Dua

4.5K 266 1
                                    

Dua

[RAKAPOV]

Seperti biasanya. Aku selalu mengunjunginya. Entah mengapa setiap hari aku selalu menyempatkan waktu untuk menemuinya. Dia seperti penyemangatku. Senyumannya sangat manis meskipun ia sedang tertidur dengan pulasnya. Aku sangat menyukai senyumannya. Senyuman yang selalu aku harapkan ketika ia terbangun.

Aku membawakannya bunga mawar merah. Kata orang, wanita sangat menyukai bunga mawar merah. Sebelum aku pergi ke rumah sakit untuk menemuinya hari ini. Aku membeli bunga mawar seperti biasa di toko bunga langgananku.

"Mau beli apa dek?"tanya sang penjual bunga kepadaku.

"Mawar merahnya ada? Seperti biasa."Kataku yang sudah hampir dua tahun selalu membeli bunga setiap harinya.

"Seperti biasa ya? Masih awet aja hubungan sama pacarnya ya, dek?"

"Apaan sih. Orang yang setiap hari saya kasih bunga bukan siapa-siapa saya. Dia cuman teman saya"

"Tapi ada rasa kan? Lagian kalo kamu romantis dia pasti akan peka sendiri"

Aku tertawa mendengar ocehan penjual bunga itu. Seketika aku terdiam memikirkan gaids itu. Memang aku selalu rutin untuk membawakannya bunga. Namun aku tidak mengerti perasaan yang aku rasakan.

"Saya gak tau, Mas. Jadi berapa?"Tanyaku yang sudah tidak sabar untuk menemui gadis itu.

"Jadi lima puluh ribu aja. Soalnya kan udah langganan. Lagipula semoga sukses ya untuk memberikan bunga itu"

"Makasih ya, Mas"

Kulajukan kendaraanku ini menuju rumah sakit, tempat dimana ia sedang di rawat. Aku melangkahkan kaki ke ruangan ICU yang sudah biasa aku kunjungi. Tidak ada perbedaan apapun. Masih dingin dan mencekam. Kulihat ia masih saja tertidur dengan pulasnya seakan tidak ingin diganggu.

Kuletakkan bunga mawar yang biasa aku bawakan untukknya. Keadaan masih sama. Suara denyut jantungnya berbunyi dan naik turun. Aku mulai risih dengan keadaan seperti itu. Karena itu sangat mengangguku jika aku mengobrol dengannya. Meskipun ia tidak pernah membalasnya ataupun tersenyum kepadaku.

"Hei.. Nama lo Icha? Gue udah tau nama lo kok dari suster. Apa kabar.? Masih gak mau bangun ya? Ini ada bunga mawar buat lo. Kayaknya lo suka sama mawar merah deh"Kataku yang memulai pembicaraan terhadapnya. Namun sama saja tidak ada perubahan, ia tetap saja terlelap dengan tidur panjannya yang entah sampai kapan.

Aku memperhatikannya seakan ia sangat tenang sekali di dalam tidurnya. Ia seakan tidak ingin kembali untuk menghirup udara segar yang sudah hampir tercemar ini.

"Kayaknya lo gak mau bangun lagi ya? Bangun dong. Cha, gue kan mau kenalan sama lo. Hehe. Tau gak gue itu kepo banget tau denger suara lo. Makanya lo bangun deh"Lisanku lagi yang berharap ia akan bangun.

"Cha, lo pasti belum pernah melihat matahari kan semenjak lo tidur disini? Makanya bangun gue itu kepo banget sama lo. Lagipula. Lo kayaknya kalo udah bangun tambah cantik deh. Gue juga mau bilang sama lo. Lo udah koma selama dua tahun."Katanya lagi.

Aku hanya bisa memandangi nya. Aku hanya bisa berbicara sendiri dengannya. Sejak lama sekali aku selalu mengharapkannya. Aku sudah lama untuk menunggunya tersadar dari koma nya. Aku ingin melihat senyumannnya. Tak terasa mataku menitihkan air mata, sudah ku tahan. Air mata itu mendesak untuk terjatuh.

"Cha, gue berharap besok lo bisa bangun ya. Lo harus lihat gue. Kalo lo liat gue lo bakal klepek-klepek deh sama gue. Gue kan ganteng dan gak jelek-jelek amat. Yaudah, Cha. Gue pulang dulu ya"kataku yang tak ingin menangis dihadapannya.

Aku akui memang aku lelaki bodoh. Aku mencintai gadis yang selama ini aku tak kenali bahkan ia sama sekali belum pernah melihatku. Aku jatuh cinta secepat ini. Ku langkahkan kakiku untuk kembali ke rumah. Entah dari mana rasa itu kembali ada. Aku tidak bisa membedakan rasa itu. Rasa suka kepada gadis itu ataukah hanya rasa yang lainnya.

Can You See Me ?    [selesai]Where stories live. Discover now