Amaira mendorong bahu Arion kasar, ia menatap Arion dengan sorot mata tajamnya.

"Lo cowok bukan sih? sama cewek kok main tangan, pasti lo gak pernah di ajarin sopan santun sama orang tua lo"

"Bangsat! gak usah bawa-bawa orang tua gue!"

Arion hendak menampar Amaira lagi namun tidak jadi saat ia tiba-tiba mendapatkan bogem mentah dari Bima. Bima memukul Arion berulang kali samapi Arion terkulai lemas di lantai yang dingin.

"Banci banget lo beraninya sama cewek" sinis Bima.

Angkasa juga marah sekali ia juga ingin memukuli Arion, namun itu semua sudah di wakili oleh Bima. Jika ia ikut memukuli Arion mungkin sepuluh menit lagi Arion sudah tak bernyawa, yang sekarang ia lakukan adalah membawa Nara ke pelukannya.

"Lo gak papa kan?" tanya Angkasa memastikan.

Dalam dekapan Angkasa, Nara hanya menggeleng pelan.

Angkasa, Bima, dan Aksa tadi pergi ke kelas Nara namun tak menemukan yang mereka cari. Angkasa hanya melihat tas Nara dan Amaira saja, saat ia dan dua temannya mencari Nara dan Amaira. Mereka bertiga malah melihat Arion yang sedang marah-marah ke Nara dan Amaira.

Bima juga langsung tersulut emosi saat Arion hendak menampar Amaira, jadi ia cepat menghampiri Arion dan langsung memukulnya.

Aksa menarik paksa Bima yang masih memukuli Arion.

"Stop Bim! dia udah mau pingsan"

Bima menghela nafas kasar ia lalu menghampiri Amaira dan langsung saja ia memeluk Amaira erat.

"Nah kan, percuma gue di sini, mendingan gue tadi balik duluan daripada jadi nyamuk" Aksa menatap mereka semua sinis enak sekali main berpelukan di depan kaum jomblo, ehh enggak sih...kan Aksa pacarnya banyak.

"Kak Raja ayo pulang" rengek Nara.

Angkasa mengangguk pelan, tadi ia sempat membawakan tas Nara dan Amaira. Setelah Angkasa memberikan tas Amaira, Angkasa lalu menuju parkiran.

Bima, Amaira, dan Aksa juga sama mereka berjalan bersama menuju parkiran sekolah.

Untungnya Bima tidak memukuli Arion samapi pingsan, jadi Arion masih bisa bangun walau tubuhnya terasa sakit semua.

🌻🌻🌻

Dijalan pulang Nara merengek pada Angkasa untuk membeli ice cream lebih dulu. Angkasa menurut saja dan berakhirlah mereka berdua makan ice cream di taman.

"Emm enak banget" girang Nara.

Angkasa tersenyum tipis Nara memakan ice cream persis seperti anak kecil belepotan dimana-mana.

Angkasa mengelap bibir Nara menggunakan jarinya. "Bocil. Makan masih belepotan"

Nara tak mengubris ucapan Angaksa ia kembali memakan ice creamnya.

"Tau enggak kak? tadi aku berantem loh sama Kak Rona" adunya.

"Iya tau"

"Kalau kak Raja lihat pas tadi aku berantem pasti kak Raja bakalan ikut, soalnya seru sih" ucap Nara cengengesan.

"Berantem kok seru, awas aja besok-besok aku denger kamu berantem lagi, aku bakalan buang semua permen kaki kamu!!"

Nara tak mengindahkan ancaman Angkasa, ia malah terfokus saat Angkasa menggunakan aku-kamu.

"Cie... sekaran pake aku-kamu" Nara tersenyum jahil pada Angkasa, ia juga menyenggol bahu Angkasa pelan.

"A-apa sih" gugup Angkasa.

NARAKASA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang