"Nanti juga kamu tahu."

"Jangan lama tapi, aku laper, pengen makan."

"Ya udah nggak usah anter, aku bisa pergi sendiri."

Shaga menggeleng. "Nggak!" tolak nya. "Kamu pasti nanti bareng si Langlang itu."

"Kenapa emang?"

"Ya gak boleehh, sayang."

"Kamu juga kemarin pulang dari rumah aku ketemu Natasya." Pancing Hazel.

Shaga langsung menatap Hazel tak terima. "Mana ada aku ketemu dia. Ngarang kamu."

"Aku lihat kok kemarin."

"Lihat di mana?" tantang Shaga emosi, merasa marah di tuding begini. "Jawab, liat aku sama Nat di mana?"

"Di lampu merah."

"Mana ad—"

"Lagi ngamen." Sambung Hazel sambil mengigit bibir bagian dalam untuk menahan tawa melihat wajah Shaga yang memerah menahan kesal.

Shaga gemas, dia cubit pipi Hazel menggunakan ke dua tangan nya yang besar. "Tukang fitnah," katanya mendelik. "Aku beneran nggak ketemu dia, lho."

"Tapi sleep call-an."

Shaga langsung terdiam, menatap Hazel yang berujar sambil tersenyum geli. Mendadak hati Shaga tidak nyaman, mulai memikirkan kenapa Hazel masih bisa tersenyum begitu di saat tebakan nya benar?

"Kamu marah nggak kalau aku teleponan sama Natasya?"

Hazel tersenyum semakin lebar. "Nggak, sih," ujarnya. "Udah biasa juga soalnya. Lihat kamu jalan sama dia juga aku nggak apa-apa."

"Kok gitu?"

"Aku udah bilang, udah biasa lihat nya."

Aku udah biasa lihatnya. sebuah jawaban yang membuat Shaga sadar bahwa sebelum hari ini, ada di mana hari Hazel mungkin marah dan sedih mengetahui bahwa dia dan Natasya tidak hanya sekali dua kali bertelepon sampai tidur, dan dengan sadar mengabaikan pesan yang Hazel kirim.

"Kamu tahu dari mana aku sleep call?"

"Nebak aja, sebenernya. Kemarin sebelum tidur aku lihat kamu masih online, eh ternyata bener. Nggak aneh, sih." Hazel mengedikan bahu cuek. Seolah mengetahui fakta bahwa tunangan nya berteleponan dengan perempuan lain bukanlah hal yang menyakitkan.

"Permisi, pesanan nya, Den." Seorang pelayan menyela sambil meletakan pesanan Hazel.

Hazel bangkit dari kursi. "Aku ke toilet dulu, sekalian cuci tangan." Pamitnya sambil menaruh handphone di meja. Baru saja selangkah, Hazel harus berhenti karena pergelangan tangan nya di cekal.

"Aku..., nggak akan gitu lagi," ucap Shaga pelan.

Alis Hazel terangkat. "Gitu gimana?"

"Sleep call sama Natasya."

***

"Halo, Lang?" Shaga seketika menoleh saat mendengar suara Hazel di sisi nya. gadis itu sedang menjawab telepon dari seseorang yang Shaga tebak pasti Elang. "Udah jalan ini, lo nggak usah jemp—hah serius?" Hazel menoleh ke belakang sementara Shaga menatap ke spion tengah, dapat dia lihat sebuah mobil sport putih ada di belakang nya. "Bentar, gue ijin dulu."

SHAGA (SELESAI)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora