SHAGA || TWENTY SEVEN

Začít od začátku
                                    

Shaga buka log panggilan tak terjawab, ada 7 totalnya. Tiga dari tante Lilian, dan empat yang lain dari nomor telepon rumah yang asing. Shaga abaikan itu, kemudian dia pergi ke ruang chat.

Ada lumayan banyak chat. Dari group sekolah, group kelas, Shabira, Alef, Bastian dan Tante Lilian.

Shaga bukan chat dari Ibu Natasya itu.

***

Tante Lilian

Shaga, Nat masuk IGD karena pingsan kemarin malam setelah kamu tinggal. Bisa kamu jenguk dia pagi ini?

Shaga, Nat nanyain kamu, kamu bisa kesini nggak, sih?

Shaga, angkat telepon tante. Penting.

Shaga, tante mohon, Nat nanyain kamu terus, dia nggak berhenti nangis dan ngelukain diri sendiri.

Tante Lilian send a picture.

Shaga, kamu nggak bisa datang?

Shaga.

Shaga.

Kalau Nat mati, jangan menyesal.

***

Shaga terpekur membaca pesan itu, terlebih saat melihat kondisi Natasya yang memperihatinkan dari foto yang di kirim Lilian. Tangan yang di ikat ke sisi-sisi ranjang, sementara badan nya terlihat lemah dan wajahnya pucat.

Perasaan Shaga tidak nyaman melihat itu. Meskipun dia sudah memutuskan untuk menjaga jarak dari Natasya, tetap saja hal itu tidak bisa menutup rasa kemanusiaan Shaga. Dia jadi benar-benar berpikir, bagaimana kalau yang Lilian katakan itu sungguhan?

Dia akan menyesal kalau Nat mati.

Shaga usap wajah gusarnya, dia kaget ketika bahunya di tepuk oleh Hazel. Menoleh, dia dapati gadis cantik itu menatap heran. "Kenapa?"

"Nggak kenapa-napa." Shaga berusaha mengukir senyum, sambil diam-diam mengunci layar handphone nya agar redup.

"Lihat," ucap Hazel tiba-tiba. Tangan gadis itu tengadah, meminta handphone Shaga.

Shaga berikan handphone itu sambil menyebutkan sandi nya. Dia diam saja memerhatikan Hazel yang tampak tenang entah melakukan apa.

"Kamu percaya kalau Natasya bakal bunuh diri kalau kamu nggak ke sana?" tanya Hazel tanpa mengalihkan tatapan dari layar handphone. "Kamu takut kalau dia mati, Shaga?"

"Kalau kamu punya teman dekat, terus dia minta bantuan ke kamu, dan kamu tahu bahwa tanpa bantuan kamu teman kamu ini bakal nekat nyakitin dirinya sendiri. Apa yang bakal kamu lakuin?" tanya Shaga serius.

"Aku nggak punya teman dekat. Apalagi teman dekat tukang drama dan cari perhatian kayak teman kamu itu," ucap Hazel tersenyum miring, dia kemudian mengetik sesuatu di handphone Shaga untuk beberapa saat. "Beres," ucapnya sambil menyakui benda pipih itu ke saku celana belakang celana pendeknya.

"Beres apaan?" Shaga bertanya bingung, dia mengikuti Hazel yang berjalan ke dapur, kemudian ikut duduk di kursi meja makan. "Yang."

SHAGA (SELESAI)Kde žijí příběhy. Začni objevovat