8. Kenapa harus putus?

Comenzar desde el principio
                                    

Hanan mengangguk, tak ada senyum yang tampak di wajahnya, membuat Marselio kebingungan, kemana senyum Hanan yang biasa kekasihnya itu tunjukkan untuknya? Matanya lalu menangkap dua orang lagi yang Marselio yakini adalah kedua sahabat dari Hanan sendiri.

"Kenapa?" Pertanyaan itu menjadi pembukaan kedua setelah basa-basi Marselio tadi.

"Kak.. maaf, tapi ayo kita selesai."

Marselio mengernyit heran, selesai?

"Maksudnya?" Ia layangkan tanya, tidak mengerti atas apa yang Hanan ucapkan barusan.

"Iya, ayo kita selesai."

Marselio makin mengernyitkan alisnya, ia majukan langkah, lalu kembali layangkan tanya, "maksudnya, putus?"

Hanan mengangguk dengan ragu, kalau Hanan boleh meminta, bukan kitanya, bukan hubungannya, tapi- tolong selesaikan keraguan kedua sahabatnya tentang Marselio yang buruk di pandangan mereka.

"Kenapa? Kenapa harus putus?" Tanya Marselio, tidak terima dia, baru satu hari mereka menjalin kasih.

"Maaf ya, Kak. Kali ini gue ikut campur, sorry banget, gue kalo lagi kayak gini gak mandang lo mau senior gue, mau lebih tua dari gue, mau lo ketua mafia sekalipun kalo kata gue lo sinting ya tetep sinting."

Reka membuka suaranya, sudah puas ia menahan untuk tidak berkata demikian pada manusia bernama Marselio Vernando ini.

"Seenggaknya kalo lo mau nembak anak orang tuh di pikir-pikir, lo inget lo masih ada cewek njir, mau di kemanain cewek lo nanti, bener-bener gak punyak otak lu ya!"

Lagi-lagi Agrena yang ketar-ketir dibuatnya, wajahnya sudah panik, menatap tak enak kearah Marselio yang nampak biasa saja.

"Ka.. sabar, gila lo mulutnya nyablak banget anjing, malu!"

"Ngapain malu! Ini orang nih yang harusnya malu! Gue yang nyuruh Hanan mutusin lo, gue gak terima ya temen gue di perlakukan kayak gini! Tolong dong hati nuraninya di pakek tong! Kalo emang lo gak mau putus sama Hanan, ya gantle dong, putusin pacar lo itu!"

Marselio sama sekali tak menjawab, ia melirik kearah Hanan yang terlihat serba salah, cukup lama hening, suara lembut milik Marselio terdengar.

"Hanan?"

Hanan angkat pandangan, ia menatap Marselio dengan tatapan tak enak miliknya. Dan dari sana Marselio tahu segalanya.

"Gue emang udah putus sama Catherine, barusan aja."



"Hanan." Panggilan itu berasal dari Marselio.

Tahu namanya di sebut Hanan lantas mengangkat pandang, menatap Marselio yang duduk berhadapan dengannya di sebuah kedai kecil di sekitar kampus.

"Jadi kamu tahu kalo kakak itu pacaran sama Catherine?"

Hanan hanya mengangguk sebagai jawabannya. Ia jadi banyak diam setelah perdebatan kecil yang mereka buat tadi.

"Hanan, maafin kakak."

Hanan hanya tersenyum, senyum yang tidak tahu bagaimana menjabarkannya. Ia lantas mengangguk, "gapapa, yang penting sekarang kalian udah putus kan?"

Marselio mengangguk, lalu menggusak pucuk kepala Hanan dengan gemas. "Maafin kakak ya, kakak janji gak akan nyakitin kamu lagi."

Hanan hanya mengangguk sebagai jawabannya, ia tidak mau percaya, takut nanti malah mendapat kecewa.

"Kak.."

"Iya?"

"Maafin kata-kata temen ku tadi ya, mereka gak bermaksud begitu, serius deh. Mereka kayak gitu karena takut temennya kenapa-napa aja, sebenarnya mereka baik, baik banget."

Marselio tertawa sebagai jawabannya, gemas melihat raut wajah Hanan yang terlihat panik, ia segitu takutnya ya, kalau teman-temannya buruk di mata Marselio.

"Iya Hanan, gapapa. Kakak tau kok, makanya mereka berani kayak gitu sama kakak, bagus kok, cari temen emang yang harus kayak gitu."

Sorot mata Hanan kembali terlihat tenang, kecemasan di sana perlahan memudar, sinarnya kembali seperti biasanya.

"Makasih ya kak."

"Iya sayangku. Udah, pulang? Atau mau jalan-jalan?"

"Kalo jalan-jalan, boleh?" Hanan menyuarakan pendapat, jujur dirinya hanya ingin menghabiskan hari dengan jalan-jalan saja. Berdiam diri di kamarnya justru berhasil membuat segala pikiran buruk makin berontak untuk masuk.

"Boleh dong, ayo kita jalan-jalan. Kencan pertama kan?" Marselio terkekeh, mencubit ujung hidung bangir milik Hanan, gemas sekali. Marselio tak bisa pungkiri bahwa Hanan memang sungguh menggemaskan.

Sedang Hanan seperti biasa, semburat merah selalu muncul di kedua pipi chubby miliknya. Untuk kali ini, tolong. Tolong biarkan Hanan bahagia bersama dengan Marselio saja.

Definisi jalan-jalan yang sebenarnya, iya.. jalan-jalan mereka bukan hanya pergi ketempat makan atau pusat perbelanjaan, tapi kali ini bisa menempuh waktu hingga 2 jam lamanya.

"Kamu lagi apa?" Tanya Marselio ketika matanya melihat Hanan yang sibuk dengan handphone miliknya, terlihat begitu fokus sekali.

"Mau ngabarin ayah kak."

Marselio mengangguk, dalam detik berikutnya ia mengambil alih handphone tersebut, untuk apa? Jelas untuk berbicara dengan seseorang yang sudah terhubung di sebrang sana.

"Hallo om, ini saya Marselio, pacarnya anak om yang waktu itu jemput."

Hanan jelas menahan napasnya, bagaimana bisa pemuda di sampingnya berkata dengan mudahnya begitu? Hanan saja yang anaknya panik luar biasa!

"Kakak!"

Marselio tak menggubris, lebih memilih menahan kepala Hanan agar anak itu dapat menggapai handphone yang berada di genggaman Marselio sendiri.

"Iya om, saya ajak refreshing aja kok, saya jaga, om tenang aja pulangnya gak malem banget, jam 8 udah saya pastiin sampe di rumah dengan selamat."

"Okee om."

Dan selanjutnya panggilan pun terputus, Marselio mengembalikan handphone tersebut kepada pemiliknya.

"Ayah tadi bilang apa aja?" Hanan layangkan tanya, sebab penasaran apa saja yang ayahnya katakan pada Marselio di sesi perbincangan mereka.

"Gak ada sih, cuma bilangin jangan pulang malem banget."

"Bener kak?"

"Iyaa sayangkuu, yaudah yuk, nanti keburu soree loh." Marselio menggusak pucuk kepala Hanan dengan gemas, selalu. Selalu tersematkan kata gemas di ujung kalimatnya.

Hanan mengangguk, mereka keluar dari mobil bersama, daerah sejuk cocok untuk healing, melepaskan penat untuk hari yang terbilang berat.

Untuk hari ini biarkan keduanya bahagia, untuk esok semoga turut juga.

~~

Haiii

Apa kabarnya?

Maaf yaa Jee sekarang jarang update cepet huhu..

Besok natal, selamat natal buat yang merayakan yaaa ✨

Jangan lupa vote sama komennyaa

See youuu 💚💚💚




[END] It's Okay, Kak.. Donde viven las historias. Descúbrelo ahora