iyalah, gak berani nyatain kayak orang-orang lain." Hanan memberut, merasa paling belakang diantara semua orang yang suka pada Marselio.

Marselio sendiri tersenyum lembut, mengulurkan tangannya untuk menggusak pucuk kepala Hanan dengan pelan, "gak dong! Gak pengecut, kata siapa? Lagian semua orang mentalnya beda-beda, mungkin kamu lebih nyaman nyimpan perasaan kamu kayak gini."

[END] It's Okay, Kak.. जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें