🌼 TW chapter 40

89.5K 11.4K 538
                                    

Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guys

Enjoy!!
↓↓↓↓

Davero hampir saja membanting ponselnya sebelum tangan Donny menahannya. Donny membaca pesan yang ada di ponsel Davero.

"Bangsat! Cepet juga tu aki-aki!" umpat Donny lalu memperlihatkan pesan itu kepada teman-temannya.

"Tenang, jangan gegabah. Kita pencar, gue sama Donny coba cari informasi ke kantornya Pak Rendi. Kalian bertiga ke rumahnya." titah Leon.

Leon adalah orang yang paling penyabar di antara teman-temannya yang lain. Dia selalu bisa berfikir jernih dalam kondisi apapun.

"Dav, lo jangan bawa mobil sendiri!" lanjutnya.

Tapi sudah terlambat, Davero sudah menyimpan ponselnya kembali dan memasuki mobil. Ia mulai menyalakannya.

"Tu anak emang susah di bilangin. Lo berdua ikutin dia!" ucap Leon pada Ahdan dan Vano.

Kelima laki-laki itu berpencar menuju tempat tujuannya masing-masing. Di belakang mobil Davero ada satu mobil merah yang dikendarai Ahdan dan satu motor gede yang dikendarai Vano.

Sampai di pelataran rumah Pak Rendi, Davero langsung turun diikuti Ahdan dan Vano.

Setelah beberapa saat Davero mengetuk pintu akhirnya pintu dibukakan oleh Fenni.

"Nak Davero? Ada apa ke sini?" tanya Fenni.

"Apa Pak Rendinya ada Tante?" tanya Davero tidak sabaran.

"Nggak ada, dia udah pergi dari tadi pagi. Palingan lagi di kantor."

Davero menggeram tertahan.

"Emangnya ada apa? Kok kayaknya ada masalah serius?" tanya Fenni bingung.

Tanpa memperdulikan sopan santun Davero langsung melenggang pergi begitu saja.

Fenni yang melihat itupun langsung mengerutkan alisnya.

"Pak Rendi ngelakuin tindak kriminal Tante, dia nyulik pacarnya Davero," jelas Ahdan.

"Nyulik pacarnya Davero?" beo Fenni.

"Iya Tante, yaudah ya kita mau nyusulin Davero. Permisi." ucap Ahdan berjalan meninggalkan rumah Pak Rendi diikuti Vano.

Sedangkan di dalam mobil Davero masih mencoba menghubungi Reina.

"Kalian kemana sayang?" gumam Davero pelan.

Dukk!

Davero memukul kemudinya. Ia tidak tau kemana harus mencari Reina. Ia menyusuri semua jalanan yang ada di Jakarta. Dia juga mengerahkan beberapa anak buahnya. Di belakang sana Ahdan dan Vano sudah tidak bisa mengikutinya.

Matahari mulai tenggelam meninggalkan siang, berganti bulan yang akan menyinari kegelapan.

Davero masih setia di dalam mobilnya. Ia berhenti di sebuah jalanan yang sepi. Ia sudah mendatangi beberapa markas anak buah Pak Rendi yang ia tau.

Ia mengistirahatkan tubuhnya sebentar karena ia sedikit lelah setelah sempat berkelahi dengan anak buah Pak Rendi. Ia menelungkupkan kepala di kemudinya.

Tringgg

Sudah kesekian kali ponselnya berbunyi tapi tidak ia tanggapi.

THE WAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang