37: Rosa Alba

157 25 18
                                    

Made With Love
Please read with love too.
© venusura

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

[]
Semerbak wewangian dari beberapa jenis bunga merangsek dalam hidung mancung Jeongguk, berkumpul menjadi satu dengan aroma tanah basah yang baru saja disiramnya. Hari ini, Jeongguk menggantikan bunda untuk berjaga di florist, wanita yang dihormatinya itu tak ingin mencari tenaga kerja, tak mudah memberikan kepercayaan kepada orang lain juga beliau tak betah hanya berdiam diri. Alhasil, ketika ada kegiatan yang harus dihadiri, bunda Choi terpaksa menutup toko.

Sejak kali pertama Jeongguk mendaratkan kaki di atas ubin putih diantara bunga-bunga segar yang setengah batangnya tercelup dalam air, ia bersedia menggantikan bunda ketika wanita itu memiliki urusan yang mengharuskan meninggalkan florist. Pun Jeongguk tak keberatan untuk merangkai beberapa ikat bunga dan merawat tanaman cantik itu, sebab Malta telah memberinya banyak pelajaran berharga sehingga bisa digunakannya sebagai bekal.

Serupa dengan Korea Selatan yang merupakan negara maju dan banyak sekali pekerjaan di dalamnya, Malta juga tak kalah saing kendati wilayahnya lebih kecil dari Negara Ginseng. Terlebih Malta juga menawarkan banyak pekerjaan menggiurkan dengan gaji yang mewah. Kendati demikian, tingkat pengangguran di negara tersebut masih tak bisa mengalahkan Korea, tetapi justru membuat helaan napas lelah terurai dari pernapasan Jeongguk.

Pria dua puluh tiga itu sudah meletakkan lamaran di beberapa tempat dalam satu bulan lebih, mendapatkan banyak panggilan wawancara, tetapi tidak untuk jawaban ya sebagai karyawan baru. Alasannya mudah, sebab terlampir surat berkelakuan baik dari kepolisian dan ia tidak lolos dalam hal tersebut, atau alasan lainnya adalah Jeongguk yang merupakan lulusan menengah atas.

Bagaimanapun lelah tubuhnya ketika seharian mengenakan setelan hitam putih dan membawa map coklat di tangan, Jeongguk tak ingin menyerah dengan cepat sebab ia ingin mandiri. Tak ingin lagi bergantung pada orang tuanya yang telah berkorban banyak.

Keluarganya bukan termasuk ke dalam jejeran keluarga Shin yang memiliki penghasilan tetap dan pasti yang tak akan menjadi beban pikiran ketika tua kelak. Bahkan keluarga besar dari kedua orang tua Jeongguk juga serupa, hanya berasal dari keluarga biasa, begitu bersyukur ketika Taehyung mengikatnya dan menjamin hidupnya suatu saat nanti. Tak memikirkan kejadian yang akan terjadi nantinya, serupa kali ini.

Maka Jeongguk harus melakukannya, tersenyum dengan menawan serta bersikap ramah kepada pelanggan, memberikan servis terbaiknya serupa yang ia lakukan selama menjadi perangkai bunga di Malta, hanya untuk memberikan kesan baik dan kenyamanan pelanggan, serta mendapatkan tip yang mungkin akan mereka berikan.

Sejujurnya, Jeongguk bukanlah pribadi lembut dan penuh ketelitian yang akan memotong tangkai bunga secara diagonal, menghilangkan beberapa daun serta memetik kelopak yang tak layak dipajang. Tetapi, ketika ia menyadari bahwa pekerjaan ini memberikan ketenangan, Jeongguk membiarkan diri tercebur di dalam lautan warna-warni indah. Hingga ia mulai nyaman seiring berjalannya waktu, terlebih ketika mendapati kebun pribadi di belakang toko sang pemilik, ia akan betah berlama-lama hanya untuk memberikan kasih sayang pada tanaman itu.

Made With Love ㅱ Taekook (✓)Where stories live. Discover now