"Shaga sini," Natasya menepuk brankar nya, meminta Shaga duduk di sana. Tahu bahwa Natasya akan terus merengek, akhirnya Shaga menurut, duduk di situ menemani Natasya sampai hidung gadis itu selesai di bersihkan.

"Nggak ada luka parah, walaupun benturan tadi cukup keras. Hidung kamu nggak akan keluar darah lagi, kok. Tapi kompresan ini jangan di lepas sebelum lima belas menit, ya." Dokter selesai, dan keluar dari ruangan itu.

Shaga ikut turun dari brankar, hendak keluar namun pergelangan tangan nya di cekal. "Kamu mau ke mana?" tanya Natasya.

"Hazel belum sadar."

"Tapi aku lagi sakit."

"Dia lagi pingsan dan butuh teman, kamu udah sadar, Nat. Ada Alef yang temenin kamu," ucap Shaga menahan sesuatu yang tidak membuat nya senang.

"Nggak mau," Natasya menggeleng, gadis itu bahkan menegakan badan membuat handuk kompres nya jatuh. "Mau nya di temenin kamu."

Shaga menatap Natasya datar, rahang nya mengeras seolah menahan emosi. "Natasya, baru kemarin malam kamu bil—"

"Kamu nggak sayang sama aku?" pangkas Natasya dengan mata berkaca-kaca. "Gimana bisa kamu berubah sebanyak ini sama aku, Ga?"

"Nat."

"Kamu bahkan nggak ngejar aku pas aku pergi, Ga! Kamu udah gak peduli sama aku?!"

"Natasya."

"Aku salah apa sama kamu, Ga?!"

"Harusnya aku yang nanya begitu!" Shaga membalas dengan kekesalan yang keluar lewat nada suara nya. "Kamu marah sama aku? Iya? Gara-gara aku dekat sama tunangan ku sendiri?"

Natasya menatap Shaga dengan sorot tak percaya bercampur luka. Baru kali ini Shaga membentak nya dan itu karena Hazel sialan. "K-kamu bentak aku?"

"Dengar Natasya, aku nggak ngerti sama kamu. Marah karena aku banyak habiskan waktu dengan Hazel, padahal sebelumnya, kamu yang selalu ingatin aku buat luangkan waktu dengan dia? Terus sekarang kenapa kamu marah? Sampai bilang kalau pertemanan kita selesai. Gak masuk akal, Nat."

Air mata Natasya sudah turun sekarang, melihat Shaga marah padanya benar-benar membuat hatinya terluka. "Tapi perubahan kamu nggak wajar, Ga. Kamu jauhin aku, okay fine, nggak apa-apa. Tapi apa perlu sampai blokir nomor dan IG ku? Kamu yang nggak masuk akal, Ga."

"Oke, aku minta maaf soal itu. Udah, selesai? sekarang kamu istirah—"

Shaga tidak sempat melanjutkan ucapan nya karena kini Natasya sudah memeluknya dengan tangis yang deras. "Jangan tinggalin aku, Ga. Aku minta maaf soal kemarin, jangan marah, jangan abai sama aku," mohon gadis itu.

Shaga hela napas tatkala merasakan tangan Natasya mencengkeram erat pundaknya. Rasa bersalah hadir karena dia sempat membentak gadis itu, Shaga angkat kedua tangan nya, hendak balas memeluk Natasya, namun urung karena tertahan sesuatu.

"Jangan nagis, Nat," peringat nya.

"Kamu yang bikin aku nangis!"

Shaga terkekeh. "Ya udah maaf."

"Aku maafin kalau kamu buka blokir WA sama IG aku!" balas Natasya.

Shaga tersenyum. "Hm, nanti aku buka."

"Kapan?"

"Kalau udah waktunya," kekeh Shaga.

Natasya cubit perut cowok itu membut Shaga terlonjak. "Ngeselin tau."

SHAGA (SELESAI)Where stories live. Discover now