4 - WITH AMOR(A)

75.2K 6.3K 102
                                    

"Pinjem powerbank woy! Batre hp gue sekarat nih!"

Teriakan Juan dari dalam markas terdengar hingga warung Mang Bujang. Begitu melengking.

Calextro datang di markas mereka lebih awal karena kelakuan Juan dan Arka yang berhasil membuat Pak Vanto keluar kelas lebih cepat. Azgar yang sedang duduk di depan teras markas hanya dapat mengeluarkan bisikan berupa umpatan untuk Juan, karena mulut berisiknya itu.

"Gak usah teriak" ucap Azgar dengan suara beratnya.

Juan tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya, "Maap Gar. Hehehe. Lo ada powerbank gak?" jawab Juan yang berujung mengucapkan sesuatu yang menjadi tujuannya saat berteriak.

Azgar menggeleng, yang kemudian melanjutkan aksi mengeluarkan asap dari mulutnya. Baju seragam yang sudah ia lepas, hanya menyisakan kaos hitam polos di bagian atas. Belum lagi bibir merah muda yang selalu lembab. Betapa beruntungnya anggota Calextro yang dapat melihatnya setiap hari.

Juan masih berkeliling menanyakan hal yang sama pada anggota Calextro yang berada di markas. Sampai Mang Bujang pun ia tanyakan. Begitulah Juan.

Axel yang duduk bersebrangan dengan Azgar kali ini membuka suara setelah hanya dapat terkekeh dengan aksi Juan.

"Lo belum bilang apapun ke anak-anak soal itu?" tanya Axel dengan rokok yang masih bertengger manis diantara jari telunjuk juga jari tengahnya.

Azgar menatap Axel intens, "Soal apa?" tanyanya.

"Monsterox"

Azgar tersenyum miring, kepalanya ia angguk-anggukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan Axel.

"Tapi Enrico udah ngerendahin lo, Gar" seru Axel tak terima.

Azgar mematikan rokok miliknya yang masih tersisa setengah batang. Ia menghela napas dengan panjang. Ia tersenyum kecil ke arah Axel.

"Ngerendahin keluarga gue. Tapi nyatanya keluarga gue emang udah ancur kan?"

"Selagi dia gak bawa Calextro, gak masalah. Dia terlalu childish buat gue ajak berantem" respons dari Azgar membuat Axel menggeleng dengan cepat.

"Gue tetep mau ngomongin ini sama anak-anak, Gar" Axel menyela semua perkataan Azgar.

Azgar hanya menanggapinya dengan senyuman kecil. Ia bangkit dari duduknya berniat masuk ke dalam markas, namun derum motor yang amat Azgar kenali kini menusuk telinga Azgar.

Azgar menoleh ke arah gerbang markas, terlihat sosok bertubuh tinggi dengan badan tegap tengah mengendarai motornya. Helm fullface berwarna coklat yang Azgar kenali, itu Ale. Alenzo Rhysand, kakak dari Azgar. Pemimpin Calextro generasi pertama.

Semua anggota Calextro yang kini melihat Ale datang ke markas setelah setahun lamanya dia tidak pernah sekalipun mengunjungi markas, bersama pemimpin generasi keduanya memberikan hormat dua jari serta senyum yang merekah.

Di belakang Ale, terdapat beberapa anggota Calextro generasi pertama yang menggunakan motornya masing-masing.

"Bang Ale!!!" seru Axel dengan senyumannya. Bang Ale, begitulah para anggota Calextro generasi kedua memanggil Ale. Kakinya kini telah melangkah menuju Ale yang sedang meletakan helmnya.

AZGARA [TERBIT]Where stories live. Discover now