Reina menarik napas panjang lalu memejamkan matanya sebentar. Ia ingin meyakinkan hatinya sendiri jika keputusan yang ia ambil adalah benar.
"Yes, I will." jawab Reina mantap.
Senyuman Davero langsung mengembang. Ia menaiki dua tangga di depannya untuk berhadapan langsung dengan Reina. Davero mengambil cincin yang ada di kotak yang ia bawa lalu memasangkan di jari manis milik Reina.
"Can i hug you?"
Reina mengangguk kecil sembari tersenyum. Davero membawa tubuh Reina ke pelukan hangat milik laki-laki itu. Sama seperti pelukan pertama yang Reina dapat dari Davero. Nyaman dan menenangkan. Bedanya, jika dulu Reina hanya bisa diam mematung kini ia bisa membalas pelukannya.
"Thank you," bisik Davero.
"Take Davin with us too," pinta Reina berbisik.
"Tanpa kamu minta, aku bakal lakuin itu," jawab Davero.
"Yeeheeee ada yang udah official!" seru Ahdan.
Reina langsung melepas pelukannya pada Davero. Ia menetralkan raut wajahnya agar tidak terlihat memerah di depan sahabat Davero maupun sahabatnya.
"Nikah! Nikah! Nikah! Nikah!" sorak Donny saat Davero dan Reina kembali ke arah mereka.
Suasana langsung menjadi heboh.
"Reina selamaaaat!" teriak Jena bersemangat.
Jena menerjang Reina dengan pelukan eratnya. Sampai Reina sedikit terhuyung ke belakang.
"Omg lo mau jadi bini orang!" heboh Tiara.
"Eunghh-"
Terdengar lenguhan pelan dari bibir Davin. Balita itu mengedip-edipkan matanya. Sepertinya ia terganggu dengan suara-suara yang ada di sekitarnya.
"Nyi ada apa?" tanya Davin sembari mendudukkan dirinya.
Semua orang langsung menoleh. Vanya menggendong Davin dan mendekatkannya pada Reina.
"Mama sama Papanya Dapin mau nikah!" jawab Donny.
Dengan kesadaran yang baru setengah Davin menatap Donny bingung, "Nikah tu apa?"
"Nikah itu, nanti kalian bisa tidur bertiga," terang Jena.
Davin langsung membuka matanya lebar. Ia menatap Davero dan Reina bergantian dengan tatapan berbinar.
"Mama Papa cama Davin bole tidul beltiga Onty?" tanya Davin.
Jena mengangguk semangat.
"Davin bica unya adik Onty?" tanya Davin sekali lagi.
Suasana menjadi hening. Mereka tidak menyangka Davin akan mengeluarkan pertanyaan seperti itu.
"Iya dong! Nanti Davin tinggal pesen sama Papa mau minta adik berapa," hanya Ahdan yang berani menjawab pertanyaan Davin.
"Waaaaa!"
"Davin au unya adik banyak, bial bica ain bola," ucap Davin.
"Boleh tan Pa?" tanya Davin pada Davero.
Davero menghunuskan tatapan tajamnya pada Ahdan.
"Jangan dengerin omongan Om Ahdan," jawab Davero.
"Tenapa? Om Adan boong?"
"Iya," jawab Davero seadanya.
"Om Adan jangan cuka boong, anti hidungnya panjang loh."
"Ih gue lagi. Bapak lo tuh yang bohong! Omongan gue- Hmphhh!"
YOU ARE READING
THE WAY [END]
RomanceFIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perempuan yatim piatu yang memutuskan untuk merawat balita yang ditemukannya. Tak hanya balita itu yang m...
🌼 THE END 🌼
Start from the beginning
![THE WAY [END]](https://img.wattpad.com/cover/252169432-64-k495388.jpg)