"Adem banget dah ngelihat lo berdua damai gini. Pelukan kedamaian, wanjay." Cibir Ipal.

Sedari tadi mereka memerhatikan momen cukup terbilang langka antara Arta dan Arkan. Suatu pemandangan yang langka memang bagi mereka. Kedua insan yang seperti anjing dan kucing yang tak akan pernah ada akurnya itu tiba-tiba saja menjadi seperti tadi.

"Seperti nya ada sesuatu nih diantara lo berdua." Tebak Steven.

"Bukan urusan lo." Sentak Arkan penuh penekanan.

"Udah-udah, cepetan gue gak sabar ini mau makan!" Draka menengahi.

"Yang lain suruh merapat kesini dulu."

"WOIII WOIII SINIIIII! MERAPAT KESINI LO SEMUAAA!" Pekik Maher sekencang-kencang nya.

"Anjing!" Umpat Nanda fasih. "Suara lo goblok!"

"Bangke! Sakit ni kuping gue!"

"Alah sudah, budeg ni lama-lama kuping." Celetuk Kevin sembari mengelus telinga bagian kirinya.

"Minta dipites." Dengan enteng nya Ipal langsung menjitak kepala Maher. Ipal yang berada tepat sekali di samping Maher mampu merasakan gemaan yang sangat luar biasa besar nya dari suara pria itu.

Berangsur-angsur mereka merapatkan diri satu sama lain di tempat ini. Duduk lesehan di karpet piknik taman ini. Mereka duduk di depan makanan yang sempat mereka buat mandiri tadi.

"Udah dapat posisi semuanya?" Arkan mengedarkan pandangan nya. Mereka juga memerhatikan satu sama lain.

"Oke, kita berdoa dulu."

Arkan memimpin doa kali ini. "Sebelum kita makan dan menikmati hidangan malam ini. Mari terlebih dahulu kita berdoa menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing."

"Berdoa, mulai."

Semuanya spontan berdoa dengan hikmat. Dengan menunduk, tangan mengadah maupun meggenggam. Selang beberapa detik, Arkan kembali memberikan instruksi.

"Selesai."

"Sebelum nya gue mau nambahin." Sela Arta.

"Mari kita berdoa untuk persalinan Disa nanti. Semoga diberikan kelancaran, dihilangkan rasa sakit yang luar biasa, lancar-lancar. Bayi nya sehat dan jangan sampai ada kata cacat nantinya. Intinya kita doakan suapaya Disa dan bayinya sehat-sehat."

"AMIIINNNNNNNNNN." Seru mereka bersemangat.

"Dengan nama Tuhan, semoga bayi dan Istri lo sehat selalu Ar." Imbuh Steven.

"Subhannalllah, indah nya toleransi." Ujar Nanda.

"Subhannalllah..." Sahut mereka semua secara serempak.

"Alhamdulillah adem banget kalau gini."

"Abis ini ngamer?" Sahut Ipal dengan watados nya.

"Barusan juga ngucap, sesad banget."

Disa tersenyum manis ke arah mereka semua. "Makasih ya atas segala doa-doa baik nya."

"Iya Dis." Seru mereka satu sama lain.

Spontan tangan Arkan meraup kepala Disa dan menidurkan kepala wanita ini ke dada bidang milik nya. "Jangan manis-manis senyum nya."

"Nanti malah naksir mereka."

"Ihh Kak Arkannnn." Rengek Disa saat mendapati lelaki itu yang sedang memeluk nya.

"Kalau gak senyum nanti dikatain cemberut, gak ramah tau!"

"Boleh senyum. Tapi ke aku aja." Tekan Arkan seraya mengacak gemas pucuk kepala Disa.

"HADEUHHHHHHHHH."

DISA | brokenWhere stories live. Discover now