Tujuh

2.5K 154 1
                                    

Tujuh

Icha mengurungkan niatnya untuk menemui gilang, lelaki yang semalam ia memohon untuk menolongnya. Ia lebih memilih jika berada di ruangan ICU yaitu tempat raganya terjaga dan ia juga tidak tau sampai kapan. Ia hanya memiliki harapan, jika suatu hari nanti ia bisa saja tersadar.

Ia memperhatikan Raka yang datang dengan membawakannya bunga. Icha tertawa jika mengingat bagaimana lelaki itu datang dengan sikapnya yang PD dan membawakannya bunga mawar. Jelas sekali icha tidak menyukai bunga mawar. Ia sangat tidak suka dengan mawar merah.

"Raka.. Lo itu ya selalu aja buat gue seneng. Ya walaupun lo sama sekali tidak melihat gue. Gue cukup bahagia kok kalau lo datang kekamar gue dengan membawakan bunga. Bunga yang lo bawa kayaknya salah deh. Gue sama sekali gak suka sama bunga mawar. Lo itu sok tau ya. Lo juga lucu."kata Icha yang tersenyum memandangi lelaki itu.

"Raka.. Lo bawa makalah hukum lo itu ya? Udah selesai? Bodoh banget lo cha. Ngapain juga lo ngomong sama dia. Udh tau dia gak akan pernah melihat lo. Haduhh, icha. Aneh banget sih lo. "Gumamnya sendiri.

Icha kemudian ingin sekali menggenggam tangan lelaki itu. Namun usahanya hanya sia-sia. Ia sama sekali todak bisa menyentuh tangan raka. Ia seakan tembus pandang. Ia hanya bisa mengagumi raka meskipun dari jauh. Sungguh! Menyedihkan.

Icha kemudian memikirkan sesuatu yang ia lupai. Sebuah janji, janji ia dengan gilang semalam. Ia melupakan itu semua. Ia tidak mengingat dengan gilang. Dengan segera ia meninggalkan raka dan bergegas menuju sekolah gilang.

"Icha, kau bodoh sekali. Harusnya kau mwngingat janji kamu. Karena itu sangat penting untukmu. Hanya gilang yang dapat membantu kamu untuk kembali ke ragamu. Itu bukan harapanmu? Jadi janganlah kau bersikap ceroboh seperti ini"seru dirinya selama berjalan menuju sekolah gilang.

Ia berjalan menyusuri jalanan yang sudah macet dengan anak sekolah. Ini sudah biasa ia rasakan ketika ia sekolah dulu. Ia kini mungkin seharusnya sudah kuliah. Namun ia sudah terbaring selama beberapa tahun di ruangan yang dipenuhi oleh alat medis itu.

"AMANDA LARISSAA!!! KAU BODOH SEKALI SIH!! BUKANKAH KAU HANTU DAN BUKANKAH KAU BISA MENGHILANG TANPA HARUS BERJALAN KAKI SEPERTI INI? ICHAAAAA!!! SEHARUSNYA KAU BERPIKIR TERLEBIH DAHULU."

*****

Gilang yang sedari tadi menunggu kehadiran gadis aneh yang ia jumpai semalam. Ia sangat malas sekali untuk menemuinya apalagi jika membantunya. Ia sangat malas jika berhubungan dengan janji. Ia juga tidak ingin membantu gadis itu kembali ke dalam tubuhnya. Bayangkan saja, itu hal yang sangat mustahil.

"Gilang!!"sahut salah satu temannya yang berlari menghampirinya.

"Iya ada apa?"

"Lo udah tau kabarnya Rana?"tanya temannya kembali

"Rana? Ada apa dengannya? Apa dia sudah kembali?"

"Gue juga gatau, katanya Rana sudah ditemukan. Ia lupa ingatan kayaknya."

"Apa? Terus dia ada dimana?"

"Gue juga gatau. Informasi nya masih simpang siur. Belum tentu juga benar. Lo berdoa aja. Semoga Rana segera ditemukan"

"Oke. Makasih ya.."

Wushhh..

Bayangan gadis pun tiba. Ia sudah berada dihadapannya. Gilang pun terkejut melihat pemandangan itu. Ia pun hanya diam saja dan tidak berkata apa-apa.

"Bisa gak sih lo gak ngangetin gue kayak gitu?"bentak gilang

"Maaf-- gue kan hantu jadi bisa menghilang dan datang semau gue"jawab icha datar

"Yaudah, lo harus bantuin gue. Gak usah nolak. Oke"

"Aku bantu apa?"

"Lo ikut gue"sahut gilang dan langsung berjalan menuju tujuannya.

----

Hei semua.. Seneng ya bisa next lagi huhuhu

Kayaknya cerita ini masih banyak yg gatau ya? Sedih deh gue.

Semoga aja nanti banyak yg baca sama vote deh..

Makasih

Can You See Me ?    [selesai]Where stories live. Discover now