37. Awal Mula Kehancuran

Mulai dari awal
                                    

Tulisan tangan Raja yang sebenarnya, asli tanpa dibuat-buat, di kertas itu jelas tertera nama Wang Jae.

"SALAM KEPADA RAJA BARU GORYEO!! MANSE MANSE MAN MANSE!"

"MANSE MANSE MAN MANSE!!"

Guan Yu kembali berlutut di depan Wang Jae, dan semua orang tanpa pikir panjang mengikuti gerakan Sang Eksekutor. Terkecuali Jae Hyun, Je No, dan beberapa Pangeran yang lain.

Wang Jae benar-benar telah diputuskan menjadi seorang Raja.

Jae Hyun menoleh ke arah Hwang Je No. Memandang Sang Panglima dengan sorot mata putus asanya, seolah-olah berkata jika mereka tak lagi memiliki harapan.

Dengan sangat terpaksa, begitu pula Jin yang masih belum bisa memercayai apa yang baru saja terjadi, mereka mulai menurunkan lutut mereka ke tanah bumi, menghadap Pangeran ke tujuh yang masih tak berekspresi apapun.

Tangan Jin terkepal, merasa sangat marah. "Manse manse man... manse..."

~~~

"Yoon Gi! Yoon Gi!!"


Dugkh!!!


"Ugh!"

Pria itu jatuh tersungkur ketika sebuah batu mendarat di punggungnya. Sialan, dia sangat mengutuk seseorang yang dengan seenaknya melempar batu yang ukurannya tidak kecil.

Menggeram rendah sembari bangkit, Yoon Gi menoleh ke belakang, membersihkan dedaunan kering yang mengotori pakaian lusuhnya.

"Jika kau mengenai kepalaku, aku akan mati!!" Dengusnya kesal.

Sang oknum pelempar batu, nampak tidak merasa bersalah sama sekali, dia malah berjalan dengan wajah setengah datar pada Si bandit gunung. "Kau tidak mati."

"Ku bilang 'jika'!"

"Itu tidak terjadi."

"Ck!"

"Kau tidak mau berhenti dasar bodoh!" Kyung Soo ikut kesal pada akhirnya.

"Aku buru-buru! Jangan membuang waktuku!!"

Kyung Soo kemudian menghela napas. "Aku tahu, aku tahu kau ingin merebut jasad Nyonya Na dari orang kerajaan."

Yoon Gi kemudian memicing, ekspresinya menjadi lebih tegas dan serius. "Kau tahu dimana mereka meletakkan beliau?"

Si Prajurit kerajaan menggeleng, bukan karena dia tidak tahu, tapi Kyung Soo ingin menghentikan perbuatan Yoon Gi.

"Ketimbang itu, larilah. Kau harus melarikan diri sejauh mungkin bersama anggota Gwanaksan yang lain, jangan sampai orang istana berhasil menemukan markas kalian dan melakukan pembantaian besar-besaran."

Yoon Gi diam sejenak, mendengarkan Kyung Soo yang baru saja berbicara dengan intonasi kelam. Seperti dia sedang tidak bercanda — meski memang Kyung Soo tidak pernah bercanda — namun sepertinya ketimbang merebut jasad pemimpinnya, dia harus mendengarkan Kyung Soo.

"Tidak ada yang bisa menemukan markas Gwanaksan," datar Yoon Gi.

Kyung Soo menyambar, "kau lupa berapa kali Pangeran Wang Jae datang?"

"Dia tidak akan melakukan itu— aku tahu dia sangat memuakkan, tapi dia tidak akan melakukan itu pada orang-orang ibunya sendiri."

"Mungkin dia tidak, tapi Guan Yu akan melakukan itu."

Hening kemudian.

Setelah kalimat terakhir Kyung Soo yang sama sekali tanpa keraguan, aura di langit-langit hutan terasa sangat mencekam meski matahari belum berpulang.

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang