11. Marselio, Hanan dan coklat panas.

Start from the beginning
                                    

"Pacaran-pacaran aja, gak lebih dari pegang tangan sama pipi!"

Yah, siapa lagi kalau bukan Ayah Jo dan segala kecemburuannya terhadap kekasih anaknya ini.



Siang ini Hanan sedang sibuk mendengarkan lagu di kamar miliknya, tidak ada jadwal kuliah pada hari ini. Jadi hari ini Hanan gunakan untuk bermalas-malasan saja di kamar tercinta. Bibirnya bergumam kecil karena menyanyikan lagu yang ia sedikit hapal liriknya.

Hingga berapa menit berselang sebuah notifikasi masuk, senyum tipis nampak di bibir berisi milik Hanan. Sudah tahu kan pesannya dari siapa? Jelas dari kekasih tercinta.

______

Kak Lio ♡

Sayangku

Iya kak?

Kamu dimana?

Di rumah, kenapa?

Ohh gak kuliah?

Engga, lagi kosong emang hari ini.

Ohh okee, aku telpon diangkat yaa hanankuu.

_______

Belum sempet Hanan membalas pesan tersebut, nama Kak Lio ♡ sudah tertera, menandakan bahwa pemuda itu benar-benar menelponnya.

"Hallo Kak?"

"Iya sayang, lagi apa kamu?"

"Gak ada, males-malesan aja dari tadi."

"Nahh Hanan, bisa jemput kakak di Herain gak?"

"Herain? Cafee yang di deket alun-alun itu?"

"Nah iya sayang."

"Kakak di sana?"

"Iya, bisa jemput gak sayang?"

"Bisa, tapi aku gak ada mobil."

"Loh emang kenapa?"

"Gapapa pakek motor? Nanti kakak kepanasan loh naik motor butut aku."

"Ah gak lah, mau panas, badai, topan kalo sama kamu mah santai aja."

Hanan terkekeh, "kalo itu kakak aja deh, aku gak ikut-ikutan."

"Yah kamu mah, yaudah kakak tunggu yaa."

"Iya, siap-siap dulu ya kak."

"Iyaa sayang, nanti kabarin kalo udah otw ya."

"Iyaa kak."

Panggilan pun di akhiri, Hanan bergegas menuju kamar mandi yang terletak di sudut kamarnya, mau mandi dia. Biasalah anak muda, kalau tidak ada agenda mandi bisa urusan belakang.



Sesampainya Hanan di Herain Cafe pemuda Giovanni itu mengedarkan pandangannya untuk melihat-lihat sekitar, matanya mencari dimana keberadaan sang kekasih yang katanya memang berada di sana.

"Hanan, bukan?"

Hanan sontak menoleh dan mengangguk, membenarkan tebakan yang orang itu tujukan untuknya.

"Ayo kedalam, Marsel ada di dalem."

Hanan mengangguk, mengikuti laki-laki yang menegurnya barusan, yang ia yakini bahwa laki-laki itu adalah teman dari kekasihnya sendiri.

[END] It's Okay, Kak.. Where stories live. Discover now