SHAGA || ONE

107K 12.8K 1.9K
                                    

Halo!

Udah baca bab 1, janji bakal baca bab dua ya?

Jangan lupa masukim ke perpus kalian biar dapat notif update!

Happy reading...
Jangan lupa vote dan komen 🥰

***

"Awsshh, Shaga, sakit. Pelan-pelan." rengekan dari suara lembut yang mengalun tepat di atasnya, membuat Shaga yang sedang menekuk lutut di hadapan seorang gadis, seketika mendongak. Sadar bahwa Natasya, kesakitan karena dia yang terlalu keras menekan kapas pada lutut terluka gadis itu, membuat Shaga dengan segera memberikan tiupan ringan pada luka yang masih mengeluarkan darah di depan nya.

"Maaf, aku nggak sengaja," ujarnya penuh sesal. Natasya tersenyum lembut dan mengangguk, membuat Shaga kembali meneruskan apa yang sedang dia lakukan. Yakni, membersihkan lutut Natasha yang terluka akibat jatuh dari sepeda sepuluh menit lalu. "Kan, aku udah bilang. Jangan dulu belajar sepeda kalau aku belum datang. Bandel banget," Cowok yang memiliki paras tampan itu menggerutu, menimbulkan kekehan geli dari Natasya karena gemas. Shaga kalau sudah mengomel itu lucu sekali.

"Habisnya nungguin kamu lama," Natasya mengerucutkan bibirnya membuat wajah cantik itu menjadi lucu. "Aku, kan, bosen nunggunya."

Shaga belum menjawab, dia masih fokus membersihkan sisa darah dari lutut gadis itu. Di rasa bahwa sudah bersih, Shaga kemudian meneteskan obat merah tepat pada luka, detik selanjutnya cowok itu dengan sigap memberikan tiupan di tempat yang sama sembari menahan lutut Natasya yang hendak bergerak. "Nggak sakit, kok. Aku tiupin," ucapnya menenangkan.

"Kamu dari mana, Shaga? Kok, telat ke sini nya?" tanya Natasya ketika Shaga selesai mengobati lututnya, lalu duduk di samping kirinya.

Di tanya begitu, membuat Shaga jadi kesal. Dia telat datang ke rumah Natasya gara-gara Hazel. Tunangan nya. Gadis itu baru saja keluar dari rumah sakit setelah di rawat inap satu minggu lamanya. Dan karena paksaan Riko – papa Shaga, cowok itu dengan terpaksa menjemput Hazel dan mengantarkan nya sampai rumah.

"Shaga! Kok, ngelamun. Aku nanya, kamu dari mana, hmm?" ulang Natasya dengan sabar.

"Jemput Hazel, terus antar ke rumahnya." Shaga menjawab malas. Cowok itu menatap lekat wajah Natasya yang seketika ceria, mata indah itu berbinar seolah ada bintang berkelipan di sana dan Shaga sangat menyukainya.

"Jadi, Hazel udah pulang?" tanya Natasya antusias. "Terus, kenapa kamu malah di sini, ih? Bukan nya temenin Hazel?!" cecarnya.

Shaga berdecak. Dia jadi menyesal telah menjawab jujur, Natasya pasti akan mengusirnya dan menyuruhnya untuk pergi ke rumah Hazel. Ck, sungguh, dia tidak sudi untuk datang ke sana. "Dia, 'kan, baru pulang Na. Pasti butuh waktu buat istirahat," jawab Shaga beralasan, dan syukurlah, Natasya tampaknya setuju dengan jawaban itu.

"Gimana kondisi dia, udah membaik?" tanya Natasya lagi, menanyakan kesehatan Hazel.

"Hmm, baik kayanya." Karena gue nggak tahu, dan nggak mau peduli. Tambah Shaga dalam hati.

"Beneran baik? Kok, aku ragu, sih?" decak Natasya tak percaya. "Coba video call, aku mau lihat dia dengan mata kepala ku sendiri."

"Nggak! Ngapain video call dia, nggak penting." tolak Shaga. Dia menatap tak suka pada Natasya. Tidak habis pikir, bagaimana ada orang sebaik gadis ini? Ingin memastikan kabar Hazel, yang selama ini membenci dan selalu melakukannya hal jahat pada Natasya. Hell no. Shaga tidak akan melakukan nya.

"Ih, kamu, kok, gitu ke tunangan nya?" Natasya terkekeh geli melihat Shaga yang memutar bola mata jengah. Cowok itu selalu marah jika dia sudah menyebut Hazel sebagai tunangan. Padahal, memang begitu kenyataan nya. "Ya udah kalau nggak mau video call, aku dateng langsung aja ke rum–" Natasya tidak melanjutkan ucapan nya karena delikan tajam dari Shaga. Derai tawa merdu mengudara, keluar dari bibir mungil gadis itu karena tingkah Shaga yang buru-buru merogoh saku demi mendapatkan ponselnya. "Nah, gitu, dong."

SHAGA (SELESAI)Where stories live. Discover now