34: Hold On

120 24 21
                                    

Made With Love
Please read with love too.
© venusura

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

[]
"Saya hakim yang bertugas pada sidang hari ini, menyetujui pernyataan jaksa untuk menahan Anda, Choi Jeongguk, selama dua tahun."

Jeongguk telah membayar kesalahannya, dan kini ia bisa tersenyum lega kendati harus menetap selama itu di balik jeruji besi. Pun tarikan senyum bangga dari kedua orang tuanya bisa Jeongguk tangkap melalui sudut manik ketika polisi membawanya keluar ruang sidang.

Tiga minggu lalu, Jeongguk telah berjanji untuk membayar kesalahan yang telah diperbuat pada sang kakak. Maka, tungkainya ia bawa untuk menyapa pelataran kantor polisi dan menyerahkan diri. Mengungkapkan kesalahannya bahwa ia telah menggunakan identitas seseorang secara ilegal.

Pria dua puluh satu itu ingin berdamai dengan semesta; dirinya sendiri, Jungkook, Taehyung, dan Yoongi, dan pilihan pertama yang Jeongguk ambil setelah bertanya pada orang tuanya, adalah berdamai dengan diri sendiri. Melalui pilihannya, Jeongguk berharap bahwa Jungkook akan menerima permintaan maafnya, pun hal yang sama berlaku bagi Taehyung dan Yoongi jika waktunya tiba.

Jeongguk telah siap akan semua ini, keputusannya telah bulat. Pada malam ia membeberkan fakta bahwa ia telah menyerahkan diri, ayah dan bunda Choi begitu terkejut, tak menyangka akan pilihan yang putranya pilih. Padahal mereka hanya berpikir bahwa Jeongguk akan berubah dengan cara yang lain, bukan dengan ini. Tetapi, ketika pria itu memberikan tatapan ikhlas serta siap menyandang gelar mantan narapidana dua tahun lagi, orang tuanya memberikan dukungan dan berjanji akan rutin mengunjunginya.

Sehingga ketika baju tahanan dengan nomor pada dada kiri telah tersemat pada tubuhnya, Jeongguk memberikan semangat untuk diri sendiri dan berharap ia tidak akan menyesali keputusan yang telah ia pilih. Dua tahun juga merupakan waktu yang cukup untuk membayar apa yang telah dirinya lakukan kepada Taehyung; membohongi serta membodohi pria itu sebab dendamnya terlampau kuat.

Dalam hatinya, Jeongguk telah menanamkan keyakinan bahwasannya hidup di sini tak jauh berbeda dengan di luaran sana. Ia cukup bertahan selama dua tahun, dan setelah penantian panjangnya, Jeongguk dengan rekah senyum menghampiri ayah dan bunda yang telah menjemput.

Hanya dua tahun, itu yang ia tanamkan dalam hati, lalu akan menjadi Choi Jeongguk seutuhnya selepas melambaikan tangan dari tempat ini.

❦❦❦

Bunyi nyaring rintikan hujan lebat memenuhi lorong tempat tinggal terpidana, memberikan suara relaksasi di tengah heningnya siang pun kehidupan penuh cerita di balik benteng kokoh jeruji besi.

Tetesan tirta membasahi kanopi lorong yang tengah Jeongguk lewati dengan sipir di depannya, berjalan melewati beberapa pembatas besi sebelum akhirnya ia menangkap senyum dua orang yang menjadi alasannya bersemangat menjalani hidup. Ayah dan bunda Choi duduk dengan penuh kasih sayang, menunggu Jeongguk bergabung serupa menanti putranya pulang dari taman kanak-kanak.

Jeongguk sedikit malu ketika berhadapan dengan tangan terborgol, serta nomor pada pakaian birunya, tak berani membalas tatapan dan hanya memandangi dinding di belakang orang tuanya duduk. Tetapi, saat telapak kecil bundanya letakkan pada kaca pembatas, Jeongguk membalas. Mendapati kelopak bunda Choi yang tengah membentuk bulan sabit membuatnya turut menarik sudut bibir.

"Apa sekarang bunda menyesal telah menyetujuimu menyerahkan diri, ya?" Kekehan renyah terurai dari bibir wanita itu, mendengus geli saat tiba-tiba manik Jeongguk berkaca-kaca. "Tapi, bunda dan ayah bangga padamu yang berani membuat pilihan ini. Dan sampai kapanpun juga, bahkan ketika Jeongguk keluar dari sini, kau masih anak bunda dan ayah."

"Bunda," Jeongguk mengusap pipinya dengan punggung tangan, tersenyum dengan manik yang basah akan air mata. "Terima kasih sudah melahirkanku, dan terima kasih juga telah mendidikku, Ayah."

Lelaki Choi yang sedari tadi hanya menatapnya dengan senyum, kini mengangguk kecil, semakin menyipitkan kedua kelopak kala senyumnya semakin lebar. "Ayah dan bunda juga berterima kasih padamu telah bertahan sejauh ini. Bertahanlah dua tahun lagi, dan mari memulai semuanya dari awal, Jeongguk."

Jeongguk memberikan anggukan lembut saat isak tangisnya kembali mereda, masih betah untuk duduk disini dan bercengkrama dengan kedua orang tuanya, berbagi cerita bagaimana teman satu selnya berlaku baik serta menjadi temannya.

Tadinya, bunda Choi sempat berpikir bahwa kehidupan Jeongguk akan begitu sulit, tetapi ketika mendengar penuturan dari bayi besarnya, ia lega dalam relung. Tas yang tadinya tersampir pada sandaran kursi ia ambil kembali, lantas diselempangkan pada pundak sebelum mengucapkan salam perpisahan untuk hari ini. Tetapi ketika ia telah beranjak dari kursi, tangan Ayah Choi menahan. "Kenapa, Yah?" Tanyanya kemudian.

"Sebentar, Bunda." Kalimatnya serupa dengan titah untuk duduk kembali, sehingga sang istri tak memiliki pilihan lain. "Jeongguk," Kini pandangan pria paruh baya itu tertuju pada putranya, "Yoongi akan menjalani konseling pertamanya besok. Keputusan itu juga karenamu, katanya."

"Kenapa aku?"

"Pilihan yang membawamu kemari juga menyadarkan Yoongi bahwa iaharus turut berdamai dengan dirinya maupun kehidupan." Ayah Choi tersenyum, menatap putranya dengan hangat. "Sama seperti Taehyung yang mengalami banyak hal saat kehilanganmu, Yoongi pun sama. Sehingga ia memutuskan untuk mengunjungi psikolog. Ia juga meminta maaf padamu lewat ayah."

Ada sedikit rasa lega dalam hatinya. Lalu apakah Jeongguk begitu tamak jika berharap hubungan mereka akan membaik suatu saat nanti? Jeongguk hanya ingin mengakhiri semua kekacauan yang telah ia buat dengan pelan, dan kini dua hal tengah berjuang untuk itu. Tersisa mencari keberadaan Taehyung dan mengatakan kata maaf.

"Dan Taehyung."

Napas Jeongguk tertahan, tak siap akan nama yang keluar dari bibir ayahnya. Ini terlalu mendadak, ia menyangka jika pembicaraan mengenai Yoongi belum berakhir. Tetapi, secepat kilat sang ayah telah mengubah topik bahasan.

"Dia baik-baik saja. Jadi, tolong tetaplah sehat selama di sini hingga dia menemuimu lebih dulu, ya, Nak? Sebab Taehyung tidak ingin kamu yang menemuinya lebih dulu."
[]

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

Puas ga sama ganjaran yang Jeongguk terima atas apa yang dilakukannya selama ini? Kalau kurang bilang aja, biar aku hukum lagi wkwk

Oiya.. tiba-tiba di otakku terlintas ini selama nulis.. Taehyung x Nina, Jeongguk x Yoongi wkwkwkJadi, gimana? :p

Made With Love ㅱ Taekook (✓)Where stories live. Discover now