SHAGA || TWENTY THREE

78.6K 11.2K 3.7K
                                    

Halo!

Buset, gercep banget ya tiba2 4K komen aja di bab 22. Makasih lho pren, khususnya bagi kalian yang spam. ku lihat lumayan banyak yang bantu, terharu lho 🥺🥰

Okaayy, untuk target next chapter, votes 1.8K dan komen 2K. Bisa lah ya? 🥰

Baca sampai bawah ya karena ada Author Note di sana, juga ada gambar receh kayak kucing tadi wkwk

Vote, komen, dan share 🔥

Tandai kalau ada typo pren 🙈

Happy Reeading...

***

"Aku juga cinta sama kamu, Nat. Dari dulu," jawab Shaga sambil melepas pelukan, "K-kamu cinta sama aku?" tanya nya seolah tak percaya. Di rangkumnya wajah Natasya dengan tangan nya yang besar. Saat Natasya mengangguk atas pertanyaan nya, segera saja Shaga mendekatkan wajah dengan posisi miring. Shaga pertemukan bibir mereka tanpa ragu, mencium Natasya untuk pertama kalinya dan rasanya sangat mendebarkan.

            Harusnya, itulah yang terjadi ketika Shaga tahu bahwa Natasya mencintainya. Harusnya, Shaga bahagia mendengar ungkapan cinta dari Natasya. Harusnya, Shaga tidak diam saja ketika Natasya menanyakan perasaan nya.

            Bukankah ini yang Shaga inginkan? Mencintai Natasya dan di cintai gadis itu?

            Tapi, kenapa Shaga tidak merasakan apa-apa, tidak ada secuilpun rasa bernama bahagia menjamah hatinya. Bahkan, ketika kini Natasya melepas pelukan dan mencoba meraih wajahnya, Shaga malah menjauhkan diri. Membentang jarak dengan terang-terangan, membuat Natasya kebingungan, terlebih ketika Shaga menatapnya asing. "Shaga."

            "Aku nggak bisa lama-lama di sini, Hazel di rumah sendirian." Shaga berbalik badan namun lagi-lagi tertahan karena baju nya di tarik Natasya. "Nat, jangan bikin aku muak."

            "Jawab dulu, baru aku lepas. Kamu cinta nggak sama aku? Iya atau nggak?" Natasya tetap bersikukuh. "Anggukin kepala kamu kalau iya, dan sebaliknya. Kamu cinta atau ngg—" Natasya mendecih tak percaya ketika di detik yang sama Shaga menggelengkan kepala.  "Fine. Kamu bisa pergi sekarang."

            Shaga pergi dari kamar Natasya, tanpa sedikitpun menoleh, cowok itu bahkan berlari kecil menuruni tangga terlihat buru-buru. Natasya terkekeh sinis melihat itu, dia kembali masuk ke kamar dan mulai melukai dirinya sendiri, lagi.

***

            Pukul setengah sebelas malam, Shaga sampai di rumahnya. Terburu-buru, cowok itu masuk ke dalam rumah dan menemukan Ranti tengah ada di ruang tamu dengan Riko.

            "Ma."

            "Shaga, dari mana kamu?"

            "Rumah Nat," jawab Shaga. "Bentar, aku ke atas dulu." Cowok itu naik ke lantai atas di mana kamarnya berada. Membuka pintu dengan pelan, Shaga dapati Hazel masih tertidur pulas. Setelah memastikan tidur gadis itu tidak terganggu, dia tutup pintu itu kemudian kembali ke lantai bawah menemui Ranti dan Riko.

            "Jaket kamu, darah semua itu," ucap Riko melihat banyak nya darah di bagian lengan jaket dan sekitar pundak. "Kamu abis tawuran apa gimana, Shaga?"

            Shaga buka jaket itu. "Natasya, ribut sama mama nya."

            "Lah terus? Saling bacok mereka?" sambar Ranti heran.

            Shaga menggeleng. "Nat kalau kesel atau lagi marah emang suka gitu, she hurt herself," ungkapnya sambil duduk dan mengusap wajah.

SHAGA (SELESAI)Kde žijí příběhy. Začni objevovat