One

6.1K 312 1
                                    

Satu

-ICHAPOV-

Aku memandangi wajahku yang sedari tadi terlelap tidur. Bahkan aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidak terbangun juga dari tidurku. Bagaimanapun caranya aku ingin sekali memasuki tubuhku kembali. Namun aku sudah mencobanya beberapa kali yang tetap saja yang tidak bisa. Tubuhku seakan menolakku.

Aku melihat banyak sekali luka dan perban yang berada di wajahku. Aku juga melihat wajahku yang tidak secantik seperti dulu. Banyak goresan di wajahku. Mungkin karena kecelakaan yang membuatku seperti ini.

Kulihat seseorang yang memasuki ruangan dimana aku sedang tertidur dengan lelapnya. Ia memandang ragaku yang begitu lekat. Aku yang sedari tadi memperhatikan sedikit tidak mengerti dengan lelaki itu. Ia seakan menyesali sesuatu.

Lelaki itu sangatlah tampan. Bagaimana tidak? Wajahnya yang sangat tampan, rambutnya yang memiliki jambul serta alisnya tebal. Walaupun aku juga tidak tau ia siapa aku yakin kalau aku mencintainya. Tunggu, tidak. Aku tidak boleh mencintainya karena aku tidak mengenalnya.

"Hei.. Nama lo Icha? Gue udah tau nama lo kok dari suster. Apa kabar.? Masih gak mau bangun ya? Ini ada bunga mawar buat lo. Kayaknya lo suka sama mawar merah deh"ujarnya yang berbicara sendiri kepada raga ku yang masih saja terpejam.

Aku hanya tertawa melihatnya menyerahkan bunga itu kepadaku. Aku bingung, bisa-bisanya ia sok tau seperti itu. Jelas sekali aku suka bunga mawar. Namun aku tidak suka dengan mawar merah melainkan mawar putih. Lelaki itu sangatlah lucu sekali. Ia sangat keingin tau kesukaan ku bahkan ia berbicara dengan wajah kikuk seperti itu. Membuatnya semakin lucu sekali.

"Kayaknya lo gak mau bangun lagi ya? Bangun dong. Cha, gue kan mau kenalan sama lo. Hehe. Tau gak gue itu kepo banget tau denger suara lo. Makanya lo bangun deh"katanya lagi yang kini membuat mataku terbelalak.

"Cha, lo pasti belum pernah melihat matahari kan semenjak lo tidur disini? Makanya bangun gue itu kepo banget sama lo. Lagipula. Lo kayaknya kalo udah bangun tambah cantik deh. Gue juga mau bilang sama lo. Lo udah koma selama dua tahun."Katanya lagi.

Aku pun terdiam. Dua tahun. Sebegitukah lamanya aku tidak sadarkan diri? Aku diam tidak berkata apa-apa lagi. Aku ingin sekali menangis. Aku ingin sekali menanyakan semua hal yang tidak aku ketahui ketika aku koma. Aku ingin menanyakannya. Tapi. Aku tidak bisa. Bahkan suara ku pun tidak dapat di dengar. Aku hanya bayangan yang tidak terlihat.

"Cha, ulang tahun lo kapan sih? Gue pengen deh kasih kejutan ke lo. Kali aja lo bisa sadar . gue itu--- gue itu--- kayaknya gue suka sama lo deh, Cha."Katanya secara tiba-tiba.

Aku pun terkejut mendengar ucapannya barusan. Ia menyukaiku.? Mengapa bisa? Sejak kapan ia mengunjungiku hingga ia jatuh cinta kepadaku. Aku ingin sekali berteriak kepadanya.

"Hai.. Nama lo siapaa? Gue ada disini. Gue Icha. Gue Amanda Alissa. Lo gak lihat gue? Hello... Gue ada di belakang lo"teriakku berharap ia dapat mendengarnya namun itu sama sekali tidak membantuku. Ia tetap saja tidak mendengarkan diriku.

Aku hanya memandang dirinya seakan tidak mengerti. Pikiranku seakan bertanya-tanya mengapa ia bisa mengenalku tetapi tetap saja aku tidak mengenalinya. Aku berusaha untuk melihat matanya. Ia seakan merasa sedih jika aku berada disini. Matanya seakan berbicara kalau ia sangat merasa bersalah.

"Cha, besok gue akan datang lagi kesini. Lo mau gue bawain apa? Kue? Atau donat? Ahaha. Gue bodoh ya. Lo kan masih koma. Besok lo gue bawa bunga mawar lagi ya? Gue rasa lo kayaknya suka deh sama bunga mawar dari gue. Cha, alat jantung lo itu bunyi nya berisik tau. Gue bosen dengernya. Selalu bunyinya kayak gitu deh."

"Cha, gue berharap besok lo bisa bangun ya. Lo harus lihat gue. Kalo lo liat gue lo bakal klepek-klepek deh sama gue. Gue kan ganteng dan gak jelek-jelek amat. Yaudah, Cha. Gue pulang dulu ya"kata lelaki itu.

Aku pun tertawa melihat ia begitu tulus berbicara kepadaku. Aku seakan merasakan kalau ia benar-benar jatuh cinta kepadaku. Bahkan ia akan membawakanku bunga meskipun aku tidak menyukai bunga itu. Oh Tuhan, apa yang aku pikirkan. Lalu, siapakah namanya dia?

Tunggu. Rana? Bagaimana dengan Rana? Aku harus mencarinya. Aku merindukannya, pikir Icha yang meninggalkan kamar nya.

Hai bagaimana dengan cerita ini? Absurd ya? Gaje? Aduh maaf yak. Wkwkw. Akan terus update setiap ada waktunya. Ahaha

Can You See Me ?    [selesai]Där berättelser lever. Upptäck nu