Enam belas

2.1K 114 0
                                    

Enam belas

Rana menyadari kalau tubuh kakaknya kembali melemah. Kakaknya sama sekali tidak sadarkan diri kembali. Ia sudah mencoba untuk memanggil dokter, namun tombol emergency yang ada di ruangan kakaknya itu sama sekali tidak berfungsi.

Rana berusaha untuk menyadarkan kakaknya agar bisa menatapnya lagi. Namun usaha nya hanya sia-sia. Kakaknya kembali tidak sadarkan diri. Rana meraih tangan kakaknya dan menangis. Rana sangat mengharapkan kakaknya agar kembali bangun sepenuhnya. Ia tidak henti bergumam tidak jelas.

"Kakak.. Apakah kakak masih betah tertidur disana? Apa kakak bisa mendengar suaraku? Aku sangat kangen dengan kakak. Asalkan kakak tahu, aku kesepian kak disini. Aku butuh kakak. Aku harap kakak bisa bangun dari tidur panjang kakak secepatnya."

"Kakak, ku dengar seseorang sering sekali mengunjungi kakak ya? Buktinya setiap hari orang tersebut selalu meninggalkam bunga di kamar kakak. Apa itu kekasih kakak? Jika iya, ku harap dialah yang membuat kakak bertahan seperti sekarang."kata rana kembali.

"Kakak, --- yaampun. Hari ini kakak ulang tahun ya? Aku senang sekali kak. Kakak mampu bertahan sampai saat ini. Terlelap tidur dalam koma dan tidak pernah melihat matahari lagi. Selamat ulang tahun kakak"

Icha yang masih berdiri disana hanya bisa menangis. Mengapa ia bisa kembali terlempar keluar sedangkan ada adikmya yang selama ini membutuhkannya. Icha mencoba untuk memasuki dirinya namun sama sekali tidak berhasil. Kekuatan yang ia miliki tidaklah banyak untuk membuat semua itu menjadi nyata.

Clekk.

Pintu kamar icha pun terbuka. Seperti biasa, seseorang dengan pakaian kampus nya dan membawa bunga mawar datang. Raka. Ia datang utuk menemui icha yang masih saja terlelap. Harapan raka sama dengan gilang. Yaitu berharap icha sadar dari komanya.

"Permisi, lo siapanya icha ya?"tanya raka dengan kikuk.

"Gue adiknya icha, lo siapa? Temen kakak gue?"balas rana dengan heran.

Raka menaruh bunga mawar merah di trnpat seperti biasa. Rana yang melihatnya hanya tertawa saja. "Kakak gue gak suka sama mawar merah"sahut rana yang membuat raka mendengklik.

"Kata siapa? Cewek tuh selalu suka sama mawar. Jangan ngaco deh"kata raka dengan membela dirinya sendiri.

"Kakak gue itu sukanya bunga mawar putih. Jadi selama ini yang sering kasih kakak gue bunga itu lo?"

"Yaiyalah."singkat raka.

"Lo suka sama kakak gue?"tanya rana dengan serius.

"Gue--gue cuman "

"Kalo lo suka sama kakak gue dengan tulus. Harapan kakak gue bisa bangun cuma karena ingin menemui lo. Jadi jaga kakak gue baik-baik ya. Karena gue jarang banget untuk ketemu sama dia."lirih rana dengan menggenggam tangan kakaknya, yaitu icha.

******

Gilang masih saja menyelesaikan hukumannya. Ia dihukum berdiri selama berjam-jam dibawah sinar matahari yang sangat terik ini. Ia menghela nafas nya sesekali ia mengelap peluh yanh berada didahinya dengan saputangan miliknya.

"Ichaaaaaa... Lo itu ada dimana sih? Gue ini butuh lo"gerutu gilang yang mengharapkan kehadiran icha.

"Amanda larissa, bagaimana bisa gue memanggil lo untuk datang kesini? Gue capek dan gue butuh lo saat ini juga"gerutu gilang yang tidak hentinya memanggil nama icha, hantu aneh itu.

Wushhhhhhh

Bayangan icha pun muncul dihadapannya. Rambutnya yang pirang dan panjang tergolek indah karena angin yang cukup kencang. Icha berada dihadapan gilang saat itu juga. Icha datang dengan wajah yang kusut dan menangis. Gilang yang melihatnya merasa aneh dengan diri icha. Tak biasanya ia seperti ini.

"Icha, lo kemana aja ? Dari tadi gue ini butuh lo. Seharusnya lo bisa ada disaat gue butuhin"kata gilang dengan kesal.

"Maaf, tadi gue sempet kerumah sakit. Dan disana ada ade gue. Ternyata dia masih hidup. Gue seneng banget lihat dia. Dan tiba-tiba saja tubuh gue masuk ke dalam raga gue. Gue sadar dari koma. Gue udah seneng banget. Tapi gue terlempar kembali"kata icha dengan menjelaskan susah payah.

"Lo serius, cha? Terus adik lo?"

"Dia dianter raka pulang. Tadi raka sempet dateng buat kasih bunga ke gue. Eh tapi lang, kenapa gue terlempar kembali ya? Kenapa bisa sih?"

"Mana gue tau. Yang jelas sekarang gue dihukum sama guru kesenian gue. Gara-gara prakaryanya ketinggalan. Lo sih gue cariin gaada"

"Maaf raka, gue tadi dirumah sakit. Gini aja gue gantiin lo berdiri drh. Gue bisa masuk kedalam tubuh lo. Lihat tuh keringet lo banyak banget."kata icha dengan perhatian.

"Tapi lo yakin gakppa? Gue takut lo kenapa-kenapa lagi. Misalnya pingsan gitu"

"Percaya sama gue"sahut icha dengan keyakinannya.

Can You See Me ?    [selesai]Where stories live. Discover now