Enam

2.8K 194 2
                                    

ENAM

Icha masih saja mengikuti lelaki yang ia temui di apartemen Raka. Ia tidak perduli kalau gilang selalu saja memarahi nya. Icha hanya ingin meminta bantuan dari gilang dan hanya itu saja. Harapannya hanyalah gilang. Karena gilang yang dapat melihatnya bahkan bisa berbicara dengannya.

"BERHENTI UNTUK MENGIKUTI GUE!!"Bentaknya dengan kasar hingga semua orang memperhatikannya seperti berbicara sendiri ditengah jalan.

"Aku cuma mau bantuan kamu aja. Itu aja. Please help me"kata Icha dengan menunduk.

"Lo itu hantu kan? Sana kembali ke alam lo aja deh. Pusing gue jadinya. Sana. Hushhhh jauhin gue.."seru Gilang

"BANTUIN AKU. AKU BELUM MATI. AKU MASIH HIDUP NAMUN RAGAKU TERPISAH DENGAN JIWAKU"teriak icha kembali.

"Gue gak perduli.. Sana deh. Jangan ngikutin gue. Gue sibuk."

"Hey, kita seumuran bukan? Gue masih SMA dan lo juga. Bukankah kita harus saling menolong"

"Hehehe!! Gue gak perduli sama lo. Sana deh pergi yang jauh. Hushhh"

"Gilang, gue tau lo ada masalahkan? Gue akan bantuin lo untuk selesaikan masalah itu"sahut Icha

"Percuma.. Gue gak minat pertolongan lo!"bentak Gilang kembali.

"Ayolah, bantu aku. Dan aku akan membantu kamu"

Gilang kemudian berpikir. Tidak ada salahnya kan ia membantu hantu ini? Ia kemudian kembali menatap icha dengan tatapan tajam seraya ia berpikir apakah akan terima tawaranny atau tidak. Ia berpikir kalau gadis ini akan membantunya untuk mendapatkan nilai yang bagus.

"Oke gue akan terima lo. Tapi lo mau apa aja kalo yang gue suruh dan lo harus ada disaat gue butuhin lo, setuju ga?"tanya gilang

"Iya.. Aku setuju."

"Okedeh kalo begitu. Gue tunggu lo besok pagi jam enam di sekolah gue. Tau kan?"

'Iya gue tau. Lo tenang aja. Aku pasti akan datang"kata icha yang langsung menghilang entah kemana.

*****

Keesokan harinya,

Mentari pagi sudah menyinari kamar jendela Icha. Entah sudah berapa lama ia tidak bangun. Mungkin ia akan selamanya koma. Ia menatap dirinya sendiri. Bahkan ia berbicara dengan raganya yang sedang terkulai lemas.

"Hei, Icha.. Apa kabar? Gue aja yang ngeliat diri lo sendiri aja capek. Banyak banget alat yang menempel ditubuh lo. Kayaknya lo masih betah ya pisah sama jiwa lo ini? Gue pengen kembali. Tapi kenapa lo selalu aja tolak jiwa lo sendiri?"kata Icha

"Eh icha, apa nanti raka akan datang kesini? Gue sih berharap ia akan datang. Aku mengharapkan ia membawa bunga setiap harinya. Aku ingin sekali bernyanyi sekali. Apa kamu tidak? Kapan aku bisa memasuki tubuhku sendiri?"

Tiba-tiba saja seseorang masuk kedalam ruangan icha.

Clekkkk...clekkk

Raka, ia tengah membawa bunga mawar yang sudah ia beli. Bunga mawar yang sangat indah dan segar. Banyak sekali bunga yang ia bawa. Bukan hanya satu melainkan bermacam-macam. Raka mengamati raga icha yang terkulai di ranjangnya,

"Haii icha. Apa kabar? Kamu belum sadar juga? Aku kangen sama kamu. Apakah kamu bisa merasakannya juga? Hihi., semalam aku mendaprkan telepon dari seseorang. Ia bernama Amanda Larisaa. Nama kamu bukan? Aku kira kau sudah bangun. Tetapi belum"kata Raka dengan tersenyum.

"Maaf jika aku sudah mengganggu mu. Aku hanya ingin memberikan bunga ini untuk wanita camtik sepertimu. Aku harus pergi. Sampai bertemu lagi"

----

Haduhh,, kayaknya yang baca dikit ya? Labil jugabsih gue. Wkwk vote and comment yaa. Aku sangat membutuhnnya..mmuahhh

Jadi sedih wkwk lanjutinnya kalo yang baca udah banyak deh..

Pending aja dulu

Can You See Me ?    [selesai]Where stories live. Discover now