SHAGA || SIX

78.1K 12.2K 2.9K
                                    

Happy new year!

Kalian pergi liburan nggak?

Anyway, aku update tiap hari, nih. Kalian jangan bolong-bolong ya vote dan komen nya dong, sedih aku lihat nya huhu 😭🤧

Happy reading...

Komen 1K lagi bisa yukkk....

***

"Jangan di makan!" Shaga menatap Hazel saat gadis itu beseru tepat ketika dia membuka tutup kotak makan dan menyendok nasi.

"Kamu bikin ini buat siapa?"

"Kamu."

"Ya udah diem. Ini udah jadi punya aku, kamu gak ada hak buat larang."

"Tapi itu kotor," Hazel menahan pergelangan tangan Shaga yang hendak menyuap nasi. Shaga terdiam merasakan tangan gadis itu dingin dan sedikit basah. "Nanti aku bikin yang baru, yang itu buang."

Shaga hela napas sambil menurunkan sendok, dia bawa tangan Hazel lalu menggosokan nya dengan telapak tangan miliknya. "Dingin banget tangan nya," cowok itu bergumam sembari mengambil sebelah tangan Hazel lagi, kemudian fokus menggosok tangan-tangan itu sampai hangat tanpa peduli pada tatapan seisi kantin yang kini mengarah pada mereka.

Hazel yang merasa jadi pusat perhatian, mengalihkan tatapan nya ke sekitar, dan saat itu juga semua murid kompak kembali pura-pura sibuk.

"Kenapa tangan nya dingin gini? Keringetan lagi."

Hazel mengedik bahu tak acuh. "Gak tahu."

"Mau makan apa?" tanya Shaga, kini dia sibuk memilih menu di papan menu. "Nasi? Bakso?"

"Kentang goreng aja sama cola."

Shaga mengangguk, dia lambaikan tangan dan sesaat kemudian pelayan kantin mendekat. "Kentang goreng sama cola satu." Pesan Shaga.

"Kamu nggak?"

"Nanti aja di rumah kamu, bikin nasgor."

Hazel mendengkus. "Terserah." Kemudian hening menyapa karena Shaga tengah membuka ponsel nya yang sempat berdenting.

Ada satu pesan dari Natasya.

Natasya:

Shaga, kamu bisa antar aku nggak? Hari ini ada pertemuan antar donatur Yayasan panti. Aku di suruh mewakili Papa, tapi nggak ada teman ke sana.

Shaga membalas cepat, mengatakan bahwa dia tidak bisa mengantar ke sana karena harus mengantar Hazel sepulang sekolah nanti. Tak lupa juga dia meminta maaf, takut kalau-kalau penolakan nya menyakiti sabahat nya itu.

Jika Shaga sibuk dengan ponsel, maka lain hal dengan Hazel. Gadis itu duduk bersandar pada kepala kursi sambil berdekap tangan. Mata nya yang datar tanpa emosi menatap Shaga lurus. Hazel sebenarnya sadar betul bahwa kini Shaga sedang berpura-pura manis pada nya. Perubahan cowok itu terlalu besar membuatnya curiga. Dan benar saja, Shaga ingin bermain drama, maka tak masalah bagi Hazel, dia akan meladeni nya.

"Ganteng banget, ya, aku?" Shaga yang sadar bahwa Hazel menatap nya sedari tadi, mendongak sambil menyimpan ponsel di meja.

"Hm. Ganteng, tapi bajingan." Hazel menyahut enteng.

Shaga mengaga mendengar nya. "Mana ada bajingan," decak cowok itu kesal. "Pulang sekolah nanti mau ke mana, sih?" tanya nya mengalihkan topik.

SHAGA (SELESAI)Where stories live. Discover now