24: Gloaming

126 28 13
                                    

Made With Love
Please read with love too.
© venusura

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

[]
Senja membentang sepanjang perairan ketika Taehyung pun Jeongguk baru saja menginjakkan kaki di atas pasir. Saling menautkan tangan dan melempar tawa, mengusir terpaan bayu yang mencoba mendinginkan tubuh. Untungnya sore ini tidak ada awan hitam di langit, pun rintik hujan sepertinya tak berniat untuk singgah ke bumi.

Beberapa jam lalu, keduanya tenggelam dalam obrolan ringan nan bermakna, diiringi melodi lembut yang mengalun dari musik yang Taehyung putar menemani perjalanan tak tentu arah, hanya mengikuti kemana aspal akan berakhir dan di sinilah tempatnya, bentangan perairan luas serta jembatan kokoh yang berdiri di atasnya, menjadikan Busan terkenal ikonik karenanya.

Serupa dengan pasangan lain yang melempar tawa renyah melalui labium, Taehyung pun terkikik gemas kala Jeongguk berputar dengan anggun sembari menenteng sepatu ketsnya pada jari kiri, sedang jari kanan tetap tertaut pada genggaman hangatnya.

Taehyung bernostalgia. Merasakan kepakan sayap kupu-kupu mulai menggelitik seisi perut, membuatnya menggeleng kecil sembari mengikuti ketukan kaki Jeongguk di atas pasir.

Sejujurnya, ia telah memiliki rencana ini ketika di Malta. Mengajak pemuda Choi untuk menghabiskan waktu dengan hanya menatap bentangan biru sejauh mata memandang. Ingin membuktikan pada kekasihnya jikalau Taehyung bisa terlepas dari belenggu masa lalu serta memprioritaskan Jeongguk sebagai kekasih secara layak. 

Namun, ia tak sanggup. Setiap kali bayangan masa lalu terlintas di depan mata, Taehyung total merasa kalah. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk menang, menggenggam Jungkook (yang sejatinya adalah kekasihnya terdahulu, Jeongguk) dalam setiap langkah dan seiring waktu. Sama halnya dengan sekarang.

Sepanjang hamparan pasir juga banyaknya orang yang tengah menghabiskan sore hari, Taehyung menautkan jari panjangnya di sela-sela milik sang kekasih, mengayunkan dengan pelan seiring kaki yang terus melangkah, sementara tangan lain menggenggam botol mineral yang sempat dibelinya.

"Indah," Gumam Taehyung ketika matanya bertemu dengan rona jingga yang menguasai ufuk, "Sepertimu." Menciptakan warna lain yang hinggap pada pipi Jeongguk dengan tarikan bibir secerah matahari Malta.

Ia tersipu, menghabiskan waktu dengan Taehyung tak terasa semenyangkan ini sebelumnya. Mungkin, karena Jeongguk telah mengurangi rasa benci di dalam dada untuk Taehyung dan mengubah perasaan itu untuk dirinya sendiri. Entah benar atau tidak ia menjadi penyebab kematian sang kakak, Jeongguk hanya ingin bersama Taehyung, untuk yang kedua kali kendati ia tak menunjukkan siapa dirinya.

"Kau masih mencintaiku?"

Langkah Taehyung terhenti, menatap tak mengerti pada Jeongguk yang tak balik menatapnya. "Tentu saja," tawanya terdengar renyah, tak mengurangi kelembutan dalam untaian kata yang menenangkan jiwa. "Kita baru saja menjalin hubungan, bagaimana mungkin aku sudah berpaling?" Usakan gemas pada helaian rambut prianya Taehyung berikan, lantas kembali melangkah kemudian.

"Taehyung?"

"Iya, Sayang?"

Jeongguk tak langsung melanjutkan, memilih berhenti ketika tapakan kaki membentuk garis lurus dengan tiang penjaga jembatan di depan sana. Meneguk habis air dalam botol sebelum menghela pelan, menyita tatapan tanya dari dahi Taehyung yang berkerut ringan. "Bagaimana jika kejujuranku menyakitimu?" Akhirnya, ia memutuskan untuk melempar tanya, tak berniat menatap sang kasih sama sekali.

Pria Choi itu juga telah siap dengan segala konsekuensi yang ia terima, entah cepat atau lambat, Taehyung akan tahu siapa dirinya dan mungkin akan memilih pergi. Sebab, Jeongguk paham jika tindakannya selama ini terlampau jahat.

Tetapi, ia justru kembali merasakan tautan hangat pada telapak, membuat Jeongguk mau tak mau mempertemukan manik dengan Taehyung yang tengah melempar senyum selembut sutra pun seindah mawar.

"Tak apa." Katanya, masih dengan tarikan simpul di sudut bibir. "Aku akan menghargai itu karena kau sudah berani berbagi denganku." Hingga setelahnya, Jeongguk memekik dibuatnya.

"Shin Taehyung!" Ledakan tawa dari labium kecil itu justru mendapat pelototan mata tak terima dari Jeongguk, membuat tawa yang tadinya lirih justru semakin nyaring. "Jangan gila! Ini Korea!"

"Tidak ada yang tahu, Jung." Taehyung membela diri selagi masih mencoba untuk berhenti tertawa. Tetapi, ia tak menyangkal kalimat Jeongguk mengenai perbedaan tempat.

Kembali ke negara asal membuat Taehyung banyak berpikir, salah satunya bagaimana jika ia ingin menunjukkan afeksi kepada Jeongguk di depan umum? Ini bukanlah Malta yang di mana pasangan seperti mereka bebas menunjukkan kasih sayang lewat perhatian kecil di depan umum. Sehingga, mencuri kecup ketika tak ada seorang pun di dekat keduanya adalah pilihan terbaik bagi Taehyung.

Sepatu yang semula dibawanya, Taehyung jatuhkan di atas pasir. Bergabung dengan Jeongguk yang lebih dulu duduk di atas alas kaki. "Masih ingin disini?" Kalimat tanyanya menerima anggukan, pun Taehyung tak berniat untuk kembali melanjutkan barang sepatah. Mempersilakan semilir angin menerpa garis wajah keduanya, menerbangkan beberapa anakan rambut dan menampilkan dahi yang sering tertutup poni.

Selagi menunggu sang surya sepenuhnya tenggelam, Taehyung meraih ponsel dalam tas yang ia bawa. Lantas menjepret asal berbagai objek yang menurutnya menarik, termasuk Choi Jeongguk. 

"Jung?" 

Seakan tak mendengar panggilan, Jeongguk memilih untuk tak bereaksi, menimbulkan rengekan kecil dari Taehyung dan sontak membuatnya tertawa.

Bagi Taehyung, ini merupakan peristiwa terindah yang hidupnya lalui. Berbagi tawa serta gurauan menyenangkan dengan Jeongguk, menghabiskan penghujung hari dengan menyantap street food yang mereka beli selagi menunggu malam menyapa. Tak lupa untuk mengambil gambar keduanya dengan mata menyipit akibat senyum.

"I love you."

Pernyataan cinta yang Taehyung utarakan menjadi penutup hari itu, serta potret keduanya yang menampilkan jembatan Gwangan di belakang menjadi potret paling favorit yang Taehyung pilih. Hingga selama perjalanan pulang, pria Shin meninggalkan harapan sepanjang jalan, ingin tetap seperti ini kendati kejujuran begitu pahit seperti yang Jeongguk utarakan sore tadi.
[]

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

Terima kasih sudah mampir, see u!

Made With Love ㅱ Taekook (✓)Where stories live. Discover now