15. Bolos berkedok healing

Start from the beginning
                                    

"Hallo gaesss!!!" teriak gadis dengan rambut terurai itu.

Fira tengah berjalan masuk dengan menggandeng tangan Zian. Dipta tidak tahu kalau kekasihnya akan datang kesini. Tapi alih-alih bertanya, ia juga senang bisa menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekatnya.

"Lu ya yang manggil?" bisik Wendy ditelinga Mumun. Yang diajak berbisik hanya menggeleng.

"Gue." Very angkat bicara setelah mendengar bisikan-bisikan tetangga itu

"Haii," sapa Zian.

"Haii juga kakak ipar," balas Wendy.

"Haii bunda ratunya Dipta," celetuk Mumun.

"Kok nggak ada yang respon gue sih," gerutu Fira sembari menyeret kursi dari meja sebelah.

"Ada yang berbisik. Tapi apa ya?" ucap Wendy dengan mata yang melirik kiri kanan. Fira memutar matanya merasa jengkel dengan Wendy.

"Gausah baperan deh, duduk." Very angkat bicara.

Setelah memesan apa yang mereka inginkan. Fira duduk diantara Zian dan Very sedangkan Zian duduk diantara Fira dan Dipta.

"Nggak ada kelas?" tanya Dipta.

Zian menggeleng, "Tadi bunda WA aku katanya ada pesenan lagi besok, jadi besok abis dari kampus aku ke rumah kamu."

"Ada kelas jam berapa besok?" tanya Dipta.

"Ambil pagi lah seperti biasa," balas gadis itu sembari mengecek ponselnya.

"Gaess gue besok ambil kelas pagi," ucap Dipta pada ketiga temannya.

"Lu rajin kalo ada maunya," celetuk Mumun.

"Lah dari pada Wendy rajin cuma ikut-ikutan doang," balas Dipta.

"Gue diem tapi gue juga yang kena." Laki-laki itu mendengus kesal.

"Muka lo pantes ditindas soalnya," sahut Fira sontak membuat yang lainnya tertawa.

"Sorry mbak siapa ya? apakah saya kenal?"

Mumun menoyor kepala Wendy, "Sok banget lu kamaren aja lo tanya ke gue sosmednya."

Dipta terkekeh, "Ihirrrr ada yang ketahuan nih."

"Mau gue colong fotonya gue bawa ke dukun. Ngeselin soalnya anaknya," bela Wendy pada dirinya sendiri.

"Mau lo apain?" tanya Mumun.

"KEPO!!" balas Wendy dan Dipta serempak. Gelak tawa berhasil pecah dikursi pojok dekat kaca itu, melihat wajah Mumun yang cemberut sungguh berhasil membuat mood Wendy senang.

"Ehhh ... btw kalian tau nggak ini kali pertama Zian nongkrong bareng kita-kita," ucap Fira tiba-tiba.

"Lah lu juga pertama kali nongkrong bareng kita-kita," sahut Wendy.

"Kan kita baru kenal," jawab Fira tak mau kalah.

"Mulut lo toxic ya ternyata," tandas Very menatap Fira.

"HAH?"

"Difilter tu mulut, takut sakit hati orangnya," lanjut Very.

"Maksut lo apaan sih? Lo nggak suka gue ngomong gitu? Kan emang kenyataannya Zian emang nggak pernah nongkrong rame-rame kaya gini, ya kan Zi?"

Zian hanya mengangguk, "Udah Fir."

"Ya tapi nggak usah diomongin juga kali, gue jadi Zian pasti sakit hati," ketus Very lagi.

Fira bangkit dari kursinya, "Gue cuma ngomong fakta ya, selama ini Zian tuh sibuk kerja sekalinya keluar paling sama gue berdua atau sama Dipta doang, gue jadi sahabat seneng dong bisa kumpul rame-rame gini. Lu kalo nggak suka sama gue, nggak usah nyuruh gue kesini. "

Zian [END]Where stories live. Discover now