2

9.7K 367 4
                                    

Didisisi lain,terdapat seorang laki-laki yang menggenakan setelan jas sedang menyeringai seraya menatap figura dengan dirinya dan gadis kecil sambil tersenyum.

Dirinya begitu merindukan gadis kecil yang ada difigura tersebut menatap lembut, mengusap dengan jempol besarnya.

"Aku sangat merindukanmu, Baby." ucapnya dikeheningan ruangan kantor punya dirinya.

"Sudah bertahun-tahun kita tak bertemu, apakah kau masih menggingatku?. " ucapnya pada diri sendiri dengan menatap sayu figura tersebut.

Sungguh dirinya sudah sangat lama tidak menemui baby-nya karna masalah kantor dan berkas-berkas yang semakin hari semakin menumpuk.

****

Cia yang kini sedang menatap kolam renang dengan setengah kakinya ia masukkan kedalam air kolam tersebut. Ntah apa yang sedang ia lamunkan sampai-sampai ia terlihat murung.

"Gimana yah kehidupan dunia luar? Apa menyenangkan, Cia pengen banget keluar." Gumamnya dengan menundukkan kepala.

"kenapa, hm?." ucap Vano yamg tiba-tiba saja datang dan memeluk tubuh mungil Cia dari belakang dan membuat Cia tersentak kaget lalu menoleh mendapati kakaknya yang sedang tersenyum tipis kearahnya.

"Loh kok, kak Vano udah pulang." ucapnya binggung pasalnya ini masih pagi dan jam bahkan masih 09:00 pagi, biasanya Vano pulang jam 6 atau 8 ketika waktunya makan malam.

Vano terkekeh sebentar, lalu ia mendudukan dirinya disamping Cia dengan tangan yamg masih memeluk tubuh Cia, bahkan dirinya tak segan-segan mengelus dan menekan-nekan pinggang adiknya itu.

"Mau keluar." ucapnya yang mana membuat Cia tak paham dengan ucapan kakaknya yang singkat.

Mencubit gemas hidung Cia yang membuat gadis itu melotot kesal menatap kakaknya ini, bukannya terlihat menyeramkan dimata Vano tapi mengemaskan.

"mau kedunia luar?." ucapnya menaik turunkan alisnya, Cia langsung mendongak menatap kakaknya dengan pandangan berbinar-binar lalu sedetik kemudian dia menunduk lesu, pikirannya kembali saat dirinya pertama kali bertanya tentang dunia luar kepada kakaknya.

Seakan mengerti yang dipikirkan adiknya, Vano mengangkat dagu Cia dengan telunjuknya.

"Nggak kok, kamu boleh kedunia luar asalkan kamu bareng kakak, oke." ucapnya meyakinkan adiknya. Cia yang mendengar itupun seketika binaran itu kembali dan dia mengangguk semangat, seketika Vano tersenyum miring yang tercetak jelas dibibirnya.

"Hanya 2 hari dan itu nggak gratis by."  Cia seketika berpikir keras untuk membayar dengan apa yang penting dirinya ingin tau apa itu dunia luar.

"Cium, baby." ucapnya deep voice lalu menunjuk-nunjuk bibir nya yang ia sudah basahi tadi dengan menjilatnya.

Cia hanya menurut kemudian dia mendongak dan memajukan wajahnya seketika Vano senang dengan degup jantung yang sudah berdebar cepat apalagi ketika ia berdekatan dengan Cia adiknya ini.

Cup.

Mencium bibir Vano dan mau melepaskan tapi dengan cepat Vano menahan tengkuk lalu melumat dengan rakus, memperdalam ciuman dan melilitkan lidahnya pada lidah sang adiknya.

"Mmhh." desahnya disela-sela ciuman yang mana membuat Vano langsung terangsang akibat desahan merdu milik adiknya itu, Vano langsung mengendong ala koala dengan masih berciuman.

Possesive Om Leon And Brother [ Hiatus ]Where stories live. Discover now