14. Hanan tahu.. Semuanya.

3.4K 338 80
                                    

"Apaan tuh?" Tanya Agrena, ia melihat kearah Hanan setelah melihat kertas yang di gulung dengan pita berwarna biru sebagai pengikatnya.

"Undangan." Jawab Hanan singkat, ia lalu duduk untuk di samping Reka yang terlihat juga penasaran dengan undangan yang Hanan maksudkan.

"Undangan apaan? Lo mau nikah? Sama siapa? Gak mungkin sama Kak Lio kan? Atau.." Agrena menatap kearah Hanan dengan tatapan menyelidik miliknya. Hanan yang tahu kemana arah pembicaraan yang akan temannya itu bawa lantas membuka suara.

"Enggalah! Buang pikiran negatif Agrena Ya Tuhan." Hanan menyatukan kedua tangannya seraya menatap kearah atas, gestur bahwa ia tengah berdoa untuk meminta pikiran yang baik-baik untuk temannya ini. Sedangkan si oknum hanya terkekeh menanggapinya.

"Tau aja, kirain aja kan lo di jodohin sama ortu lo." Kekeh Agrena, ia lalu mengambil undangan tersebut untuk ia buka apa isinya, sedang Reka hanya menunggu dengan sabar, ia juga penasaran isi undangan tersebut apa. Kalau bertanya dengan Hanan jangan harap Hanan mau menjawabnya, sebab Hanan pikir teman-temannya masih akan membaca isi dari undangan tersebut, jadi biarkan teman-temannya ini tahu dengan sendirinya.

"Ohh acara kampus, Minggu nanti ya ini?"

Hanan mengangguk, membenarkan apa yang Agrena tanyakan.

"Kok lo bisa dapet undangannya? Dari siapa? Pacar lo, ya?" Kali ini Reka yang bertanya.

Hanan jelas menggeleng, Marselio bahkan tidak tahu kalau dirinya di undang dalam acara tersebut untuk mengisi salah satu acara yang ada.

"Terus?"

"Dari kak Yora, temen sekelas Kak Lio juga sih. Gue di undang karena gue di minta buat memeriahkan acaranya."

Agrena juga Reka kompak memasang wajah kaget milik mereka, "beneran?" Tidak percaya, bahkan keduanya secara bersamaan mengatakan hal tersebut. Yang mana membuat Hanan terkekeh di buatnya.

"Ya serius, makanya gue minta undangan biar kalian bisa dateng, katanya sih kuotanya terbatas. Kasian banget yang gak bisa dateng." Hanan mencebikkan bibirnya, tanda bahwa ia sedikit kecewa dengan sistem undangan yang ada.

"Ohh, ya ampun.. keren banget temen kita, Na. Terkenal nanti!"

Agrena memutarkan bola matanya malas, "kita udah terkenal karena lo ya, Ka."

Reka lalu menatap Agrena dengan tatapan bingung miliknya, memangnya iya? Kalau memang iya Reka tidak tahu tuh tentang itu.

"Ya iya, lo kan terkenal karena orangnya serem, savage! Galak tau gak first impression orang terhadap lo!" Jelas Agrena, yang mana Reka tanggapi dengan wajah terkejut miliknya.

Benarkah dirinya begitu di mata orang-orang? Padahal kan nyatanya Reka ini manusia paling ter soft yang pernah Hanan temui, ya.. meskipun untuk soal galak adalah hal yang tidak bisa di tapik oleh Hanan sendiri. Alhasil Hanan hanya tertawa sebab Reka sudah memasang wajah sedih seolah-olah begitu tersakiti dengan fakta yang ada.

"Lo ngapain Nan, nanti di sana?" Agrena kembali layangkan pertanyaan.

"Nyanyi deh, emang gue bisa nya apa lagi?"

"Membucin nyerempet goblok, tolol, alias iyaa betull itu adalah saudara kita bernama Hanan Giovanni!" Jawab Reka dengan senyum yang merekah, yang mana jelas Agrena tanggapi dengan sebuah tawa mengejek yang berhasil membuat Hanan meringis karenanya.

Ya, gimana ya? Namanya juga manusia, kan? Hanan juga sebenarnya tidak mau, tapi entah kenapa dirinya bisa menjadi Bucin seperti ini dengan kekasihnya itu. Padahal kalau di lihat-lihat juga sih tidak juga.

[END] It's Okay, Kak.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang