24 - JANGAN TERLUKA

55.4K 4.5K 280
                                    

"KARIN!!!"

Amora dengan napas yang tersenggal-senggal, kini kaki kecilnya cepat-cepat melangkah untuk menyusul Karin yang berlari dengan ponsel miliknya.

Bruk!

Sial, Amora jatuh karena tersandung kaki seseorang di hadapannya. Amora mendongakkan kepalanya ingin tahu lebih jelas siapa yang membuatnya terjatuh. Dendi. Itu Dendi, masih ingat? Adik kelas yang pernah bermasalah dengan Azgar. Yang kini memiliki luka jahitan di pelipis dekat matanya akibat serangan dari Azgar kala itu.

"Eh sorry kak!" seru Dendi sembari membantu Amora.

Amora kini mengusap lututnya yang sedikit berdarah akibat terjatuh di area beraspal. Ia meringis kesakitan. Tangan Dendi kini mencoba untuk meraih lutut Amora. Namun ditepisnya oleh gadis itu.

"Eh gak usah, gue gak apa-apa" Amora dengan senyum kecilnya.

Karin yang sadar bahwa Amora baru saja terjatuh, ia buru-buru menghampiri Amora. Dengan wajah meringisnya, Karin membantunya dengan cara memapah tubuh Amora.

"Duh! Sorry banget Mor, kok bisa sih lo jatuh gitu? Duh! Berdarah lagi lutut lo. Ke UKS aja dulu deh yuk" ucap Karin panjang lebar. Mengkhawatirkan lutut Amora yang kini memerah dengan sedikit bercak darah.

Amora terkekeh kecil, "Lo sih!"

Karin dengan bibir yang mengerucut, ia kini menghentikan langkahnya. Menatap Amora dengan raut wajah sendu.

"Maaf dong, sumpah gue gak tau kalau lo bakal jatuh"

"Ayo gue anterin ke UKS" jawab Karin sembari melanjutkan langkahnya memapah Amora menuju UKS sekolah yang berada di dekat lapangan basket indoor.

Sesampainya di UKS, Karin mendudukkan Amora di salah satu kasur kecil yang berada di UKS. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju kotak P3K yang berada di dinding sebelah pintu.

Meraih obat merah, hansaplast, kapas, dan juga mangkuk plastik berisikan air hangat. Karin mulai mendekat ke arah Amora. Menundukan dirinya mensejajarkan tangannya dengan luka di lutut Amora. Dan mulai membersihkan kotoran serta darah di sekitar lukanya menggunakan kapas dan air hangat.

"Kalau sakit lo bilang ke gue ya Mor" tutur Karin yang dibalas anggukan dari Amora.

"Sinta masih sibuk ngurusin penggalangan dana Rin?" tanya Amora disela-sela ia tengah diobati oleh Karin.

Karin mengangguk kecil. Tangannya kini ia sibukkan dengan membuka hansaplast dan mulai menempelkannya di lutut Amora. Setelah selesai, ia membangkitkan dirinya kemudian berjalan untuk meletakkan kembali beberapa obat dan barang yang ia pakai tadi.

"Katanya dia gak akan masuk dulu di pelajaran Pak Nanang. Mau survey beberapa panti asuhan" tutur Karin sembari melangkahkan kakinya mendekati Amora.

Amora mengangguk mengerti, tangannya kini ia sibukkan dengan ponsel yang digenggamnya. Membalas pesan singkat dari Azgar yang belum sempat ia balas karena ulah Karin yang tiba-tiba merampas ponselnya tadi.

"Jadi..." ucap Karin menggantung. Matanya kini memicing menatap Amora.

Amora yang semula terfokus dengan ponselnya, pun kini memalingkan wajahnya kepada Karin. Alisnya ia naikkan satu.

"Jadi apa?" tanya Amora pelan.

Karin memutar bola matanya malas. Ia menghela napas berat.

"Jadi lo beneran sama si Azgar?" tanyanya to the point.

Amora terkekeh kecil. Kemudian ia menyimpan ponselnya di saku rok abu-abu miliknya. Ia mengangguk kecil menjawab pertanyaan Karin.

"HAH?!!! KAN!! KAN!! KAN!! GUE UDAH CURIGA YA DARI KEMAREN-KEMAREN!! TAPI LO NGELES MULU TAU GAK?!! KAYA BAJAY!!" teriak Karin sembari menatap Amora tajam.

AZGARA [TERBIT]Where stories live. Discover now