"Makasih!" ucap Reina.
"Banyak bacot kalian," ucap Davero.
"Tanggal tua duit gue menipis Dav," bela Donny.
Ga punya duit aja sok ngacara huh!
Sedangkan di rumah Davero terdapat Tiara, Galen, Leon, dan Vano yang sedang menata semua keperluan di atap lantai tiga milik Davero. Atau bisa dikatakan itu adalah balkonnya lantai empat. Tempat itu sangat luas.
Mereka menyiapkan proyektor, tempat bakar-bakar, karpet, dan masih banyak lagi.
Tak berapa lama, orang-orang yang baru selesai berbelanja sampai di depan rumah Davero.
Reina terperangah melihat rumah yang ada di depannya. Rumah berlantai empat dengan warna dominan hitam pekat. Rumah bergaya modern itu sangat mencolok diantara rumah-rumah yang lain. Karena warnanya yang dimilikinya sangat berbeda dari yang lain.
"Na lo yakin kan Kak Davero nggak ikut sekte-sekte sesat?" bisik Jena.
Reina diam berpikir, ia jadi sedikit ragu. Apa mungkin selama ini Davero mengikuti aliran sesat? Karena Davero memiliki banyak uang padahal hanya bekerja di kantor milik Galen. Terlebih lagi Davero sangat suka warna-warna gelap. Dari ciri-ciri itu, hm mencurigakan.
"Ayo ayo masuk, anggep aja rumah sendiri," suara Ahdan menginterupsi.
Reina dan kedua sahabatnya mengikuti Ahdan dari belakang. Sampai di dalam rumah Davero, Reina dan kedua sahabatnya dibuat lebih terpana lagi. Rumah Davero benar-benar didominasi warna hitam. Sampai ke semua furniture nya.
Reina yakin jika mati lampu, orang yang ada di dalam rumah Davero akan menabrak semua barang-barang. Tapi jika lampunya menyala tidak akan segelap itu. Malah lebih terlihat mewah karena terdapat pantulan barang-barang dari banyaknya kaca yang terdapat di dalam rumah Davero.
"Maaf ya rumahnya emang gini. Tapi tenang aja, nggak ada nyamuknya kok," ucap Donny.
Davero menatap Donny sinis.
"Sini sini, kita ke dapur dulu," Donny mengabaikan tatapan yang Davero layangkan padanya.
Rumah Davero juga memiliki banyak menggunakan teknologi, sama seperti konsep rumahnya yang bergaya modern. Seperti lift, pintu sensor, dan beberapa barang-barang yang memakainya hanya tinggal pencet saja. Benar-benar definisi rumah modern.
Mereka langsung menyiapkan semua makanan dan minumannya lalu membawanya ke lantai empat.
"Udah siap belum?" tanya Ahdan pada orang-orang yang sedang menyiapkan tempat.
Vano menjawabnya dengan acungan jempol. Vano dan kawan-kawan berhasil mengubah atap luas lantai tiga milik Davero menjadi tempat yang nyaman untuk acara movie night mereka.
"Yaudah kita pulang dulu, pokoknya kalian jam 7 udah harus di sini ya?" ucap Ahdan.
Akhirnya mereka membubarkan diri untuk bersiap-siap. Kini hanya tersisa Reina dan Davero saja.
"Pinjem kunci mobilnya. Mau mandiin Davin," pinta Reina.
"Aku anterin," jawab Davero.
//-//
Davero dan Reina sudah kembali ke rumah Davero setelah Reina memandikan Davin. Tadi siang mereka menitipkan Davin di rumah Mama Karina atas permintaan perempuan paruh baya itu. Tapi sekarang Davero dan Reina mengajak Davin.
VOUS LISEZ
THE WAY [END]
Roman d'amourFIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perempuan yatim piatu yang memutuskan untuk merawat balita yang ditemukannya. Tak hanya balita itu yang m...
🌼 THE END 🌼
Depuis le début
![THE WAY [END]](https://img.wattpad.com/cover/252169432-64-k495388.jpg)