"Grey sama Leora, Gra...."

"Iya, gue udah tau, gue janji nggak akan biarin mereka nyakitin lo lagi."

Di balik pelukan itu Naya menggigiti bibir bawahnya, terlebih saat mengingat bagaimana dua cewek itu mendorongnya ke danau dan membuatnya sulit bernapas karena tidak bisa berenang.

"Jangan digigit." Algra langsung memasukkan jarinya ke mulut Naya ketika sadar bibir istrinya mengeluarkan darah.

Untung Algra segera mengetahui sehingga bibirnya tak bertambah luka. Sebagai gantinya, jari telunjuknya yang digigiti oleh Naya. Tak apa, daripada wanitanya yang merasakan pedih, lebih baik dirinya.

"Kita ke rumah sakit ya." Sudah lima menit lebih Naya tidak berhenti menggigit. Algra pun mulai merasakan jarinya pedih lantaran berdarah.

Tanpa menunggu jawaban dari Naya, Algra menggendong Naya untuk membawanya ke rumah sakit.

Cowok berinisial AZD itu berlari menuruni tangga. Sebelum ke mobil, ia berinisiatif mengambil empeng dot milik si kembar yang ketinggalan di apartemen.

"Gue bukan anak kecil." Naya membuang empeng yang baru saja diletakkan di mulutnya oleh Algra.

Algra memungut empeng yang jatuh dan meletakkan lagi di mulut Naya. "Nurut, Nay!"

Tidak ada sangkalan kali ini, lagipula Naya juga sadar telah menyakiti bibirnya sedari tadi.

"Nan, bantu gue." Sampai di ruang TV, Algra melempar kunci mobilnya. "Lo nyetir."

Tanpa ba-bi-bu, Fannan menyanggupi. Aksa memutuskan untuk ikut, sementara Aka dan Dhafi tetap di apartemen.

Di perjalanan ke rumah sakit, Naya kembali tertidur, mungkin saja karena efek obat tidur itu masih bekerja.

"Lucu banget, udah gede masih ngempeng." Algra tersenyum, sempat-sempatnya ia berujar seperti itu. Memang dasar sengklek dari lahir.

Sebenarnya sih Naya tidak tidur. Kabar baiknya, keadaannya saat ini sudah jauh lebih baik. Ia sudah bisa tenang dan mengontrol dirinya. Soal empeng yang belum dilepas, ah itu karena mager saja. Lagian enak sensasinya, empuk-empuk gimana gitu, kata Naya.

"Nikmat banget kayaknya, jadi pengen ngempeng juga," lirih Algra sekali lagi sambil memikirkan sesuatu bertekstur lembut yang amat ia sukai. 

Naya mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Algra barusan. Si perempuan membuka matanya dan melepas empeng itu.

"Loh, kok dilepas."

"Katanya lo mau ngempeng juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Katanya lo mau ngempeng juga." Naya menyodorkan benda kenyal itu pada suaminya.

Mendengar sedikit keributan, Aksa menoleh ke belakang. "Anjir mirip oppai," ceplosnya dibalas pelototan dari Algra.

Atensi Algra beralih kembali ke Naya, melihatnya yang sudah lebih tenang dan tidak lagi menggigit bibirnya, Algra ikut tenang. Lebih baik uwu-uwuan dulu. Soal rumah sakit, mungkin nanti cek kehamilan saja.

ALGRAFIWhere stories live. Discover now