"Heh! Kenapa nggak di obati? Kenapa malah chat aku?" ujar Ardhito sedikit emosi.

"Nggak sakit. Ini sudah biasa buat aku" ucap Nathalla enteng.

"Ya Tuhan Nathallaa. Nanti kalau infeksi gimana? Lukanya cukup dalam" ujar Ardhito tak habis fikir dengan Nathalla. "Sebenernya apa sih yang ada di fikiran kamu? Kenapa bisa setega itu sama diri sendiri?" tanya Ardhito sembari terus mengobati luka di pergelangan tangan Nathalla.

"Nggak tau. Yang ada di pikiran aku waktu itu cuma kabarin kamu" ucap Nathalla enteng.

"Jangan di ulangi" ujar Ardhito setelah selesai mengobati luka di pergelangan tangan Nathalla.

"Maaf" ucap Nathalla dengan nada lirih.

"Kamu izin aja ya Nath. Takutnya lukanya makin dalam. Nanti aku yang bilang" seru Ardhito.

"Nggak mau ah. Kerjaan aku juga tinggal dikit. Bentaran juga selesai" tolak Nathalla.

"Ok. Jam 2 siang kamu harus pulang" tawar Ardhito.

"Sabilah kalau itu" terima Nathalla.

🍉🍉🍉

Pukul 14.00 pun tiba, sesuai janjinya, Nathalla akan pulang. Ia sedang bersiap. Rencananya, Ardhito hendak mengantarnya.

"Ayo" ujar Ardhito di lobby.

Nathalla menghampiri Ardhito lalu berjalan menuju mobil.

Seluruh karyawan sudah tau mengenai hubungan Ardhito dan Nathalla. Tidak ada satu orang pun yang berani menghujat atau mengomentari hubungan itu. Tau sendiri bagaimana sikap Bumi. Ia sudah berjanji akan memecat siapa pun yang mengomentari hubungannya dengan Nathalla.

🌼🌼🌼

Sesampainya Nathalla di rumah, Ia berganti pakaian lalu memesan makanan.

Luka itu membuatnya harus berhati-hati ketika beraktifitas. Ketika terlalu berat, luka itu akan terbuka dengan sendirinya.

Selepas makan, Nathalla memutuskan berebah di kamar.

🍠🍠🍠

"Gue udah peringatin lo beberapa kali kan! Tapi apa! Lo tetep ngelanggar peringatan dari gue! Dan inilah hasilnya!" ucap seorang perempuan dengan nada tinggi.

"T-tapi dia yang milih gue sebagai pacarnya!" bantah gadis yang tengah di sekap.

"Hey! Bangun lo! Lo itu siapa? Hm? Yakin dia beneran sayang sama lo? Lo yakin nggak? Dia mau sama lo biar terlihat nggak punya rasa sama adeknya! Kapan sih lo sadarnya?"

Deg!

"Nggak! Gue harus tepis segala pikiran buruk dari otak gue!" ucap gadis itu dalam batin.

Ceklek

Terdengar suara pintu yang terbuka. Pintu kayu yang telah usang tersebut di buka oleh Viona.

"Hai Nath! Gimana? Sekarang lo sadar kan, kalau Bumi itu nggak tulus sama lo! Buktinya dia nggak cari lo kan? Udah ya. Lo nyerah aja" ucap Viona dengan nada psikopat, sama seperti Arian.

KOMA [ON GOING]Where stories live. Discover now