BAB VII | QUIET DAYS

63 7 0
                                    


Apa kau sudah menemukan lokasinya, Minato?

Suara Fugaku Uchiha terdengar jelas di saluran komunikasi yang terpasang di mobil Minato.

"Aku sedang menuju ke lokasi yang ditunjuk pelacaknya. Tersangka kita tidak terlalu pintar sepertinya," jawab Minato sambil memerhatikan GPS di dekat kemudinya. Titik merah itu berkedip-kedip dan tidak berpindah.

"Terlalu bodoh, atau meninggalkan alat pelacaknya di sana—lebih tepatnya kita ketahuan," lanjut Minato sambil bergantian memerhatikan GPS dan jalan.

Minato dan timnya sedang mengejar seorang pelaku pembunuhan berantai yang kabur karena semua bukti sudah ditemukan dan merujuk pada satu orang. Tepat sehari sebelum rumah pelaku digerebek, ia kabur dan membuat polisi harus mengejarnya. Beruntung sebelum tersangka ditetapkan, Minato sengaja menempelkan alat pelacak pada kendaraan pelaku karena sejak awal ia menaruh kecurigaan setelah mendengar kesaksiannya. Dan sekarang, ketika dia kabur setidaknya Minato masih bisa melacaknya.

Minato mengemudikan mobilnya dengan pelan karena hanya tersisa satu belokan lagi untuk sampai ke titik.

"Aku, Shikaku dan Chouza standby di blok tak jauh dari sana," lapor Fugaku dengan suara datar seperti biasanya.

Minato Namikaze berhenti di titik yang ditunjuk. Ia mengamati bangunan lahan parkir bertingkat yang terbengkalai. Titik itu menunjuk tempat ini.

"Hati-hati, Minato. Menurut informasi dia bersenjata." Kali ini suara Shikaku yang terdengar.

"Oke." Minato tak berbicara banyak.

Pria bersurai pirang itu menoleh pada kotak dasbor mobilnya, tempat ia menaruh pistolnya. Dengan sedikit ragu ia meraih pistolnya dan memasukannya di dalam saku jaket yang ia kenakan. Dengan langkah tenang dan penuh kewaspadaan, ia memasuki lahan parkir itu. Sesekali ia mendongak ke atas untuk melihat seberapa tinggi tempat itu.

Lahan parkir terbengkalai itu memiliki tiga lantai dan di sekitarnya sudah ditumbuhi rumput-rumput liar. Lalu tanah tak jauh dari sana terdapat sisa-sisa pembongkaran bangunan yang sudah ditumbuhi tanaman bersulur panjang-panjang hingga hanya terlihat sedikit bagian bangunan.

Minato menyisir lantai dasar parkiran itu dengan teliti. Titik di GPSnya menujukkan ia berada di tempat yang tepat namun ia tidak melihat siapapun. Ia pun naik ke lantai dua dan berencana mengecek semua lantai. Ketika ia sampai di lantai dua, kedua netranya tertuju pada sebuah kursi kayu yang memiliki sandaran namun sandarannya sudah lepas. Paku-paku bekas di mana seharusnya sandaran itu terpaku mencuat begitu saja. Ia pun mendekati kursi kayu yang kayunya sudah mulai lapuk itu.

Kursi bekas itu tidak terlihat aneh. Namun yang membuat Minato menghela napas panjang adalah saat ia melihat alat pelacaknya berada di dudukan kursi itu. Lalu ia menyentuh alat pelacaknya.

Masih hangat.

"Mendapatkan sesuatu? Helaan napasmu cukup keras." Shikaku bertanya dengan penasaran setelah mendengar Minato menghela napas.

"Dia barusaja meninggalkan alat pelacakku. Tapi aku tidak melihat siapapun." Minato kembali mengamati sekitarnya. Kosong tak ada siapapun.

Bisa jadi pelakunya sudah pergi. Atau ... menunggu?

"Cukup pintar sepertinya? Apa kalian melihat orang mencurigakan dari arah Minato sebelum dia sampai?" Fugaku bertanya. Shikaku dan Chouza sama-sama menyangkal adanya kendaraan mencurigakan yang berasal dari arah Minato.

Sepertinya dia menunggu di sini. Melihat dia tidak merusak pelacaknya begitu saja ... apa dia sengaja ingin berhadapan dengan polisi? Percaya diri sekali ...

RED [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now