2

13.2K 1.2K 95
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA!

Di hari kedua ini kegiatan belajar mengajar di SMA Garuda telah dilaksanakan sebagai mana peraturan yang berlaku. Di mana peraturan tersebut menjadikan sekolah ini terkenal sebagai sekolah yang berkualitas karena tidak adanya waktu kosong yang terbuang sia-sia. Bahkan kalaupun terdapat guru yang tidak dapat mengisi jadwal mengajar maka akan ada guru pengganti agar pembelajaran tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Terdengar menyeramkan, tetapi inilah sebuah strategi yang mereka terapkan supaya murid-murid berkualitas saja yang dapat bersekolah di SMA Garuda selain dengan seleksi yang ketat di awal. Namun semenyeramkan apapun peraturan tetap saja terdapat pihak yang berani melanggar peraturan tersebut tanpa takut dengan konsekuensinya, mereka itu adalah orang-orang yang orang tuanya memiliki kekuatan untuk melindunginya.

Setelah beberapa jam pembelajaran yang menegangkan akhirnya terlewat begitu saja, murid-murid mulai pergi ke kantin setelah bel istirahat berbunyi di seluruh penjuru sekolah. Hanya beberapa orang saja yang dapat bertahan duduk diam di dalam kelas di saat yang lain memilih untuk mengisi perut mereka. Dan Laviola bukan termasuk kedalam kelompok tersebut, meskipun dirinya bisa dikatakan sebagai murid introvert.

"Bisa lebih cepat beres-beresnya? Takutnya kita gak kebagian tempat lagi kaya kemarin,"

Laviola yang mendengarnya memutar mata tanpa sepengetahuan Jessica yang merupakan tersangka penyebab kekesalannya. Dia tetap melanjutkan kegiatannya yaitu merapikan peralatan tulisnya dilanjutkan dengan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Jessica yang melihat temannya terkesan sengaja memperlambat akhirnya dirinya tarik tangan keduanya sekeras tenaga agar segera pergi ke kantin.

"Ck!"

Laviola melepaskan tangannya dari genggaman Jessica, dia paling tidak suka apabila ada orang yang menyentuh tubuhnya tanpa izin apalagi berbuat kasar seperti yang dilakukan Jessica tadi, meskipun orang tersebut adalah seorang perempuan. Dia memandang Jessica dengan tatapan tajamnya setelah mendapatkan tangannya yang memerah karena perbuatan gadis itu. Seandainya jika ini bukan ruang publik mungkin dirinya akan membalas saat ini juga setidaknya dengan memberikan luka yang sama di tubuh Jessica.

"Ya Tuhan sabar dong Jessica ini aku lagi beresin buku dulu," jawab Aura sembari mengusap-usap tangannya yang tadi ditarik oleh Jessica. Laviola dapat melihat bekas kemerahan di tangan Aura karena begitu kontras dengan warna kulitnya dan semakin Laviola dibuat kesal ketika Jessica tak memiliki niat meminta maaf karena yang ada gadis itu justru malah berdecak kesal.

"Ayo dong cepat! Gue pengen lihat Kak Leon," ujar Jessica dengan penuh penekanan, Laviola mengangkat salah satu alisnya seolah bertanya yang benar saja gadis itu melukai kedua temannya hanya untuk alasan konyol demikian. Memang orang yang jatuh cinta akan bertindak impulsif tanpa tahu apa konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya, setidaknya itulah yang Laviola nilai dari Jessica. 

"Kalau pun memang kamu mau lihat Kak Leon tidak perlu sampai segininya, lagi pula aku yakin Kak Leon pasti tak akan menyadari keberadaan kamu–,"

"Apaan maksud lo!" sela Jessica dengan nada marahnya sembari menunjuk Aura yang telah melukai harga dirinya, Laviola menurunkan tangan gadis itu di saat Jessica masih terus mencerca Aura. Padahal Laviola tahu bahwa Aura mengatakan hal tersebut bukan karena cemburu atau apapun itu, tetapi Aura hanya ingin menyadarkan Jessica untuk tidak lupa bahwa kedudukan dirinya dan Leonardo jauh berbeda.

"Bisa lebih tenang Jessica? Kamu tidak malu ditonton oleh banyak orang?" tanya Laviola sembari menghalau tubuh Jessica yang ingin menyakiti Aura, hal tersebut mengundang banyak mata karena Jessica yang begitu menggebu-gebu memaki Aura. Ketika tersadar dari tindakannya yang bodoh, Jessica melenggang pergi meninggalkan Laviola dan Aura menuju kantin sembari menundukkan wajahnya.

SEASON 1 : LAVIOLA [END]Where stories live. Discover now