42

164 46 284
                                    

Hi!

Apa kabar kalian?

Gak kerasa FOK hampir satu tahunan, tapi belum tamat karena authornya mageran 😭

Wkwkwk🤣, JANGAN DI TIRU!!!

In Syaa Allah kedepannya aku lebih rajin lagi

Hargai penulis dengan follow, vote dan spam komen!!


Ig: @tania.niaa_

Happy Reading ♡

Kondisi Kana mulai membaik, perempuan itu sudah di pindahkan ke ruang rawat. Saat ini, Kana tengah tertidur lelap, di dekatnya ada Devan yang menemaninya sejak tadi. Lelaki itu mencium kening Kana cukup lama, kemudian ikut berbaring di samping Kana, memeluk istrinya.

"Kana...," ucap Devan pelan, takutnya menganggu Kana.

"Aku minta maaf atas sikap aku akhir-akhir ini. Aku kesal Na, aku marah, aku kecewa, tapi aku juga bahagia di saat tau kalau kamu hamil."

Devan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kana, ia mencium aroma tubuh istrinya yang sangat dia rindukan.

"Sebenarnya saat itu, aku marah karena kamu hamil di saat usia muda. Aku khawatir resikonya terlalu besar, aku gak mau ada diantara dua pilihan. Untuk menyelamatkan kamu atau bayi kita di suatu saat nanti. Aku gak sanggup."

"Tapi aku sadar dengan aku yang cuekin kamu gak membuat semuanya terkendali malah sebaliknya. Mulai saat ini, aku mulai menerima bayi itu. Aku bakal lindungin kamu demi dia...," Devan mengelus perut istrinya.

"Kita hidup bahagia, dengan keluarga kecil kita." Sambungnya kemudian.

"Tidur yang nyenyak, Kanaya Almathea."

Sejak tadi ternyata Kana mendengar semua ucapan Devan, perempuan itu hanya berpura-pura tidur. Dalam mata yang tertutup, Kana meneteskan air matanya. Devan memiliki maksud yang baik, tapi tindakannya salah. Itu yang membuat Kana salah paham dengan perilaku suaminya.

"I love you, Devaniel Arangga," ucap Kana tanpa suara.

Keduanya terlelap dalam posisi berpelukan. Berharap pagi tiba, dan mereka akan memperbaiki semuanya lalu menjalani rumah tangga tanpa ada rasa keraguan dalam hati masing-masing.

-o0o-

Setelah meminta izin pada dokter, Kana di perbolehkan untuk jalan-jalan sebentar keliling rumah sakit untuk menghilangkan rasa jenuhnya.

Kini, Devan tengah menyuapi Kana di pinggir taman rumah sakit ini sambil melihat beberapa anak kecil yang bermain. Hal itu membuat kedua sudut bibir Kana tersenyum lebar.

"Kamu senang?" tanya Devan.

Kana mengangguk antusias,"iya."

"Anak kecilnya lucu, ya?"

"Iya, aku senang liatnya."

Devan mengelus perut Kana, "kira-kira jenis kelaminnya apa ya?"

"Aku sih terserah mau cewek atau cowok yang penting dia selamat dan sehat," balasnya.

"Aamiin," Devan mengecup kening istrinya. "Ayo makan lagi."

Dua puluh menit mereka menghabiskan waktu di luar, sudah saatnya Kana kembali ke ruang rawatnya. Sempat sulit untuk mengajaknya tapi dengan segala bujukan dan rayuan akhirnya Kana mau kembali.

Fate Of Kanaya [End]Where stories live. Discover now