BAB XI | A TIED THREAD

62 7 0
                                    


Mikoto memandangi Kushina dengan tatapan penasaran sementara Kushina Uzumaki hanya mengigit bawah bibirnya dengan gusar seraya mengaduk-aduk minuman di hadapannya.

Hari ini keduanya sama-sama mengambil cuti. Dan mereka berdua memutuskan untuk berjalan-jalan ke mall lalu singgah di sebuah resto.

"Jadi? Kau sudah bertunangan?" ini sudah kali kedua Mikoto menanyakan hal ini dan setiap ia mengucapkan kata bertunangan, Kushina tampak terkejut dan terganggu dengan hal itu.

"Aku tidak bertunangan." Kushina mengelak lagi. Namun Mikoto hanya memiringkan kepalanya skeptis. Ia tahu sahabatnya berkata jujur, namun bagaimana bisa pasiennya, yang merupakan mantan kekasih Kushina justru mengatakan hal yang berbeda 180 derajat.

"Tapi dia memanggilmu tunanganku. Jadi, bagaimana bisa begitu?"

Kushina menghela napas panjang. Ia jengah mendengar kata tunanagan yang akhir-akhir ini mampu membuat telinganya serasa pengar.

"Ini gara-gara ibuku dan ibunya sepakat menganggap kami bertunangan. Kami dijodohkan."

"Kau memberitahu mereka soal hubunganmu?"

"Tentu saja tidak! Mereka bahkan tidak tahu kalau kami pernah punya hubungan ... dan sekarang malah begini ... Miko-chan, aku harus bagaimana?"

Mikoto meminum tehnya dengan pelan. "Jadi kedua ibu kalian berteman dan sepakat menjodohkan kalian, begitu?"

Kushina mengangguk lesu. Bahkan sampai sekarang pun Kushina masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ia memang sudah berusaha berbaikan dengan Minato. Tapi itu hanya sebatas sebagai teman. Tidak lebih.

Ia tidak mengharapkan lebih.

"Antara kau harus membatalkannya dengan cara yang bisa diterima ibumu ...."

Kushina memandang Mikoto dengan tatapan bertanya-tanya. "Atau?" tanyanya.

"Atau mencoba berhubungan kembali? Kau sudah memaafkannya kan? Maksudku kau juga tidak membencinya kan?"

"Memaafkan mungkin. Tapi kalau kupikir-pikir ... dia tak pernah melakukan hal buruk padaku. Satu-satunya hal yang ia lakukan adalah meninggalkanku begitu saja."

Mikoto memandang sahabatnya yang menunduk penuh keraguan dan kesedihan itu dengan tatapan iba. Ia tahu benar Kushina merasa terluka karena dicampakkan begitu saja tanpa alasan—bahkan sampai sekarang Minato tidak mengatakan apapun selain kata maaf.

"Lalu bagaimana perasaanmu? Apa kau ... masih menyukainya?"

Kushina terdiam. Ia tak bisa mengatakan iya ataupun tidak atas pertanyaan Mikoto. Di sisi lain ia merasa kecewa, sedih dan terluka. Namun di sisi lain, jantungnya masih berdebar ketika ia di dekat pria itu.

Mana yang harus ia percayai?

"Aku tidak tahu ... Sekarang aku hanya ingin bersikap baik. Hanya itu ..."

"Kau butuh waktu. Itu sangat jelas. Tak perlu terburu-buru, Kushina."

Kushina membalas ucapan lembut Mikoto dengan senyuman. Ia tak tahu lagi harus bersikap seperti apa soal ini. Untuk sekarang ia hanya ingin berhubungan baik sebagai teman.

Benar. Seorang teman.

*****

Kurang lebih seminggu kemudian Minato sudah diperbolehkan pulang. Sejalan dengan itu, hubungan Kushina dan Minato membaik. Kushina sudah tak lagi menghindar atau menjauh dari Minato. Sesekali jika mereka bertemu ketika Minato mengurus sesuatu bersama forensik atau ke laboratorium untuk urusan kasus.

RED [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now